Sekarang waktunya festival kebudayaan.
Kepala sekolah mengizinkan kami untuk bebas sebebas-bebasnya membuat stand apapun. Senista apapun. Dengan syarat cuma satu.
Semua siswa wajib pake kostum. Semakin jelek semakin bagus.
Kalian taulah, Sekolah X alias sekolahku adalah sekolah terabsurd sekolong langit. Makanya kepsek akan memberikan reward terbagus buat yang terjelek.
Tapi sepertinya teman-temanku itu masih punya secuil kewarasan. Di otak mereka masih terpikir buat jadi cosplayer terbagus.
Karenanya sekarang aku galau.
Bagusnya aku pake kostum apa ya?
**********
"Chihara~"
Seseorang mencoba memeluk cewek berkacamata itu. Tapi sepertinya dia ogah dipeluk,makanya ia menimpuk cewek itu pake topi petnya. Si cewek berambut ikal sesiku dan bertampang sok paten itu spontan mengaduh.
"Kenapa kau suka banget nimpuk aku,Chi?" sungut Adit protes.
"Karena aku gak mau orang-orang absurd disini ngira kita ada hubungan yang aneh-aneh atau apalah"sungutnya menjewer pipi Adit.
"Adaw...chew...akow mow tanyaw sheshuwatwo neh...." kata Adit berusaha melepas jeweran Chihara.
"Mo tanya apa?" tanya Chihara melepaskan jewerannya.
"Mo cosplay apa pas festival?" tanyanya ceria. "Temen yang lain udah kutanyai dan mereka udah merancang macam-macam. Kamu gimana?" tambahnya.
Chihara langsung terbatuk. Pertanyaan itu lagi. Ia bingung harus pake kostum apa. Ia tak suka hal-hal seperti ini.
"Jadi.... Higa kali" sungutnya asal.
Alis Adit naik satu. "Higa? Siapa?" tanyanya bingung.
"Lupakan saja" katanya kemudian keluar dari kelas.
***********
"Kayaknya aku terpaksa minta tolong bocah itu"sungutnya kemudian masuk ke dalam rumah.
Di ruang tamu rupanya Chihara telah disambut dua bocah kembar yang penampilannya amat sangat bertolak belakang tengah asik nonton sebuah acara di channel Nista TV yang judulnya Sange itu Sesuatu.
Yang satu pake topi pet dengan hiasan kuping anjing berwarna coklat tua, berjaket lengan buntung biru tua.
Yang satu lagi pake jaket hoodie abu-abu dengan kuping kelinci dan sebuah headphone kuning tergantung di lehernya.
"Yo... Kak Chi. Baru pulang?" kata si topi anjing kalem.
"Yo... Kakak jelek sangar pake banget. Kenapa kau pulang?" sebaliknya si hoodie kelinci malah cengar-cengir menyebalkan.
Chihara tersenyum miring menanggapi kedua bocah kembar yang jadi adiknya itu. Sorot matanya terarah sempurna kepada si hoodie kelinci.
"Iya. Aku baru pulang Rio"katanya berjalan mendekati si hoodie kelinci, "... Dan apa maksudmu dengan kata-katamu tadi Higa jelek. Mau mati?" sungutnya meminting bocah menyebalkan itu.
"Hyaaa.... Ampun. Rio tolong"teriak bocah itu mohon-mohon. Memukul wajah Chihara berkali-kali buat melepaskan diri. Kontan membuatnya melepaskan pintingannya.
"Adaw.... Sialan"Chihara mengejar bocah kelinci bandel itu dengan kesal. Seperti biasa, aksi kejar-kejaran memenuhi rumah ini.
Dan seperti biasa, sebagai satu-satunya makhluk normal di rumah itu, Rio menimpuk mereka dengan sepatu buat menghentikan ritual harian itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Journal of Friend
AcakAku Chihara. Sebut saja begitu. Bisa dibilang aku hanyalah tokoh yang tak penting dalam cerita ini. Ini adalah kisah duniaku. Tentang teman-temanku yang antik. Tentang bagaimana mereka menjadi istimewa dengan keabsurdan mereka yang overdosis. Ya. I...