Part 02

9 4 2
                                    

Bel istirahat berbunyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bel istirahat berbunyi. Semua murid pun lantas bergegas menuju kantin untuk mengisi perut mereka yang sedari tadi sudah keroncongan. Seperti hal nya dengan murid yang lain, Qilla dan teman-teman nya juga bergegas pergi ke kantin.

Sesampainya di kantin, Qilla melihat ke sekeliling kantin, ramai. Jelas saja ini hari pertama di sekolah setelah liburan semester pertama.

"Pada mau beli apa nih?" tanya seorang gadis yang berada disamping Qilla, "makan bakso terus ntar minum nya es teh buatan Bu Tuti pasti enak nihhh."

Aileen Putri Davina. Kerap disapa Aileen Gadis yang selalu banyak omong di setiap detik nya. Qilla sampai bingung, apa mulut Putri tidak cape berbicara terus? bahkan Putri pernah berbicara dengan begitu panjang dan cepatnya, mirip seperti rapper.

"Gua samain aja lah kaya lo. Lo beli apa Ziv?" Ujar Qilla.

"Samain aja. Lagian disini yang jadi favorit kan tu bakso." balas seorang gadis yang bernama Ziva Fitriani, sahabat Qilla.

"Yaudah gua yang pesen, lo berdua cari tempat aja dah sono!" kata Aileen lalu berjalan ke arah ibu kantin.

Qilla dan Ziva pun mengedarkan pandangannya. Untungnya, Qilla melihat masih ada tempat yang kosong. Tempat yang berada tidak jauh dari pintu kantin. Dia pun berjalan cepat ke arah tempat itu setelah menggandeng tangan Ziva. Sesampainya di tempat itu, dia mulai mendudukkan bokong nya di kursi. Sambil menunggu Aileen beserta makanan mereka, Qilla dan Ziva mengobrol perihal liburan kemarin.

"Liburan kemarin lo kemana Qil?" tanya Ziva.

Qilla yang sedang bermain handphone lantas melihat kearah Ziva yang berada di depan nya.

"Ga kemana mana gua, dirumah aja lah kaya biasanya," jawab Qilla.

Ziva lantas menggelengkan kepala nya, "udah gua duga sih. Lo mah nolep Qil."

"Bodo amat, gua terlalu mager buat bepergian," ucap Qilla yang tidak terlalu peduli.

"Enakan juga rebahan di rumah Ziv." Lanjut Qilla.

"Iya deh, terserah lo si ratu nolep...." Kata Ziva seraya merotasikan matanya jengah.

"Emang lo liburan pas kemarin?" tanya Qilla.

Ziva lantas tertawa "Engga siii."

"Tadi aja bilangin gua nolep nolep, taunya lo juga nolep yaa!" ucap Qilla.

"Bu beli batagor 5 ribu, sekalian sama es teh nya."

"Saya juga bu, samain kaya dia."

Tiba tiba Qilla mendengar suara yang tidak asing ditelinga nya. Dia sangat mengenali suara itu. Suara itu berasal dari arah belakangnya, dimana sekarang posisi Qilla membelakangi bu Tuti, ibu kantin.

Qilla menoleh ke belakang untuk memastikan  siapa pemilik suara itu. Dan dugaan nya benar, dia adalah Azka. Cowo yang tadi pagi sudah berada di kelasnya sebelum ia datang. Dia sedang memesan makanan bersama teman sebangkunya, Akbar.

Azka Abbiya Dhiaulhaq, atau yang kerap disapa Azka. Dia adalah cowo yang berada satu kelas dengan Qilla. Cowo yang bisa dibilang paling cerdas di kelas 11 MIPA 3. Dia memiliki sifat yang terkesan cuek, entah itu sifat dari lahir atau sifat karena ketidak sukaan nya kepada orang lain.

"Hallooo guysss makanan kita datangggg!!!" teriak Aileen sembari berjalan ke meja yang di tempati oleh Qilla dan Ziva. Di belakang nya, ada bu Tuti yang turut membantunya membawakan makanan.

"Bantuin napaa, ga ada inisiatif bener lo berdua ya jadi temen," lanjut Aileen bersungut-sungut.

Sebab teriakan si bocah cempreng tadi, akhirnya semua pasang mata yang ada di kantin seketika langsung menatap keberadaan mereka bertiga, termasuk Azka dan juga Akbar.

Qilla dan Ziva seketika meringis dalam hati dan juga menahan malu. Mereka dengan segera menghampiri Aileen yang sudah kesal.

Ziva mengambil pesanan nya yang ada di tangan Aileen, "ga usah make teriak teriak juga kali aii, malu gua tuh."

"Dih kaya masih punya malu aja lo nyet," ejek Aileen.

"Gua masih punya lah anjayy," balas Ziva seraya merotasikan matanya, "emangnya elu udah ilang rasa malunya."

"Sembarangan lo kalo ngomong."

Disaat Aileen dan Ziva sedang sibuk mengejek satu sama lain, Qilla bukan nya melerai malah mengambil pesanannya yang berada di tangan Bu Tuti.

"Sini bu, biar saya aja yang bawa kesana." Kata Qilla kepada Bu Tuti dengan suara lembutnya.

Bu Tuti memberikan pesanannya itu seraya berujar, "ini nak, hati hati yah masih panas baksonya."

"Iya bu," ucap Qilla sambil tersenyum. "Kalau gitu saya kesana ya bu, permisi."

Qilla lalu berjalan kearah Aileen dan Ziva yang masih saja mengejek satu sama lain.
Dia menghela nafas saat melihat keduanya.

"Udah ya berhenti dulu kalian ini, malu tau dilihat yang lain." ujar Qilla dengan suara yang pelan. Aileen dan Ziva pun saling menatap dengan tajam sebelum beranjak pergi dibelakang Qilla ke tempat duduk yang telah dipilih tadi.

Sementara disisi lain, dua cowo yang berada di tempat pemesanan makanan masih belum beranjak. Mereka menyaksikan perseteruan kecil yang disebabkan oleh Aileen dan Ziva. Dan Akbar tidak henti hentinya menatap kagum kearah Qilla.

Azka melirik ke arah Akbar. Menghela nafas, lalu meraupkan tangannya ke wajar Akbar.

"Istighfar!! inget zina mata." Ucap Azka mengingatkan sahabatnya.

Akbar pun kembali sadar dari kekaguman nya dari seorang Qilla. Akbar pun melirik sinis kearah Azka.

"Iya tau. Gua kaga pikun ya Azka." Ujar Akbar dengan kesal. Ia menatap punggung Qilla sebentar dan mengalihkan pandangannya lagi.

"Qilla idaman banget ga si Ka, suaranya itu loh adem bet anjir," lalu ia melirik Aileen yang sedang tidak henti-henti nya mengoceh.

"Beda banget sama si Alien itu tuh." Lanjut Akbar.

"Setiap manusia kan beda-beda," Azka membalas dengan malas.

"Iya sih, tapi kan-
"Ini batagor nya udah jadi nak." Sebelum Akbar menyelesaikan ucapannya tadi, Bu Tuti sudah memotong pembicaraan nya itu.

Azka mengambil uang di saku baju nya, dan membayarkan uang itu kepada Bu Tuti. Ia mengambil pesanannya lalu beranjak ketempat yang ada di pojok. Meninggalkan Akbar yang sedang berdecak diposisinya tadi.

"Tungguin elah, demen amat lo ninggalin gua Ka." Ujar Akbar dengan kesal, "untung lo temen gua, kalo bukan udah gua erghhhh lo."

Azka menoleh kebelakang saat Akbar akan melakukan gerakan tangan didekat leher, gerak yang seakan akan ingin memotong lehernya.

"Apa?"

"Kagak, ini leher gua tiba tiba gatel," balas Akbar dengan tangan yang menggaruk lehernya dan juga dengan tertawa yang dipaksakan.

Azka memicingkan matanya. Lalu detik berikutnya, ia mulai melanjutkan jalannya yang sempat tertunda tadi. Tidak peduli dengan Akbar yang mengomel tanpa suara di belakang nya itu.

'Sabar Bar sabar. Orang sabar pantatnya lebar.'

SHAQILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang