RUN AWAY 2

491 51 1
                                    

Orang-orang bilang, hidupnya sangat enak, hartanya terjamin, fasilitasnya juga. Kemewahan yang berlimpah dan masih banyak lagi, terlebih ia adalah sosok anak tunggal, orang mengira pasti akan dimanja.

Mendengar perkataan orang seperti itu ia hanya bisa terkekeh kecil sambil bergumam,

"apa iya?"
"seenak ini kah gua?"
"mereka kasian banget, termakan oleh ke-bangsatan mereka yang sampai menghapuskan jejak kekerasan pada anaknya, padahal anaknya disini berjuang."
"munafik gak sih gua marah sama mereka?"
"mereka gak tau disini anaknya berjuang mati-matian agar dihargai. Tapi, sampai kapan?"
"capek hidup dibayang-bayang mereka."

"ayok ltmpt lulusin gua, biar gua bisa bebas. Bebas akan kekangan yang diberikan."

Ia sadar akan gumamannya yang cukup lama, rasa capek yang menghantui, rasa ingin menyerah terlalui. Apa kini saatnya ia hidup tenang tanpa masalah? dengan cara meninggalkan dunia dan seisinya?

"Aduh mas, uang saya kurang. Masa 5 ribu doang mas gak mau bayarin. Nanti saya ganti pake gopay deh. Saya mau ice creamnya mas, saya lagi sedih ini" sosok pemuda SMA memohon pada sang kasir untuk dibayari-pembayarannya-yang-kurang.

Namun sosok tersebut mengalihkan perhatiannya. Ia berdiri sambil memberikan uang sebesar 20 ribu pada yang kasir, padahalkan harganya hanya 15 ribu.

"Saya yang bayarin dia, sisanya buat masnya, agar terbuka untuk menolong satu sama lain. Uang bisa dicari mas. Tapi kebagiaan susah dicari." Sang kasir menerima uangnya dengan tatapan sinis dan memberikan pesanan anak muda tersebut.

Anak tersebut tersenyum lebar membuat ia merasakan kebahagiaannya.
"Makasihh kak, makasiiihhh banyakkkk kakkk!" ucapan terima kasih terlontarkan dari mulut anak tersebut.
"Sama-sama! nama kamu siapa kalau boleh tau?"
"Hlurppp... A-aku? Jungwon kak, bagaimana dengan kakak, nama kakak siapa?"
"Hei, pelan-pelan makan es krimnya, nanti kalau kurang aku belikan lagi, tenang saja. Nama-ku? Jake, tapi aku lebih suka di panggil Jaeyun" Jaeyun, Jaeyun adalah nama yang selama ini ia larang untuk dipanggil, katanya sih hanya orang 'tersayang' yang boleh memanggilnya.

"Ih, tidak usah kakak Jaeyun, a-aku harus buat apa buat balas budinya, uangku hanya sedikit. Tidak cukup untuk membeli yang lebih besar dari pada eskrim ini, maaf yaa kak Jaeyun"

"tidak usah balas budi, aku ikhlas."
"Tapi aku tidak enak, kakak disini mau ngapain. Aku temani deh" tawar Jungwon.
"Aku ya? hm... hanya menghirup dan mencari angin. Jam 3 nanti ada pengumuman SBMPTN, kau tahu itu? itu sangat susah untuk diraih."

"OKE, aku temani. SBMPTN? tentu saja aku tahu, aku kan kelas 11. Semangat kak, apapun hasilnya, Jungwon bakalan bangga, karena pasti ada usaha yang besar dilakukan dari ka Jaeyun. Kak, percaya pelangi terjadi sehabis hujan? tapi nyatanya, sehabis hujan tidak selalu ada pelangi. Mungkin bakal ada di hujan selanjutnya? okay!" kata Jungwon sambil melahap eskrim beserta cone crunchynya.

Mendengar itu Jaeyun sendiri merasa ternyata masih ada yang peduli dengannya? walaupun banyak juga yang sudah tidak peduli.

Run Away [jakewon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang