"Kamu mau apa?" tanya suami ketika melihatku berjalan ke arah belakang rumah.
"Menyapu."
"Sudah kusapu, sudah kupel juga."
Oke fix, hari ini aku gagal total!
Ya Allah, semuanya sudah dikerjakan oleh suami.
Ini antara bersyukur sama berkeluh kesah beda tipis. Ha-ha-ha.
Seiring berjalannya waktu, aku mulai menerima bahwa pernikahan itu bukan ajang kompetisi siapa yang lebih baik dibanding siapa, malah bahu-membahu saling mengisi.
Bukankah di situlah letak melengkapi satu sama lain?
Pernikahan jadi ajang untuk bertumbuh lewat ujian yang mendewasakan.
Tidak apa-apa, akui saja bahwa kita penuh kekurangan.
Selanjutnya, fokus ke perbaikan-perbaikan.
Belajar, belajar, belajar.
Ilmu sebelum menikah terasa sekali akan membantu kita dalam berproses.
Benar memang, ilmu sebelum amal.
Meskipun ilmuku juga masih teramat kurang.
Sedikit saja sudah banyak menolong.
Apalagi sebelumnya aku lebih giat membaca, berdiskusi, dan datang ke kajian, ya!
~
~
~
Sumber:
Aji Nur Afifah - Melangkah Searah
(hal 20)
~
~
~
To be Continue
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah Dulu, Baru Jatuh Cinta (Bohyun♡Sohee)
FanfictionCinta bukan segala-galanya, akan tetapi jika ia datang, sambutlah kedatangannya dengan pernikahan, bukan dengan pacaran. Maka, menikahlah dulu baru mencintai. Sumber dari buku: 40 Bekal Wanita Sebelum Menikah (hal. 110) Start: 22 Oktober 2021 End:...
