12. Cancel

43.7K 2K 31
                                    

Sesuai janji Elena, gadis itu kini sedang menunggu Edward untuk menjemputnya di kelas setelah bel pulang sekolah.

"El, yakin gak mau gue temenin sampe si kulkas itu dateng?" tanya Keisya, melirik Calista dan Rose secara bergantian.

Elena menggeleng sambil melemparkan senyum pada mereka bertiga.

"Udah, gue gak papa, kok, sendiri di sini. Bentar lagi juga dia pasti dateng." Keisya menghela nafas panjang mendengarnya.

"Gue temenin, deh!" tandas Rose, mendaratkan bokongnya kembali di sebelah Elena.

"Kita tunggu Lo sampe Edward dateng. Gue takut Lo diapa-apain sama si nenek lampir, El." Calista ikut menimpali, menarik Keisya untuk duduk di sampingnya.

"Gue bisa jaga diri kali!" protes Elena, tersenyum senang atas rispek ketiga temannya tersebut.

Mereka berempat mulai mengobrol diselingi canda tawa. Sesekali Keisya memasang muka cemberutnya saat gadis itu terkena semprot dari Calista atas ketololannya.

"Ekhm!" deheman seseorang yang kini tengah menyenderkan tubuhnya di depan pintu kelas Elena, berhasil membuat ke-empat gadis itu menoleh secara bersamaan.

"Eh! Pangeran Lo udah dateng. Kalo gitu kita cabut dulu ya?" celutak Keisya, berdiri dari tempat duduknya.

"Iya, kita cabut duluan gak papa, kan, El?" izin Calista, yang langsung diangguki oleh Elena.

"Mau gue temenin nobar latihan basket?" tawar Rose, mengangkat kedua alisnya tinggi-tinggi menunggu jawaban Elena.

"Lo pulang aja sama mereka. Gue gak papa, kok! Nanti Lo bosen lagi?" sahut Elena, menatap Rose tidak enak, sementara Keisya dan Calista sudah ngacir pulang.

"Lo yakin?" tanya Rose sekali lagi untuk memastikan. Elena mengangguk yakin.

"Ok! Kalau gitu gue pulang. Jaga diri baik-baik. Byee-byee!!" pamit Rose, sambil melambaikan tangannya, berjalan keluar kelas.

Setelah kepergian teman-temannya, Elena mulai menghampiri laki-laki yang sudah resmi menjadi kekasihnya tersebut.

"Maaf, kamu jadi nunggu lama," sesal Edward, meraih pipi Elena, mengusapnya lembut, menarik kepala gadis itu disusul kecupan manis yang mendarat di kening Elena.

"Gak masalah. Ayok!" ajak Elena, meraih tangan Edward yang berada di pipinya, kemudian berjalan menuju lapangan basket.

Di sana sudah ada Kevin, Liam, Elsaka, dan beberapa anggota tim basket lainnya yang sudah berganti pakaian. Senyum lebar terbit di bibir Elena, menatap takjub pada Elsaka yang terlihat mempesona.

"KAKAKKKK!!!" teriak Elena, berhasil menyentak semua orang yang ada di sana.

Elsaka spontan menoleh, tersenyum manis sambil terkekeh pelan melihat tingkah adik kesayangannya. Tangan Elsaka terangkat, membalas lambaian tangan Elena yang terlihat kegirangan menatapnya di tribun lapangan.

"Jangan teriak-teriak. Nanti tenggorokan kamu sakit, sayang." Edward mencoba menasehati gadisnya.

"Ehee, maaf!" seru Elena disertai cengiran polos.

Edward mengacak rambut Elena gemas. "Aku ganti baju dulu. Kamu mau ikut?"

Elena menggeleng, "Aku di sini aja. Kamu kalau mau ganti baju, sana. Itu temen-temen kamu udah nungguin."

"Jangan nakal, duduk anteng di sini, ya? Aku titip tas ke kamu," peringat Edward, sebelum beranjak dari sana.

Setelah kepergian Edward, tangan Elena segera meraih tas yang dititipkan laki-laki itu padanya, kemudian berjalan menghampiri gerombolan Elsaka dkk.

Possessive FianceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang