Malu

128 6 0
                                    

Kimi
Seneng banget rasanya waktu ngobrol sama anak baru itu. Iya... anak baru tapi juha punya nama. Hana....

Gadis berkerudung lebar yang pernah ku 'paksa' untuk menerimaku duduk bersamanya di satu meja. Untuknya memang hal itu tidak diterima.
Esoknya aku ketemu dia lagi. Senangnya bisa sama-sama ngajar di rumah keduaku apalagi saat denga antusiasnya memutuskan mengikuti pelajaran bahasa jepangku.

Dia cantik. Ia.... dia cantik. Hal yang tak kupungkiri meski wajahnya yang teduh tanpa make up. Senyumnya yang manis yang selalu tersungging di balik balutan kerudung panjangnya. Panjang... dan syar'i.

Aku mengatakannya begitu saja. Dia cantik....
Wajah cantik yang diam-diam selalu kupandang dari kursi belakang saat kita naik angkot bersama.

Anata kirei..... kalimat pendek yang sempat aku ucapkan kepadanya tanpa menatap sedikitpun. Bukan karena angkuh.. tapi sungguh... aku sangat tidak bisa menahan malu luar biasa jika aku harus menatapnya apalagi mengatakan translet indonya. Sungguh ikhwan yang gak banget mungkin baginya. Tapi sudahlah.. aku sudah terlanjur mengatakanya.

Hana
Apa sih Kimi tadi... mau pamitan pakek bahasa jepang. Aku kan gak tau artinya. Ikut kelasnya saja baru tadi. Ah...... nglamun lagi deh...
Bingung mau tanya siapa. Bingung mau browsing artinya. Bukan karena paket data internet di Android ku yang habis, tapi kata-kata yang diucapkan Kimi gak begitu jelas. Istilah asing dan begitu cepat. Otak dan telingaku mungkin butuh out bond biar lebih kompak lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 27, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SenseiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang