Maaf Typo...
And Happy Reading Naa...Pov Pete
Rasa sakit menjalar ke seluruh tubuh bagian bawahku hanya dengan sedikit gerakan, dan tubuhku terasa seperti mau runtuh. Memar dan bekas luka merembes ke hampir setiap bagian tubuhku. Perlahan kubuka mataku dari mimpi buruk itu. Penglihatanku yang kabur mulai terfokus pada cahaya yang menembus tirai hitam yang gelap.
Aku mulai mengingat semua yang terjadi di otakku. Bayangan-bayangan mengalir kembali, seolah-olah memperkuat perasaan penderitaanku sekarang lebih dari sebelumnya. Tolong, biarkan ini semua tidak benar. Kuharap itu hanya mimpi... Bisakah seperti itu saja?
Ingatanku membobol rumah.
Ingatanku ditangkap.
Ingatanku melawan mereka.
Dan bagian yang aku...Setiap ingatan yang menghadap ke wajah satu orang. Semakin aku ingat, semakin aku membayangkan wajah itu di kepalaku. Siksaan dan penderitaan yang aku rasakan berlipat ganda.
Aku memejamkan mata dan mengertakkan gigi karena rasa yang kurasakan di punggungku yang sakit. Aku mencoba menggunakan tanganku untuk menopang diri sendiri. Tapi saat itulah aku menyadari bahwa lenganku ditahan dengan kuat oleh sabuk kulit.
Aku merasakan nyeri pada ototku yang membuatku kram. Aku dengan terpaksa mendorong lenganku untuk melepaskannya dari, tetapi tidak berhasil. Aku masih lemah. Lenganku menjadi sangat memar sehingga hampir tak putus.
"Apakah kamu bangun?" Sebuah suara yang familiar memanggil, dan aku menyadari dalam paranoia sebelum melirik pria yang baru saja melangkah ke kamar tidur.
"Vegas, pemandangan aku," kataku meski suaraku masih serak. Tenggorokanku terasa sangat kering dan perih serta sakit.
"Bangun. Kau hebat, Pete," Vegas, si brengsek, memegang kendi dan menuangkan air ke dalam gelas.
Dia tersenyum lembut lalu mengamati seringai yang menyenangkan. Matanya berkilat puas saat melihat kondisiku. semakin dia terlihat, semakin banyak rasa takut tumbuh di hatiku sedikit demi sedikit. Aku mengangkat kakiku sedikit dan duduk. Meskipun tanganku masih tetap, aku masih ingin menemukan sesuatu untuk menutupi diriku. Atau hanya membuatku merasa sedikit lebih aman.
"Ini, minum dulu." Vegas menghadirkan segelas air ke mulutku. Aku langsung melihat kepala dan melihat pandangan.
"Aku tidak menginginkannya!" Bahkan dari sekali lihat betapa haus aku sebenarnya, aku tidak akan meminta apapun dari orang ini.
"Huh, kamu sudah akan mati dan kamu masih bertingkah keras kepala," kata Vegas sambil nyengir.
Aku tidak menoleh untuk melihatnya. Aku tidak ingin mengingat semua hal yang akan dia lakukan. Aku tahu jika aku melihat wajahnya, aku akan dibawa kembali ke waktu itu lagi.
"Minumlah!" Vegas berteriak keras sebelum meremas pipiku dengan memaksa untuk menghadapinya, mendorong gelas ke mulutku.
"Aku tidak mau! Hmf!" Aku mencoba mendorongnya tapi aku tidak bisa melawannya. Dia menuangkan air ke dalam mulutku, terlepas dari apakah aku bisa meminumnya atau tidak.
"Ack... Hng..." Aku tersedak air yang mengalir ke mulutku dan masuk ke hidungku sampai air mata muncul di mataku karena aku tidak bisa bernapas untuk sewaktu-waktu.
"Hah. Itu lebih baik. Aku membawakanmu begitu banyak, tahu?" kata Vegas sambil meletakkan gelas kosong di samping tempat tidurnya.
"Ack... aku bahkan tidak memintanya! Lepaskan aku! Atau bunuh saja aku sekarang!" Aku memaksa mencoba tanganku maju mundur dengan harapan ikat pinggang akan mengendur.
KAMU SEDANG MEMBACA
VP Side Story + Novel ( Indo Trans)
RomantikIni adalah terjemahan dari Fans untuk Fans Jadi Baca saja, save saja. Aku tidak mendapatkan keuntungan apapun dari menerjemahkan, ini hanya untuk kesenangan dan hiburan saja. Harap untuk tidak men-Share atau menautkan secara umum. Dan Don't Report🙏...