7.

1.6K 83 12
                                    

Maaf Typo...
And Happy Reading Naa...

Pov Pete

"Kamu... Hanya kamu," kataku sambil memejamkan mata.

Padahal didalam hati, aku tidak benar-benar merasa seperti itu sama sekali. Aku ingin mengajukan diri dari sini, tetapi karena apa yang dikatakan Vegas, aku harus berjuang sendiri. biarkan bajingan ini melakukan hal buruk berkali-kali.

Melihat seperti seorang pemburu, mencibir, seolah-olah dia memenangkanku sebagai mangsa. Bibirnya perlahan-lahan membentuk seringai sebelum menghadap ke depan, membenamkan wajahnya di leherku. Mataku tetap terpejam dan tubuhku menegang. Aku merasa merinding di sekujur tubuhku. Si bajingan Vegas mengusapkan perhatian ke seluruh tubuhku. Aku bingung apakah aku benar-benar ingin mati atau ingin tetap hidup dalam tubuh yang kotor ini.

"Bagus, sesederhana itu," kata Vegas, dengan lembut menggigit daun telingaku.

Kata-katanya yang samar berbisik di telingaku membuat tulang punggungku bergerak dan geli. Aku menelan ludah karena aku tahu banyak penderitaan yang akan aku hadapi kali ini.

"Lepaskan aku..." Meski aku tak berdaya dan sikapku berlebihan, mulutku masih ingin tenang untuk menenangkan apa yang dia lakukan.

Aku ingin melawan, aku ingin berjuang. Aku ingin menggunakan semua kekuatanku untuk mengeluarkannya dari tubuhku. Tapi jika aku melakukan itu, aku akan lebih terluka. Vegas sialan itu akan selalu melakukan hal yang sama.

Aku merasakan kehangatan napasnya yang basah menikmatiku, saat dia terus menikmati dan menggigit sesukanya. Semakin dia menyentuhku, semakin aku berdebar-debar. Tangannya yang tebal dengan lembut memanjakan berbagai bagian tubuhku sementara aku terus menegang.

"Vegas... aku mohon."

"Kamu banyak bertanya. Teruslah mengemis, aku suka," kata Vegas dengan nada rendah.

Ujung hidungnya menyentuh tulang selangkaku saat dia perlahan meluncur ke bawah. Begitu ujung lidahnya menyentuh bagian atas dadaku, aku langsung merasakan sensasi baru. Itu membakar seluruh tubuhku saat kesemutan di perutku menyanjung ke perasaanku. Aku menggigit bibirku saat Vegas mulai mengisap begitu keras. Tapi itu tidak sakit seperti sebelumnya, hanya ada perasaan yang tidak bisa dijangkau.

Tapi meski begitu, aku merasakan kepahitan di hatiku. Aku gemetar, dan sebelum aku menyadarinya, air mata mulai mengalir. Aku tidak mau mengakui kelemahannya aku. Aku tidak sedih, tetapi aku dipenuhi dengan penderitaan dan penderitaan yang terlalu berat untuk ditanggung.

Aku bahkan tidak bisa menutupinya karena aku tidak tahu seberapa besar ketakutan yang aku miliki. Tanganku yang juga dipegang erat oleh Vegas terpelintir ke seprai sampai benar-benar kusut. Air mata terus mengalir dari sudut mata.

Vegas, yang mencium dadaku, membeku. Aku tidak tahu apa yang sedang terjadi karena aku terus menggerakkan kepalaku di sekitar tempat tidur seolah-olah aku sedang mencari perlindungan. Kedua tangannya tiba-tiba melepaskanku dari genggamannya. Beban yang tadinya menekan menjadi lebih ringan. Aku menyipitkan mataku dengan paranoia. Si bajingan Vegas menarik diri dariku saat dia menyisir dan menghela nafas berat.

"Aku sedang tidak mood lagi. Kenapa kamu menangis seperti gadis kecil?" Vegas berkata, mulai kesal. Aku buru-buru mundur darinya sampai aku merasakan sandaran tempat tidur menempel di punggungku. Aku mengangkat tanganku dan dengan santai menyeka air mataku.

"..."

"Kenapa?! Apakah kamu sangat mencintaiku?" Vegas bajingan itu. Apa aku langsung tertarik padanya?.

"..." Aku tidak tahu apa yang akan dilakukan Vegas setelah ini. Entah bagaimana, dia tidak terlihat menakutkan dengan perilakunya, dan dia tidak terlihat semarah suaranya. Tapi aku tetap tidak percaya.

VP Side Story + Novel ( Indo Trans)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang