3.

10.3K 900 128
                                    

Reza tetap duduk manis dikursi panjang taman, taman ini ternyata sudah banyak perubahan.

Walau sebenarnya dalam hati terdalam nya Reza sudah sangat kesal karena Aksa belum juga datang, padahal mereka sudah janjian dari satu setengah jam lalu.

Reza menghubungi Aksa sudah tiga kali namun diabaikan oleh cowok manis itu, ia sibuk mengurus administrasi Risa, yah lagi-lagi Aksa harus membuat Reza menunggu karena mengurus gadis itu, tiba-tiba saja Risa mengeluh sakit perut.

Alhasil Aksa lah yang menemani Risa dirumah sakit, karena gadis itu hanyalah gadis rantauan.

Disa yang ikut andil dari masalah ini, terus saja menggerutu menyumpah serapahi Aksa, ia khawatir Reza akan kecewa.

"Ck, Aksa gila atau stress bukannya dia ada janji sama si Reza." monolognya, sambil mundar-mandir di depan pintu rumah sakit.

Aksa berlari menghampiri Disa, yang langsung mendapat pukulan ringan dikepalanya.

"Biar gue yang jaga si Risa, lo pergi aja bukannya lo ada janji sama mantan lo itu." tutur Disa kesal.

"Tapi...."

"Lama-lama gue jahit tuh mulut setan." gertak Disa kesal, ia sangat tak menyukai sikap berlebihan Aksa pada Risa.

"Gue titip Risa ya." pamit Aksa lalu berlari meninggalkan Disa.

"Gak akan gue biarin lo berpaling dari si Reza, enak aja gue aja yang bertahun-tahun suka sama lo, gak lo lirik tapi si Risa segampang itu." tutur Disa, ia memutar bola matanya malas.

_________

Reza sudah sangat kesal, ia beranjak dari duduknya menatap nanar jam tangan nya, sudah dua jam ia menunggu, mungkin saja Aksa lupa pikirnya.

Reza pergi meninggalkan tempat duduknya.

"Kak Eza!" teriak Aksa dengan napas tersenggal-senggal menghentikan langkah Reza.

Reza menghampiri Aksa. "Lo kenapa?" tanya Reza heran.

"Tadi mobil...aku mogok didepan sana...jadi aku lari kesini." ucap Aksa terengah-engah.

Reza mengangguk paham, entah kenapa rasa kesal Reza hilang begitu saja baginya Aksa datang saja sudah cukup walaupun telat.

Setelah beberapa menit mereka hanya diam, keduanya duduk di kursi tadi.

Aksa masih mengatur jantung nya, yang sialnya berdetak tak normal begitupun Reza yang tiba-tiba bingung harus mulai dari mana.

"Jadi?" tanya Aksa tiba-tiba.

Reza menatap Aksa dalam. "Gue masih dengan perasaan yang sama, masih dengan perasaan empat tahun lalu. Gue masih suka sama lo Aksa." tutur Reza sangat lembut. "Gimana sama perasaan lo?" tanya Reza.

Aksa diam untuk beberapa saat. "Aku..."

Aksa ragu, hatinya masih ingin diisi oleh Reza namun bayangan masa lalu dimana Reza menyakiti nya terlintas jelas bagai kaset rusak di otaknya, bagaimana jika Reza belum berubah?

"Maaf, tapi kayak nya perasaan aku udah mulai samar tak sejelas dulu." ucap Aksa merasa bersalah.

Reza meremat celananya, ia menahan untuk tak emosi bukankah ia sudah siap dengan apapun jawaban Aksa.

"Aku minta maaf Kak, luka dulu terlalu membekas dan itu terlalu sulit untuk dilupakan bahkan karena hubungan toxic dulu, aku suka mikir-mikir kalau mau pacaran lagi." tutur Aksa.

Reza berdiri dari duduk nya, ia menatap Aksa dengan kecewa dan juga sedih? Padahal ia sudah menjaga perasaannya hanya untuk Aksa.

"Aku minta ma..."

MINE 2 [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang