#8 Broken Hope

992 159 9
                                    


.
.
.
.
.
.
.
.

Setelah datangnya ambulans ke rumah Seokmyung. Keesokan harinya, Taegyeong mengadakan upacara pemakamannya.

Sang klien menangis mendengar kabar kakaknya yang tlah mati, sedangkan Taegyeong dan Gunwoo pergi keluar ruangan pemakaman dan memulai pembicaraan

"Aku tidak akan memaksa mu untuk bercerita, tapi... Akan lebih baik kau menjelaskan tentang yang terjadi kemarin" -Taegyeong

"Ah.. soal kemaren ya... Anu.. kita cari tempat sepi dulu ya? Baru akan ku ceritakan" -Gunwoo

"Ok.. bagaimana kalau di dekat tangga keluar rumah pemakaman di sana? Di situ cukup sepi" -Taegyeong menunjuk ke arah tangga sepi yang tak di lewati siapapun

"... Oh di situ ya, baiklah" -Gunwoo

Mereka berdua berjalan ke arah tangga tsb dan duduk di sana.

"Dulu... pernah ada orang yang meninggalkan dunia seperti ini. Ia menggantung dirinya di depanku. Dan sebelum ia melakukan itu... Dia berkata kalau... Lebih baik jika aku tidak di lahirkan" -Gunwoo

".... Dan orang itu adalah ibumu?" -Taegyeong

"Ya begitulah. Ketika aku mendengar ucapannya, Sejujurnya aku ingin mengikutinya mati juga" -Gunwoo menatap ke arah Taegyeong

Taegyeong yang mendengar ucapan Gunwoo mengerutkan dahinya

"Bukankah itu lucu? Jika ibuku tidak ingin melahirkan ku... Lalu kenapa ia mengandungku selama 9 bulan sampai lahir. Namun akhirnya juga... Ia menyiksa ku dan menyalahkan ku atas penderitaan yang ia terima sampai akhir hayatnya" -Gunwoo memejamkan matanya dan mengatakan ucapannya dengan nada bercanda

"Kau tau... Rasanya sangat hampa dan kosong ketika ibuku mengatakan hal menyakitkan itu. Aku tidak menangis, tapi... Menyalahkan diriku sendiri, 'untuk apa aku lahir?' adalah yang terlintas di benakku saat itu" -Gunwoo

Gunwoo tiba tiba tersenyum
"Tapi ya.. untung saja ayahku datang dan menyelamatkanku. Kalau saja ia tak muncul... Aku pasti sudah mati di tempat mayat ibuku membusuk"

"... Bagaimana dengan ayahmu? Ku dengar ia memiliki keluarga lain juga selain kau dan... Ibumu juga.." -Taegyeong

"Ah.. soal itu.. yaaa, keluarga baru ku selain ayah dan Yooha, menganggap ku sebagai hama di dalam keluarga nya.. aku sering di kurung oleh ibu tiriku jika ayah ku pergi bekerja. Atau tidak, ia akan menyuruhku menghapal 20 buku dalam 1 hari sampai hidungku keluar darah" -Gunwoo menggaruk tungkul lehernya

"Taegyeong.. aku lemah sekali ya?" -Gunwoo

Gunwoo bertanya kepada Taegyeong. Taegyeong menjawab dengan penuh keyakinan dan rasa amarah kepada keluarga Gunwoo yang masih ia tahan. Ia langsung memeluk Gunwoo dan bersandar di atas kepalanya

"... Ya, kau lemah. Tapi... Itu karna kau tidak memiliki orang untuk bersandar, tak ada orang yang memerdulikanmu ketika kau kesulitan saat itu" -Taegyeong

".. Tapi... Kau menjadi kuat dan memendam rasa kesedihanmu sedari dulu. Kau berhasil hidup sampai sekarang juga, sudah membuktikan kalau kau orang yang kuat, dan aku mengaguminya." Taegyeong melanjutkan kata katanya

"Itulah sebabnya... Jadikan aku sebagai orang yang menjadi sandaranmu, Gunwoo" -Taegyeong memegang tangan Gunwoo dan mendekatkannya ke mulut miliknya

Gunwoo tersenyum canggung, dengan melihat apa yang di lakukan Taegyeong

"... Bukankah ucapan seperti itu harusnya kau simpan untuk orang yang ingin kau nikahi di masa depan?" -Gunwoo melepaskan tangannya dari Taegyeong dan menjitak dahi Taegyeong

Harem Gunwoo? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang