three

5 1 0
                                    

Siang hari kelihatan sangat terik, mentari bersinar membakar cakrawala. Hari ini, setelah dua mata pelajaran berlalu, jam istirahat pun datang. Anak-anak kelas IIA SMU 1 Tegal bergerombol menyerbu keluar. Mereka berebutan saling mendahului.

Tidak seperti Taeyong, lelaki cantik idola kelas itu masih kelihatan tenang di bangkunya. Disampingnya Ten dengan tatapannya yang sewot. Tentu saja dia memasang tampang konyolnya, karena dari tadi Taeyong tidak meladeni pertanyaannya.

lelaki manis itu agak kesal juga dengan sikap Taeyong. Dia kesal karena sahabatnya itu tidak mau memberitahukan kenapa dari tadi dia melamun. Padahal waktu itu jam pelajaran nya Bu Irene yang dikenal killer.

"Taeyong, kenapa sih kamu berubah drastis, tidak seperti kemarin-kemarin?"

"Maksudmu berubah drastis itu seperti apa...?"

"hufftt..." Ten menghembuskan nafasnya pelan dia kesal dengen sikap Taeyong akhir-akhir ini

"Tae, aku sangat tahu kamu, kau tidak seperti biasanya melamun terus sampai habis pelajaran bu Irene, hampir saja tadi kamu kena semprot guru killer itu kalau tidak segera ku tegur"

"Gimana sekarang, kamu lihat kelas sudah kosong, tidak ada orang lain selain kita, kamu mau ke kantin atau mau bertemu dengan pujaan hatimu?"

"Nah, mengelak lagi kan. Lagian siapa yang menjadi pujaan hatiku"

"Lho, gossip terbaru yang dengar kamu udah jadian sama si Johnny itu"

"iih...kamu cepet banget percaya sama gosip"

"Tapi benar kan...?" Merasa tebakannya tepat, Taeyong hanya senyum-senyum saja melihat perubahan wajah sahabatnya.

Memang saat itu Ten merasa pipinya berubah memerah. Ucapan Taeyong barusan tidak bisa dielakkan lagi. Selama mereka bersahabat Ten paling tidak bisa menyembunyikan perasaannya. Lebih-lebih soal hati, dia sering cerita kepada Taeyong.

"Aku memang tidak bisa mengelak darimu, Taeyong. Tapi kamu paling licik dalam hal yang satu ini. Kalau ditembak, kau malah balas menembak. Aku akui aku kalah"

"Nah, gitu dong. Berarti benar gosip-gosip itu"

Ten terpaksa mengangguk, dia tersudut dan tidak bisa berkelit lagi.

"Tapi kapan kamu mau menceritakan kepadaku tentang penyebab perubahan mu akhir-akhir ini"

"Tenang saja, pasti akan ku ceritakan, tapi tidak sekarang. Aku butuh saat yang tepat untuk ku ceritakan padamu. Sekarang apa rencana mu, ke kantin atau bertemu arjunamu"

"Kamu tidak keberatan kalau aku tidak bisa menemaniku ke kantin?"

"Tentu saja tidak, masa aku mau merusak suasana hati sahabatku yang tengah berbunga-bunga ini"

"Terimakasih atas perhatianmu, Taeyong. Kamu memang sahabat terbaikku"

"hahaha... iya sama-sama, tapi ingat!"

"Apa...?"

"Ingat-ingat pesan mama. Jaga si Johnny itu, jangan sampai dia melirik wanita lain."

"Ah, kamu bisa aja. Tentu dong, aku akan selalu mengingat pesanmu mama, sekarang aku permisi dulu, anakmu ini ingin pergi berkencan"

Ten meninggalkan Taeyong sembari menunduk memberi hormat. Tingkahnya yang lucu mengundang tawa, seperti anak kecil saja.

Taeyong hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya. Selamat bersenang-senang sobat, sambutlah hari indahmu dengan penuh keceriaan. Lirik Taeyong.

Kemudian barulah dia melangkah kaluar, lelaki cantik itu tidak menuju kantin, melainkan dia lebih tertarik untuk menghabiskan masa istirahat di taman sekolah. Disini dia merasa kesejukan angin yang berhembus.

Panorama cinta - [Jaeyong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang