Curhatan Hati Romeo

6 0 0
                                    

Romeo Lavante, anak laki-laki yang kehilangan jati dirinya sekitar tiga jam yang lalu. Lebih tepatnya ia amnesia. Dirinya sedang duduk-duduk di pusat kota Landburgh sambil mengernyit kesal. Beberapa orang asing kadang menghampiri karena prihatin melihat Romeo yang terus-terusan duduk menyendiri di pusat kota yang ramai. Itu semakin membuatnya kesal.
Kalau mau tahu dari mana semua ini berakar, pohon magis Nerhopia jawabannya. Pohon magis di tengah-tengah danau dengan seribu warna daunnya. Romeo tidak tahu apa yang terjadi sebelumnya, yang ia tahu para peri Nepholia berhasil membangunkannya dari mimpi indah–ralat, dari mimpi menyesatkan yang dibuat sang tuan pohon nan agung itu.

Flashback

Salah satu peri dengan anggun dan berani datang menghampiri. “Wahai manusia kecil, Siapa namamu?”
Romeo mengernyit, agak kesal juga dengan panggilan peri itu padahal dia lebih kecil dan mungil dibandingkan Romeo.

Lama berpikir, sang peri kembali bertanya, “Apa kau tidak ingat?”

“Namaku? Eum ... Ro–meo Lavante?”

“Romeo Lavante?"
“Siapa itu Romeo Lavante?”

“Kau! Itu yang terucap dari mulutmu saat aku bertanya tentang namamu.”

“Tidak, aku hanya mengucapnya karena itu yang terlintas di pikiranku bukan karena berarti itu benar-benar namaku.”

Peri-peri lain datang menghampiri setelah sebelumnya bersembunyi di balik dedaunan Nerhopia.

“Jadi, siapa namamu yang sebenarnya?"

“Itu berarti namamu! Karena yang pertama kali terlintas dalam pikiranmu.”

“Itu wajar Neline, Nerhopia yang agung pasti menghapus ingatannya,” kata salah satu peri kepada peri yang pertama kali menghampiri Romeo.

Neline menghela napas. “Bukan dihapus, ingatan manusia tidak benar-benar bisa dihapus. Nerhopia yang agung hanya menyembunyikan ingatan anak ini di bagian terdalam memorinya dan menguncinya.”

“Anak yang malang,” sahut peri lainnya.

Romeo terdiam, bingung mau menjawab apa. Kepalanya pusing. Ada banyak peri mengitarinya dan memandangnya prihatin. Romeo akui, dia sepertinya benar-benar hilang ingatan.

Melihat Romeo yang semakin kebingungan, Neline memotong ucapan teman-temannya. “Romeo Lavante. Untuk sementara waktu sampai ingatanmu kembali, anggap saja itu namamu–“

“Karena itu yang terlintas pertama kali di kepalamu–“

“Lilya, jangan memotong ucapanku! Dan Romeo, pin berlambang bintang merah itu adalah lambang bangsawan kerajaan Nevoille, terletak di Utara benua Ansca. Cobalah pergi ke pusat kota Nevoille, Landburgh dan pergi ke bagian layanan masyarakat bangsawan untuk mencari tahu tentang dirimu. Mungkin saja kau bisa menemukan petunjuk di sana.”

“Oh-oh, ada pin lainnya–” Peri lain datang dari atas sambil memberikan pin berlambang naga hitam kepada Romeo. “Nerhopia yang agung yang memberikannya padaku, katanya ini jatuh saat Romeo menghampirinya.”

Flashback off

Dan di sinilah Romeo sekarang, duduk di bangku panjang depan gerbang layanan masyarakat bangsawan sudah sekitar sejam yang lalu. Kenapa tidak langsung masuk? Apa karena tidak diperbolehkan masuk? Tidak juga, menurut dirinya sendiri, tidak heran kalau dia seorang bangsawan. Fisik Romeo yang seperti anak laki-laki berumur 10 tahun terlihat bagus. Surainya hitam legam yang lebat, acak-acakan mungkin karena baru bangun tidur setelah sekian lama ditidurkan oleh pohon magis tapi tetap tidak membuat penampilannya minus. Netranya merah terang, dengan kulit putih pucat. Alasan kenapa orang-orang datang menghampirinya juga karena wajahnya yang tampan dan lucu itu bak kucing kehilangan arah. Walau pada dasarnya dia memang benar-benar kehilangan arah.

LALU KENAPA TIDAK MASUK? Persetan dengan Nevoille, rasanya Romeo mau kembali tertidur saja di bawah pohon Nerhopia. Itu karena ternyata kerajaan yang ia datangi ini sedang dalam keadaan yang kacau balau sejak setengah tahun yang lalu. Dragon de mémoire , salah satu dari 12 naga tertua di bumi tiba-tiba lepas dan mengamuk. Naga itu terbang mengamuk di atas langit Nevoille. Konon katanya, ia mengamuk karena tuannya tak kunjung datang menghampirinya.

“Benar-benar naga yang menyusahkan,” cibir Romeo.

Lalu apa hubungannya dengan keadaannya sekarang? Sama seperti bayi yang mengeluarkan air mata saat menangis, naga ini mengeluarkan  serbuk perak yang berhasil mereset otak-otak manusia apabila terkena serbuknya. Setengah masyarakat kerajaan Nevoille jadi seperti orang tolol yang tidak mengenali siapa suaminya sendiri, saudaranya sendiri bahkan rumahnya sendiri. Hal itu membuat banyak kekacauan, dan seminggu yang lalu mayoritas pekerja layanan masyarakat bangsawan juga ikut terkena serbuknya dan mengakibatkan pekerjaan mereka terhambat karena ingatan yang terganggu. Itu kenapa layanan masyarakat bangsawan ditutup untuk sementara. Logikanya, siapa yang bisa memberi tahunya tentang jati dirinya di saat mereka juga hilang ingatan?

“Aku tidak tahu siapa tuan dari naga yang merepotkan ini tapi sungguh, terkutuklah kau, Tuan! Lain kali ajak Nagamu pergi mengitari dunia agar ia tidak merengek!” Romeo bersungut-sungut, tidak ada yang lebih menyebalkan saat kau terbangun dalam keadaan tidak tahu apa-apa dan sekarang pun tidak tahu harus bagaimana.

“Lagipula apa salahku dengan pohon sialan itu? Sampai-sampai ia menghapus ingatanku. Seakan tidak ingin rahasia tentang dirinya bocor karena aku.”

Jingga mulai mewarnai langit-langit Landburgh, jumlah orang yang berlalu-lalang mulai berkurang menandakan peralihan waktu menuju malam.

Romeo menghela napas, “Lalu apa yang harus aku lakukan sekarang?”

.
.
.
End.

Cerpen KutukanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang