Tarantula Biru

3 0 0
                                    

Meona tersedak, jantungnya hampir jatuh ke bokongnya, jiwanya hampir pergi meninggalkan raganya kalau-kalau tidak ia tarik kembali untuk tetap menetap. Apa yang ia lihat sekarang terlalu cepat dan memuakkan. Meona rasanya ingin muntah, saat tarantula biru sebesar rumah melahap dan membunuh orang-orang di desanya. Meona sekarang sedang sembunyi di balik semak belukar, sekujur tubuhnya kaku, netranya membola dengan sempurna, Meona tidak akan mengelak kalau tiba-tiba ada bola mata yang jatuh ke tanah, itu pasti punya dia. Rasa panik menjalar dari ujung kepala sampai ujung kaki, Meona mau pergi tapi tidak bisa. Netranya terus terpaku memandang hamparan manusia-manusia yang tubuhnya tak lagi satu. Para ahli penyihir mulai bergerak untuk melawan tapi kelewat cepat, tarantula itu menebas kepala salah satu penyihir dan sialnya terlempar sampai ke depan kakinya. Meona memekik tapi dengan cepat menutup mulutnya dengan paksa, untungnya tarantula itu lagi disibukkan dengan serangan para penyihir jadi Meona setidaknya aman. Tapi tidak dengan mentalnya, Meona menangis dalam diam. Kepala utuh berhias darah itu masih membuka matanya, memandang tepat ke arah Meona. Kakinya lemas, ia tidak kuat. Meona mecoba bangkit, ia mundur perlahan sambil berbalik dan jantungnya tersentak dengan kuat saat ia melihat bayi tarantula biru sebesar setengah badan ibunya berada tepat di depannya.

Sukses besar, Meona rasa jantungnya benar-benar jatuh meluncur ke tanah. Tepukan dari belakang bahunya membuatnya spontan berteriak kencang.

"Eh, maap neng, kaget banget ya?" Meona mengerjap kaget saat melihat kakek-kakek di sampingnya dan tempatnya yang berubah menjadi jalan setapak di luar desanya.

"maap ya neng, abis neng diem terus di tepi jalan. Saya pikir kesambet."

Meona mengerjap, "Pak, jangan ke desa dulu! Ayo pergi ke pusat daerah untuk melapor. Saya dengar Tarantula biru kembali menyerang desa!"

Satu hal yang sangat Meona syukuri setelahnya, jantungnya tidak benar-benar jatuh ke bokongnya.

.
.
.
End

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 30, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cerpen KutukanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang