Di malam hari saat bulan purnama bersinar cantik, bangkitlah seorang putri terkutuk dari kematiannya. Putri cantik yang malang, kebangkitannya jelas untuk mencapai pembalasan dendam yang sempurna terhadap keluarga kerajaannya sendiri. Dalam ruang senyap, lembab yang gelap itu, hanya ada dirinya seorang di tengah-tengah ruangan beserta peti matinya. Dan dari ruangan itulah rencana pembalasannya dimulai. Hari demi hari Sang Putri menjalankan rencananya, satu-persatu keluarga kerajaan tumbang. Darah para pewaris tahta menghiasi istana putih itu, tapi salah satu pangeran berhasil selamat karena berhasil mengambil hati Sang Putri namun sayangnya itu hanya serangkaian rencana liciknya saja untuk pada akhirnya membunuh Sang Putri terkutuk yang bangkit kembali. Kerajaan kembali damai walau anyir darah dan kebohongan busuk masih turut mendampingi istana putih nan cantik itu. Lalu pada malam hari di saat bulan purnama bersinar dengan cantik, bangkitlah seorang putri terkutuk dari kematiannya. Putri cantik yang malang, kebangkitannya jelas untuk mencapai pembalasan dendam yang sempurna terhadap keluarga kerajaannya sendiri. Dalam ruang senyap, lembab yang gelap itu, hanya ada–
“Sebentar, kenapa ceritanya balik ke awal?”
“Memang begitu Nael, karena ini kisah Sang Putri yang ingin balas dendam. Kak Lena lanjut ya.”
Dalam ruang yang senyap, lembab yang gelap itu. Hanya ada dirinya seorang di tengah-tengah ruangan beserta peti matinya. Dan dari ruangan itulah rencana pembalasannya dimulai. Hari demi hari Sang Putri menjalankan rencananya, satu-persatu keluarga kerajaan tumbang. Darah para pewaris tahta menghiasi istana putih itu, tapi salah satu pangeran berhasil selamat karena berhasil mengambil hati Sang Putri namun sayangnya itu hanya–
“Tunggu sebentar, kalau tetap dilanjutkan akhir kisahnya akan tetap sama, Kak Lena!”
“Sudah kubilang, memang seperti itu kisahnya, Nael.”
“Tapi kak Lena, Sang Putri kan tidak berhasil balas dendam.”
“Dan karena itulah ia terus bangkit dari kematian demi pembalasan yang sempurna.”
“Kalau begitu, Sang Putri tidak boleh jatuh cinta oleh Sang Pangeran agar pembalasannya berhasil!”
“Memang itulah yang harus dilakukan Sang Putri tapi sayangnya dari kehidupan pertama pun, ia selalu kalah oleh Pangeran licik itu.”
“Jadi Sang Putri terus mengulang waktu?”
“Iya, ia terus mengulang waktu agar sampai di masa di mana ia akan berhasil tanpa terjerat cinta palsu adiknya sendiri.”
.
.
.
End