🌁
Setelah kejadian itu, Irene tidak menunggu waktu lebih lama lagi untuk menginap di rumah orang tuanya. Saat supir pribadi mereka menjemput, dia langsung membawa Yerim keesokan harinya. Liburan tahun ini terasa sangat berbeda. Mengenai Seulgi, Irene seperti tidak pernah mengenal sosoknya. Dia tidak menjawab telpon ataupun membalas pesan dari Seulgi, seperti hari-hari biasa. Dengan menyesal, dia memilih untuk menjauh kali ini. Irene belum siap dengan berbagai alasannya. Dia harap Seulgi mengerti.
Ini malam natal, Irene dan ibunya sedang sibuk di dapur menyiapkan makan malam istimewa untuk keluarga. Irene suka sekali dengan hal masak-memasak tapi akhir-akhir ini dia sama sekali tidak semangat melakukannya. Masakannya terkadang hambar atau terlalu asin, bahkan ada yang hangus, selalu ada saja kesalahan. Sejak kedatangannya yang mendadak hari itu, ibunya tau ada sesuatu hal yang tengah mengganggu pikiran Irene. Terakhir kali sang ibu melihat Irene sediam ini adalah saat pertengkaran pertamanya dengan mantan suaminya yang ringan tangan. Sudah beberapa kali juga sang ibu mendapati putri satu-satunya itu melamun bahkan saat menemani Yerim bermain.
“Aku tidak sengaja melihat foto Yerim dan seorang pria di ponselmu.” ibunya tersenyum kecil melirik Irene yang tiba-tiba berhenti memotong bawang, tubuhnya tegang seperti remaja yang tertangkap basah memiliki pacar baru. Ibunya tau hal ini pasti sulit untuk Irene tapi dia akan ikut bahagia kalau Irene bisa kembali membuka diri untuk cinta. “Kalau boleh aku tau, siapa dia? Dia terlihat akrab dengan cucuku.” tanyanya pelan sambil memberi bumbu di kuah sup buatannya. Dia tidak bisa melihat wajah pria itu tapi kedekatannya dengan Yerim ataupun putrinya perlu dipertanyakan. Ibunya cukup lama bersabar dari kemarin, menunggu Irene untuk bercerita tentang pria misterius itu tapi sepertinya tidak berhasil karena suasana hati Irene yang tidak bagus. Dan dia tidak ingin memaksa putrinya.
“Bukan siapa-siapa.” jawab Irene singkat dan padat. Tidak tertarik dengan topik itu. Dia kembali melanjutkan kegiatannya tanpa menoleh pada sang ibu. Dia seharusnya menghapus foto itu. Untuk apa disimpan. Dan sekarang sang ibu semakin yakin jika ada yang tidak beres. Ibunya sadar, bukan hanya Irene yang bersikap aneh, Yerim pun sangat rewel beberapa hari ini. Yerim akan menangis tanpa sebab. Tidurnya tidak nyenyak seperti sedang bermimpi buruk. Dia selalu marah pada Bora yang tidak bersalah. Dia juga tidak mau lama-lama digendong nenek atau kakeknya.
“Irene, apa terjadi sesuatu? Apa pria ini menyakitimu dan cucuku? Kau ingin bercerita kepada ibu?” dia sangat khawatir. Sang ibu tidak akan diam saja jika itu benar. Dia dan suaminya juga trauma. Mereka berdua masih sangat merasa bersalah pada putri mereka karena perjodohan itu. Terlebih sang ayah, dia akan menjadi ayah yang super protektif jika terdengar ada pria yang sedang mendekati Irene.
Irene mendesah berat lewat hidungnya. Kata menyakiti dari ibunya untuk Seulgi terdengar seperti fitnah yang kejam. Seulgi bukan pria seperti itu. Dia ingin sekali mengatakan hal itu dengan lantang pada ibunya. Tapi dia terlalu lelah. Batinnya lelah memikirkan Seulgi, Yerim dan dirinya sendiri. Irene adalah tipe wanita yang selalu memendam perasaannya sendiri. Dia tidak akan mengatakannya pada siapapun sampai dia tidak bisa menahannya lagi. Tidak tau harus memulai cerita dari mana dan akhirnya sekarang kefustrasian itu sudah mencapai batasnya. Irene menatap ibunya dan seketika menangis seperti anak kecil di pelukannya.
-
Seulgi menatap kontak telpon Irene dan mendesah lemah untuk kesekian kalinya. Malam yang dingin dan semakin sepi untuknya. Dia memilih merayakan natal tahun ini sendiri di rumah sewaannya. Tidak ada yang istimewa dimeja makan. Sama saja seperti hari-hari biasa. Yang berbeda hanyalah, Seulgi merindukan Irene dan Yerim. Dia sangat ingin bertemu keduanya.
Seulgi tidak bisa tidur malam itu. Pagi harinya, dia kembali ke apartemen Irene. Dia sangat ingin bicara empat mata pada Irene tentang apa yang terjadi diantara mereka tapi sayang tidak ada yang membukakan pintu. Saat dia bekerja untuk membersihkan debu-debu salju di kaca apartemen, tirai familiar itu pun selalu tertutup. Saat itu Seulgi sadar jika Irene dan Yerim tidak sedang berada di rumah. Tapi dia tidak menyerah begitu saja. Harus ada kejelasan status untuk kebaikan mereka bersama. Dia terus mencoba keberuntungannya dengan menghubungi Irene, mengiriminya pesan dengan berbagai alasan seperti menanyakan kabar Yerim tapi hasilnya tetap sama. Irene menghindarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ʚ SKY SERVICE ɞ end ʚ
FanfikceTangan Irene perlahan terangkat untuk menyentuh wajah Seulgi, gemetar seperti orang takut. Irene menginginkan pria penyayang yang tidak sengaja dikenalnya ini bukan hanya sebagai tamu istimewa saja tapi lebih dari itu, menjadi pria istimewa dihatiny...