DUG!!!
PROK PROK PROK!
Ditengah kegiatan cuci tangannya, gadis Nakamura memicingkan pendengaran sekalian matanya habis dengar riuh orang-orang di luar rest room, "Tunggu ... Aku nggak salah denger 'kan ini ... "
Golden Buzzer kedua selama audisi We Got Talent musim kedua berlangsung.
Dari pengalaman-pengalaman Kazuha waktu nonton acara ini sejak musim pertamanya ditayangkan, juri tidak asal pilih tidak asal tunjuk siapa yang bakal mereka kasih tombol emas berharga itu. Penilaian mereka ketat dan berstandar tinggi.
Tapi Golden Buzzer kedua tepat setelah Golden Buzzer pertama baru tampil? Pertama kali terjadi dalam sejarah acara pencarian bakat We Got Talent ini.
"Rival kuat lainnya. Tapi yang ini ... aku harus waspada dan usaha lebih." Kazuha jadi penasaran sendiri dengan sosok yang agaknya berhasil memikat hati juri itu. Bergegas dia keluar dari rest room, tatap benda persegi panjang LED yang dipajang di ruang tunggu kontestan buat memantau keberjalanan audisi.
Seorang pemuda.
"Terima kasih banyak judges, terima kasih!" serunya sumringah sambil terus membungkuk tanda sangat amat berterima kasih. "Selamat Seunghan! Penampilan kamu hari ini spektakuler, nggak bingung judge Jeongeui sampai jadiin kamu Golden Buzzer-nya," ucap salah satu juri yang duduk di sebelah juri yang baru saja dia sebut namanya--Judge Noh Jeongeui.
Wah, emang bener kayaknya penampilannya keren banget, sampai bisa narik hati seorang Noh Jeongeui. Sedikit informasi, Noh Jeongeui merupakan seorang penyanyi sekaligus aktris yang sudah banyak mengantongi banyak penghargaan di usianya yang cukup muda tersebut. Meskipun begitu, usia bukan halangan dirinya bisa punya banyak pengalaman di industri ini.
Kembali lagi ke cerita, Kalau Kazuha boleh jujur, dia jadi khawatir sendiri dan pikirannya jadi terbang kemana-mana. Kalau rival yang kuat terus berdatangan pasti kompetisi ini bakal tambah sengit bukan? Tapi di sisi lain aku nggak ingin mentalku jatuh cuman karena kompetisi bakat. Kalau aku gagal bawa pulang 1 miliar itu gimana nasib ekonomi keluargaku? Nggak bisa selamanya pakai uang pensiunan papa 'kan? Berbagai 'andai-andai' sampai bayangan akan kemungkinan terburuk akan masa depan terlintas di benak sang gadis.
Tapi Kazuha tidak menginginkan itu. Kazuha harus bermental baja, jalan di hadapannya masih panjang buat dilalui.
Kazuha balik menatap layar LED itu, sadar akan sesuatu, "Outfit-nya kasual, tipe-tipe orang kuliahan. Oh, dia bawa gitar ... doang ...?" Kazuha hampiri kursinya, masih ada Yujin di sana. "Yujin, dia tadi nampilin apa ya? Aku gak sempet liat, lagi di rest room."
"Dia? Dia tadi nyanyi sambil main gitar. Hmm awalnya prediksi gue dia bakal lolos ke babak selajutnya doang. Di luar ekspektasi ternyata dia Golden Buzzer kedua setelah lo, Zuha." Denger jawaban itu Kazuha kembali palingkan wajah ke layar LED lagi, menyaksikan gimana pemuda Golden Buzzer kedua itu lagi dikomentari para juri—yang bisa dilihat dari raut wajah sumringahnya bahwa itu komentar baik, "Eum ... Ah lupain aja. Siapa namanya?"
Yujin nampak berusaha mengingat kembali, "Ah gue inget! Hong Seunghan!" Kazuha mengangguk-angguk pelan, "Ha ... marganya mirip judges Jeongeui ya kalau diinget-inget." Setelah nyeletuk asal seperti itu beberapa detik kemudian, Kazuha malah jadi kepikiran sesuatu.
Loh iya marganya mirip sama marga judges Jeongeui. Judges Jeongeui juga yang tadi pilih Hong Seunghan jadi Golden Buzzer-nya di samping penampilannya tadi—yang kalau Yujin bilang 'Ekspektasinya hanya sekedar lolos doang'. Apa Noh Jeongeui sama Hong Seunghan ...
KAMU SEDANG MEMBACA
dramarama, nakamura kazuha.
Fanfictionft. hong seunghan of riize. ❝ lampu sorot di kanan kirimu, lautan manusia dengan antusiasme di hadapanmu, hati yang jatuh dan kompetisi sengit di mana kita bertemu. ❞