Hai, nama gue Hong Seunghan.
Singkatnya panggil Seunghan atau sohib-sohib gue biasa panggil Hani. Gue gak bakal kasih tau umur gue tapi kalian tebak sendiri aja cowok kelahiran 2 Oktober 2003 ini tahun ini bakal berumur berapa.
Pertama kali dalam sejarah hidup gue ngerantau "lumayan" jauh ke kota orang untuk sekedar ikut acara ajang pencarian bakat. Yah, ajang pencari bakat terkenal di negeri kali ya, mana bisa gue sia-siakan begitu saja. Cuman We Got Talent yang bisa bikin gue bela-belain ke luar kota di usia yang ... yah gak bisa dipanggil ABG (Anak Baru Gede) juga tapi gak bisa dibilang dewasa juga.
Perizinan orang tua? Tenang aja, mama gue yang paling gue cintai di dunia ini ternyata suportif dengan impian anaknya buat mengasah bakat (sekaligus menabung biaya masuk perguruan tinggi). Kalau mama sudah suportif dan setuju, papa juga bakal demikian, mendukung dari atas sana. Walaupun papa gak bisa liat gue secara langsung lagi tapi gue yakin papa juga ikut seneng dan suportif selama anak cowok semata wayangnya ini bahagia juga, itu salah satu kata terakhir yang gue denger dari mulut papa.
For your information aja, bakat nyanyi ini gue peroleh dari papa tapi bakat main instrumen gue dapet dari mama. Jadi saling melengkapi aja gitu keren, dan lahirlah gue, anak yang bisa keduanya!
Sejak kecil gue udah akrab dengan suara tepuk tangan, sorak-sorai, dan pujian akan kemampuan musikalitas gue (tanpa bermaksud sombong, namanya juga for your information), sama halnya dengan temen-temen dan guru-guru di sekolah. Tapi itu dulu, sejak gue duduk di bangku sekolah menenangah, kehidupan bermusik gue jadi jarang banget terdengar. Tiap saat tiap waktu habis untuk habisin tinta pulpen di buku catatan pelajaran dan di kertas ujian sekolah.
Eugh, gue bayanginnya lagi udah eneg banget.
Untungnya! Gue udah lulus sekolah menengah tahun ini dan rencana masuk perguruan tinggi gue pending di tahun depan untuk nabung biaya kuliah dulu, bahasa kerennya sih gap year ya atau yang biasa kita kenal tahun jeda sebelum masuk perguruan tinggi. Salah satunya dengan menang kompetisi ini otomatis kebutuhan dana perkuliahan gue agak terjamin ya.
Rindu dengar sorak-sorai orang lain gemakan nama "Hong Seunghan!" di udara karena penampilan bermusik gue dan benefit pemenang kompetisi untuk biaya kuliah udah cukup buat jadi alasan gue buat ikut acara pencarian bakat bergengsi ini.
Pencarian bakat bergengsi pasti butuh persiapan dan latihan yang gak kalah gengsinya dong, bayangin lo tampil memalukan di depan ratusan bahkan ribuan audiens dan juri kayak orang yang kurang briefing. Yah, walaupun gue udah terlahir dengan bakat luar biasa yang murni ini tapi gak bakal afdol tanpa latihan, terlebih gue udah lama gak bermusik lagi.
Dan ... gue bisa bilang penampilan gue di hari-h audisi memuaskan, tapi sebuah keajaiban yang gak bakal pernah gue lupain seumur hidup terjadi.
DUG!!!
GOLDEN BUZZER DI TEKAN!
Satu hari yang sangat amat membahagiakan dan nostalgic. Berdiri di panggung nan luas, riuh sorak-sorai dan tepuk tangan memenuhi udara auditorium audisi, pujian-pujian yang gak disangka gue rindukan juga.
Satu hari terbaik di hidup gue.
Apalagi yang kasih gue tombol sakral itu bukan juri biasa di mata gue. Seorang Noh Jeongeui!
Asal kalian tahu kalau gue udah jadi penggemar Noh Jeongeui sejak lamaaa banget, serasa udah dekat dan benar-benar 'kenal' sama beliau. Tapi gue bukan tipe penggemar fanatik yang sampai pasang poster muka Noh Jeongeui di segala sisi kamar atau yang sanggup menyeru nama Noh Jeongeui heboh tiap wajahnya muncul di layar televisi. Pokoknya bisa dibilang Noh Jeongeui yang menemani masa kecil gue sampai sekarang dan sebuah kehormatan dan kebanggaan bisa beliau lirik waktu audisi.
KAMU SEDANG MEMBACA
dramarama, nakamura kazuha.
Fanfictionft. hong seunghan of riize. ❝ lampu sorot di kanan kirimu, lautan manusia dengan antusiasme di hadapanmu, hati yang jatuh dan kompetisi sengit di mana kita bertemu. ❞