1. a rising star

173 22 6
                                    

NAKAMURA Kazuha selalu memimpikan dirinya menjadi penari balet paling handal di seluruh dunia.

Cukup buat dirinya sendiri ketahui, talentanya diketahui orang-orang sampai satu dunia itu bonusnya. Memenangkan berbagai kompetisi mulai dari peringkat kota sampai ke kancah Internasional sekalipun dia masih anggap itu bonus. Kazuha menari balet atas kemauan hatinya dan dia nikmatin tiap detik ujung-ujung jari kakinya ikuti alunan melodi yang seringnya di dominasi lagu klasik. Balet masih bikin jantung Kazuha kayak tebing karam yang dihantam ombak pantai—bikin bahagia.

Ketekunannya dan cinta Kazuha pada balet sampai membuahkan kesempatan belajar mendalami lagi tarian indah nan anggun ini di luar negeri—Belanda tepatnya.

Dan setelah banyak banget ilmu, pengetahuan, dan pengajaran diberi, Kazuha mengikrarkan sebuah rencana.

Rencana menantang diri ikut ajang pencarian bakat yang baru saja layangkan pemberitahuan pembukaan audisi musim ke-2 di berbagai kota, termasuk di kota tempat Kazuha sekarang berpijak.

We Got Talent, nama acara yang sering banget bikin Kazuha kepikiran sejak dia pulang ngembangin bakat dan menuntut ilmu di Belanda.

Alasan lainnya yang dijadikan mindset, karena benefit dari pemenang Top 2 lumayan buat menanggung biaya masuk perkuliahan Kazuha dan menafkahi keluarganya, sebab kondisi kesehatan ayahnya yang tidak memungkinkan untuk lanjut cari nafkah lagi.

Tapi alasan pertamanya nggak akan pernah berubah. Kazuha bayangin dirinya berdiri di tengah panggung, semua cahaya lampu menyorotnya, beratus bahkan beribu hadirin penonton yang datang dengan antusiasme tinggi menyaksikan bibit-bibit unggul bertalenta yang akan membawa pulang hadiah pemenang sebesar 1 miliar, rasanya kayak angan-angan yang bisa jadi nyata!

Nggak bohong, 1 miliar!!!

Kazuha suka—bahkan cinta tantangan. Tipikal orang ber-mbti ENFP yang punya gelora masa muda yang memabukkan. Cari-cari kesenangan di setiap keadaan dan nggak takut kekalahan menggambarkan mereka banget.

"Zuha, ayo kita latihan sekali lagi," sahut seseorang memecah fantasinya.

Itu pelatih Kazuha—ralat—pelatih balet favoritnya sepanjang hidup. Wanita muda berumur 20-an, baik, ramah, kecantikan yang awet muda, dan pastinya punya kemampuan menari balet yang * chef kiss *

Selain penari-penari papan atas, pelatih Kazuha-lah cinta pertamanya, role model pertama Kazuha. 

"Eh oh, siap kak!" Yup, Kazuha manggil pelatihnya 'Kak', atas permintaan pelatihnya sendiri supaya nggak terlalu kelihatan kesenjangan umurnya dan jadi lebih nyaman waktu berinteraksi.

"Sekarang kita fokus ke teknik keseimbangan, oke? Pose Arabesque Penchee kamu masih harus di stabilin dikit lagi. Pokoknya sampai aku kibasin kipas kamu gak goyang-goyang."

Kazuha cekikikan, mengangguk. Selain kelebihan yang dia sebut di atas, 'kakaknya' ini perfeksionis tapi juga humoris, nyaman aja rasanya latihan sama-sama.

Pokoknya aku harus banyak latihan, hari-h audisi makin dekat.

"Semua berkas udah kamu bawa semua 'kan? Jangan sampai ketinggalan di sekolah ya."

Selain penari balet, Kazuha masih gadis biasa yang bersekolah di sekolah menengah. Gadis Nakamura itu menyeimbangkan antara studinya dengan balet yang dia gemari. Menyeimbangkannya itu yang tidak mudah, tapi Kazuha berhasil dengan usaha kerasnya lewati tanjakan dan turunan sepanjang waktu.

dramarama, nakamura kazuha.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang