B6. Bunuh Diri

14 8 2
                                    

••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••

Kayana melangkah tergesa-gesa. Dia hanya ingin cepat sampai di rumah. Kayana terus melangkah sambil sesekali dia menoleh ke belakang. Dia takut jika pemuda tadi ternyata mengikutinya. Ada rasa lega saat di belakang tidak ada siapa-siapa. Namun, rasa tegang seketika muncul saat melihat pintu rumah terbuka.

"Ke-kenapa pintu ini terbuka?" Kayana perlahan masuk ke dalam rumah.

"Kau sudah pulang, Kay." Sebuah suara mengejutkan Kayana.

"I-ibu ...," sahut Kayana kaget sambil memegang dadanya.

"Kenapa kau terkejut seperti itu? Apa kau tidak suka ibu pulang ke rumah," balas wanita berambut panjang sebahu dengan rol rambut terpasang di poni depan.

"Se-sejak kapan ibu pulang?" tanya Kayana.

"Baru beberapa menit yang lalu. Ayo, makan," ajak Laras.

Wanita itu menaruh sepiring tumis sayur di atas meja dan di sana sudah tersedia dua piring dengan nasi di atasnya.

"Aku mau membersihkan diri terlebih dahulu, bu," balas Kayana.

"Baiklah. Pergilah mandi, ibu akan menunggumu."

Kayana berlalu dari sana dan dia masuk ke dalam ruang kamarnya. Lalu dia keluar sambil membawa handuk. Selang 10 menit Kayana kembali duduk di depan sang ibu.

"Ayo makan, ibu sudah masak tumis sayur kesukaanmu." Laras menaruh tumis sayur di sisi piring Kayana.

"Apa ibu akan pergi lagi?" Tiba-tiba kalimat itu terlontar dari bibir Kayana.

Laras menaruh gelas berisi air putih yang baru dia teguk. Lalu wanita itu menatap putri satu-satunya.

"Ibu tidak tahu. Ibu---"

"Tidak perlu dilanjut lagi, bu. Lebih baik kita makan dulu," sela Kayana dengan tangannya sibuk menggerakkan sendok dan memakan sesuap demi sesuap.

Laras pun ikut menikmati makanan yang ada di depannya. Sesekali dia melirik Kayana yang tidak bersuara sedikit pun.

Kayana memang tinggal sendirian. Sang ibu sering sekali kabur dari rumah. Hal itu membuat Kayana kesal. Kayana memang tidak membenci ibunya, hanya saja dia tidak suka dengan sikap dan sepak terjang Sang ibu.

Setelah Kayana selesai menikmati makan malamnya, dia langsung mencuci piring dan segera masuk ke dalam kamarnya. Laras hanya menghela napas pelan. Dia memaklumi jika Kayana bersikap seperti itu padanya. Memang semuanya adalah murni salah Laras, tapi jika tidak begitu Laras pun akan bingung menghadapi hidupnya.

BULLY : For a Better Future (PINDAH KE GOODNOVEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang