AKSI SI SINGA GALAK

96 25 12
                                    

Happy Reading



🏫




Bel malam telah berbunyi, tampak seorang gadis yang masih sibuk bercermin di dalam kamar mandi untuk merapihkan rambutnya, setelah dirasa cukup ia pun melenggang keluar dan menatap bingung pada seorang pria yang kini berdiri di samping pintu masuk untuk menunggunya.

"Fenly?kok lo yang di sini? Fajri mana?" tanya Laras saat di lihatnya sosok pria tampan berkulit putih yang paling di takuti oleh orang-orang di sekolahnya saat ini.

Fenly hanya diam tak menjawab namun langsung menarik tangan Laras untuk segera bergerak lebih cepat, bahkan kini keduanya tengah berlari melewati koridor sepi dan segera menaiki tangga dengan tergesa-gesa,hingga akhirnya sampailah keduanya di depan kelas tempat semua orang tengah berkumpul saat ini.

"Lo gila ya? Gue capek g****k," maki Laras yang lantas mendapatkan tamparan halus di mulutnya.


"Masuk...gue mau cari Fajri... jangan ribut sama yang lain karena... bisa aja saat ini tu anak bener-bener tinggal nama," ucap Fenly yang langsung pergi tanpa memberikan penjelasan apapun, namun satu hal yang dapat Laras tangkap adalah... Fajri tengah berada dalam bahaya, apa itu karenanya atau tidak, tapi entah mengapa Laras menjadi tak tenang saat ini.



🏫



Fajri terdiam mematung di tempatnya, saat ini ia tampak berjongkok dan menutup mulutnya dengan rapat, tubuhnya terasa kaku saat tiba-tiba sebuah suara seperti seseorang yang tengah tercekik menggema di sekitarnya...namun apalah daya, saat ini ia bahkan tak berani untuk sekedar menggerakkan tubuhnya yang masih setia bersembunyi di bawah meja di ruang laboratorium.

"aaaAaaA,"suara serak itu kembali terdengar, semakin lama semakin jelas dan dengan secara tiba-tiba pintu laboratorium yang awalnya tertutup rapat, kini terbuka dengan lebar dengan derap langkah kaki yang mengikutinya,  semakin membuat Fajri semakin meringkuk di bawah meja.

Tunggu...suara ini, Fajri mengenalnya... suara seorang lelaki yang tampak tengah mengobrol atau bernegosiasi kini dapat Fajri dengar dengan jelas hingga akhirnya sebuah kepala muncul dari atas meja yang lantas membuat Fajri berteriak sekencang mungkin.


"Udah gue bilang jangan ganggu dia! Lo mau mati dua kali hah?" Ucap seorang pemuda yang kini berlari dan menarik Fajri untuk segera berlindung di belakangnya.

"Gue bisa bikin lo mati untuk yang kedua kalinya... lo bisa pilih, mau pergi atau mati," tegasnya yang lantas membuat sosok tersebut menghilang secara perlahan.

.

.

.

"Lo aman sekarang... lo bisa lepas pelukannya sekarang," ucap Fenly saat dirasanya pelukan Fajri pada lengannya semakin kencang.... Fajri terdiam sesaat lalu melepaskan pelukannya dengan cepat dan berakhir dengan rasa canggung.


"Ma...makasih," ucap Fajri dengan gugup namun sedikitpun Fenly tak menanggapinya, ia malah berlalu keluar meninggalkan Fajri seorang diri di dalam laboratorium.


"Sombong," gumam Fajri yang akhirnya hanya dapat mengikuti langkahnya Fenly dari belakang.


"Lo emang begini ya?" Tanya Fajri yang berjalan mengekori Fenly layaknya anak ayam, hingga akhirnya Fenly pun menghentikan langkahnya dan menatap Fajri dengan bingung.


"Sombong, nyebelin dan gak punya hati... bahkan banyak yang bilang kalau lo itu tukang buli," ucap Fajri yang hanya mendapatkan tatapan dingin dari sang lawan bicara... Fenly tak menggubrisnya ia hanya mendengar lalu kembali berjalan lebih cepat meninggalkan Fajri yang nampak masih terdiam.


KUMPULAN PARA PECUNDANG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang