[Chapter 3 : Debat di hari kedua.]
.
.
.
..
.
.
.
.
.
.
Mark teringat, mereka tidak memiliki satu pun peralatan bayi. Setidaknya satu karung berisi popok dan susu formula, harus segera ia beli. Jadi, bergegaslah ia menuju supermarket terdekat yang ia harap masih buka pukul sebelas malam ini.Sejujurnya, ia merasa agak takut. Rumor bahwa sering terjadi penampakan berbagai makhluk mistis di dekat taman komplek pada malam hari, tiba-tiba menghantui pikirannya. Cepat-cepatlah ia melangkahkan kaki, berharap sesegera mungkin ia sampai di supermarket itu. Matanya menatap lurus ke depan, tidak ingin melihat hal-hal lain di kanan atau kirinya.
Senyumannya merekah, tanda ia merasa lega setelah melihat bangunan satu lantai di hadapannya masih menyalakan lampu. Mark mendorong pintu kaca dan menoleh ke arah kasir, setelah si pegawai menyapa.
"Eh, Kak Mark. Mau beli apa malem-malem gini?"
Sapaan yang begitu akrab menandakan bahwa perempuan dengan rambut diikat satu itu mengenal Mark. Tidak mengherankan, Mark sudah menjadi pelanggan setia supermarket ini.
"Nur? Kok tumben shift malem?"
Iya, namanya Nur, Mark kenal betul pegawai itu. Bukan hanya sebagai seorang penjaga kasir yang selalu mengajaknya berbincang sambil menjumlahkan total belanjanya. Tetapi juga sebagai seorang mahasiswa semester tiga yang tengah bertahan hidup di tengah kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan. Mark sering menemuinya di salah satu kafe dekat kampusnya, selain menjadi penjaga kasir supermarket, perempuan itu juga menjadi barista di sana.
Nur adalah manusia yang pantas ia kagumi.
"Bantu temen, Kak. Kakak mau cari apa? Biar Nur bantu."
Mark menggeleng sambil tersenyum tipis, "Gapapa, Nur. Jangan sampe kecapekan."
Lalu ia berjalan menuju rak-rak berisi barang-barang yang diperjualbelikan oleh supermarket ini. Sebenarnya ia ingin menanyakan Nur tentang susu bayi dan juga popok bayi, ia tidak paham. Tetapi pasti ia tidak dapat pulang dengan cepat, Nur akan menanyakannya dengan pertanyaan beruntun. Walaupun nanti saat ia hendak membayar pun, Nur juga pasti akan bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Baby || NCT DREAM [DALAM TAHAP REVISI]
FanficKetika ⭐Dreamies⭐ satu rumah sama bayi :)) "Jakarta emang berisik, gak setenang dan sedamai kampung halaman gua. Tapi seenggaknya di sini, gua bersyukur ketemu kalian."