- Penghujung kisah (End)

140 57 42
                                    

Maaf untuk typo.




Srak!

Areska menyingkirkan para ilalang yang menghalangi jalannya, ilalang basah itu menyentuhnya membuat bajunya ikut basah.

Areska sampai dihalaman luas panti.

Ia menggelengkan kepalanya, sepertinya hujan tak membuat mereka berhenti bermain.

Karena nyatanya mereka malah menikmati hujan yang turun dengan berlari kesana kemari.

Begitu juga dengan Alisya, ia tampak bersemangat dengan rintikan air itu.

Areska tersenyum hangat melihat nya, mereka memang benar mirip.

Ia mulai berjalan melewati mereka yang bermain, seakan tak menyadari dan tak peduli akan kedatangan Areska.

Tapi ia tak mengambil pusing.

Areska mengetuk ujung sepatunya ke lantai untuk menghilangkan air yang singgah disana.

Membuat Erlangga yang tengah membaca menolehkan diri kearah sumber suara.

Begitu juga dengan Areska.

Ia tersenyum tatkala menangkap mata Erlang yang menatap nya.

Erlangga meletakkan bukunya ke atas meja, lebih memilih untuk menghampiri Areska yang masih berada diambang pintu.

"Kehujanan? padahal udah pake payung"

Herannya sembari membantu Areska melepas jaketnya.

Areska dibawanya untuk duduk disofa yang tersedia, tangannya juga dengan telaten melepas sepatu yang Areska pakai.

Wanita itu tampak kedinginan.

"Ilalang nya basah" jawab Areska.

Erlang membulatkan mulut nya, lalu pergi kebelakang untuk menggantung jaket Areska yang basah, begitu juga dengan sepatu sang wanita yang ia letakkan pada tempat sepatu-sepatu lain.

Setelah itu ia kembali dengan sebuah selimut juga handuk ditangannya.

Ia balut tubuh dingin itu dengan selimut yang tak seberapa tebal.

Areska mengeratkan pelukan sang selimut.

Sedangkan Erlang mengambil tempat disamping Areska. Ia mengusap rambut yang ikut basah dengan handuk yang ia bawa tadi.

"Harusnya lo kesini kalo udah reda aja" ucapnya ditengah usapan.

"Nanggung Lang, gua udah dihalte juga"

Erlangga hanya menggeleng maklum, wanita ini memang berani mengambil resiko.

"Oh ya, gua udah batalin pertunangan gua sama Daksa, gua harap mama ga kecewa"

Erlang tersenyum ditengah ucapannya.

"Kalo lo bahagia, mama lo pasti bisa nerima itu kok"

Jantungnya terasa berdetak lebih cepat ketika mendengar kabar tersebut, seakan ini yang ingin.

Erlang tak tau kenapa ia merasa begitu. Yang ia tau hanya, gadis ini cukup berpengaruh di kehidupannya.

Areska meraih tangan Erlangga yang sibuk dengan rambutnya, menyuruhnya untuk berhenti melakukan itu.

"Aruna mana Lang?" tanya Areska ketika sadar wanita itu tak menampakkan dirinya.

"Tadi pagi udah pulang Res, ada jadwal kuliah katanya"

Areska membulatkan mulutnya ber-oh ria.

Ia jadi rindu masa-masa kuliahnya.

Sedangkan Erlangga, mata bulatnya menjadi tak bisa berpaling dari wajah pucat Areska yang kedinginan, menatap mata yang entah menatap kemana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 15, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dinasti Anjaswara [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang