“Kusimpan cintaku dalam diam, kulisankan harapanku dalam doa, kuperjuangkan dirimu dalam Ridho-Nya.”
- Ali bin Abi Thalib -
☁️
“Saya tidak akan pernah berhenti, apalagi beristirahat untuk mengagumimu, Altaira.”
- Rajendra Athalla Al-Abqary -
☁️☁️
“Bunda!”
Gadis itu membenam amarah. Tampak bibir dengan noda hitam itu manyun. Keadaannya sudah tidak bisa dilihat secara baik. Sang Bunda hanya bisa menggeleng kepala. Melihat rambut anak gadisnya berantakan, dress-nya kotor.
“Apa Alta benar-benar harus menikah dengan Athalla? Sedangkan Abang Rayyan saja belum menikah. Sebagai seorang Adik yang baik, mendahului seorang kakak itu tidak boleh. Kata orang pamali, namanya!”
Lina menghela napas ketika kembali mendengar anak gadisnya berceloteh. Wanita bergamis coklat tua itu berdiri mengusap kepala Alta.
“Keadaan Abi di rumah sakit semakin menurun, sayang. Tolong sesekali memahami kondisi. Ayolah, Abi selalu beramanah kepada bunda untuk menikahkan kamu dengan lelaki pilihan Abi.”
“Ya tidak harus dengan Atha juga, kali. Terus Alta harus pindah agama gitu?” sahut Alta, “ogah, lah!”
“Bunda sendiri saja tau, Altaira non-muslim, dan Athalla muslim, tipikal lelaki religius, saking taatnya dengan agama dan ajaran Rasulullah. Belum saja menikah, Altaira merasa terbakar ada di dekatnya!”
Benak gadis tersebut sudah dipenuhi amarah, ketika baru saja untuk kedua kalinya, Atha beserta sang orang tua datang untuk mengkhitbah dirinya.
Apa lelaki yang kerap disapa Atha sejatuh cinta itu dengan Alta?
Ah, tapi tidak mungkin. Pasti bukan hanya Alta saja yang dikhitbah lelaki itu. Alta yakin.
“Kita gak ada pilihan lain, Altaira. Besar harapan Bunda, kamu bisa bisa merubah keyakinan kamu dan kembali dengan penciptamu dulu. Tinggalkan teman-teman tongkronganmu dan ayolah. Terima pinangan Athalla. Siapa tau, kondisi Abi akan membaik setelah menyaksikan kalian berdua menikah?”
Daripada beradu argumen dengan wanita paruh baya itu, Alta memilih untuk menghela dan berdeham singkat. Ia berjalan meninggalkan ruang tengah menuju kamarnya. Pernikahan sekali seumur hidup dan pindah agama untuk yang kedua kalinya, masih belum bisa ia bayangkan.
Beragama muslim? Menjadi istri? Melayani suami? Untuk mengambil langkah berjalan menuju itu semua terlalu mustahil, masih terlalu banyak kesenangan dan kebebasan di dunia yang ingin Alta habiskan. Bukan semata-mata hanya untuk membahagiakan Abi dan Bundanya.
Gadis berpakaian feminim dibaluti jaket hitam itu meraih handuk. Melangkahkan kaki memasuki kamar mandi dengan perasa kesal dan jengkel.
“Anak gadis kalau mandi jangan lewat dari jam lima. Pamali,” teriakan dari Lina masih bisa terdengar jelas di telinga Alta.
Masa bodo dan tak peduli, Alta tetap melanjutkan aktivitasnya. Ia membersihkan tubuh di bawah guyuran shower tanpa memedulikan apa yang selanjutnya akan terjadi.
☁️☁️☁️
“Ummah dan Abah yakin, Altaira pasti menerima lamaran kamu, sayang. Yang tenang ya. Nanti, jangan lupa untuk memantapkan langkah yang kamu ambil dengan salat istikharah,” saran Zahira.
Wanita paruh baya itu sedikit terkekeh, melihat putra semata wayangnya berjuang sampai saat ini.
Melamar Altaira, untuk kedua kalinya.
Entahlah, apa yang ada di dalam benak putranya tersebut sehingga nyaris tak berhenti berjuang.
“Dulu, perjuangan Abah untuk Ummah juga lama. Ya, kira-kira hampir dua tahun. Ummah adalah wanita paling jutek, cuek, dan super dingin. Pertahanannya sangat kokoh. Abah tidak bisa begitu saja dapat meluluhkan hatinya. Sampai suatu hari, ketika Ummah mengenal Abah lebih dalam. Dia tau bahwa Abah bisa membimbingnya dan menemaninya ke surga Allah, dia menerima Abah.”
Athalla mengernyit. “Indah. Do'akan Atha dan Alta ya, Ummah dan Abah.”
“Cintailah Alta karena Allah. Niscaya kamu akan selalu diberi perlindungan. Lalu, kemudahan di setiap urusan,” kata Ummah.
Laki-laki berusia 23 tahun itu tersenyum tipis lalu melenggang pergi dari ruang keluarga. “Saya tidak akan pernah berhenti, apalagi beristirahat untuk mengagumimu, Altaira,” monolognya di dalam hati.
Atha dan Alta memang berbeda keyakinan. Itu dimulai sejak usia 18 tahun. Dimana Alta salah pergaulan dan akhirnya diam-diam berpindah keyakinan. Kata orang, tidak seharusnya sampai sekarang Atha mendamba Alta. Namun yang tidak pernah orang tau, bahwa gadis itu tidaklah sangat hina. Di matanya, Alta adalah sesosok malaikat. Ada arti mendalam yang terus saja membuat rasa kagum ia kepada sosok Alta mengalir.
Lalu, rasa kagum itu, ada karena Allah.
☁️☁️☁️
To Be Continue
KAMU SEDANG MEMBACA
Athaira
Spiritual"Asyhadu'anla ilahaillallah, wa'asyhaduanna Muhammadar-Rasulullah." "Masya Allah, Alta. Terimakasih banyak, ini adalah hadiah terbesar bagi Abi dan Bunda." "Abi, Bunda! Alta gak mau nikah sama, Atha!" ☁️☁️ Pernikahan Athalla dan Altaira mengikat ked...