3

335 54 8
                                    

Di tengah malam, kala orang-orang tengah beristirahat karena kelelahan justru tidak dengan Hana. Ia hanya diam merenung di bangku taman sendiri. Memikirkan apa sebenarnya gunanya lahir di dunia ini.

"Kalau aku pergi, Daddy seneng gak yah.. trus mbak Rena balik dan kak Marksel juga seneng".

"Sss.. Daddy mukulnya gak seskuat kemarin sih, tapi masih tetep sakit.. Mana bibir sampe berdarah gini.. "

Hana melipat kedua tangannya sambil menunduk dan menutup matanya.
"Tuhan.. Aku tidak menyalahkanmu atas apa yang menimpaku. Aku juga tidak mengharapkan apa pun. Tetapi jika jiwa ini ingin kau ambil maka ambillah.. Tetapi tetap biarkan Mami bahagia, hanya dia yang menyangiku. Aku percaya dikau pasti akan memberikan yang terbaik. Haleluya Amin"

"Jiwa siapa yang di ambil?".

Hana menoleh
"Anda siapa?"

"Manusia?"

Hana mendengus sebal
"Terserah anda, permisi".

Pria itu menatap punggung kecil Hana yang perlahan menghilang
"Saya yang akan mewujudkan keinginan terakhirmu nak". Lirih pria itu.


GLIMPSE OF US



"KAMU ApAKAN LAGI ANAK SAYA JONY!! "

"Hanya memberi pelajaran, anak sialan itu memang pantas mendapatkannya"

Tina menangis, apa yang di harapkan dari suaminya ini.
"Kamu boleh membenci saya Jon, tapi jangan anak saya.. Dia bahkan nggak pernah membencimu walau kamu sudah sering memukulnya"

"DIAM KAMU SIALAN, ANAK DAN IBU SAMA SAJA!! JIKA BUKAN KARENA DIA ADA.. SAYA TIDAK MUNGKIN MENIKAHI KAMU DAN TIDAK AKAN BERPISAH DENGAN WANITA YANG SAYA CINTAI!!

" SAYA SUDAH BILANG CERAIKAN SAJA SAYA!! "

"LALU SAYA TIDAK MENDAPAT WARISAN DARI MOM BEGITU?!! "

Tina menutup matanya sejenak, menetralkan nafasnya yang memburu.

"Coba tatap Hana sebagai putrimu, dirinya bahkan persis seperti kamu Jon.. Dia bahkan mengatakan bahwa kamu cinta pertamanya, benci saya Jon tapi jangan dengan putri kita, dia tidak bersalah.. " lirih Tina.

"DIAM BRENGSEK!! Mood ku hancur hanya karena mu dan anakmu. Memang lebih baik aku tidak menginjakan kaki ku di sini! Najiss!!"

Jony beranjak dari sana dan langsung pergi entah kemana, tanpa di sadari Hana sudah mendengarkan semuanya tanpa di sengaja. Ia sudah tau alasannya di benci oleh Daddy nya sendiri.

"Ahhhh... Jantung sialan, kenapa k.. Kambuh s.. Sekarang"

Brukk!!

"Ughhh ini dimana.. "

Hana memegang kepalanya, kemudian mulai sadar, tempat ini tertebak. Rumah sakit.

Saat akan duduk dirinya langsung di peluk sang Mami. Hana menyerngit.

"Sejak kapan sayang.. Hana sejak kapan menderita begini.. "

"M.. Maksud Mami"

Tina melepaskan pelukan, matanya tak hentinya mengeluarkan air mata.
Tangannya ia letakkan di bagian jantung putrinya.

"Disini sering sakit yah nak, kok Mami gak di kasih tau, Hana gak percaya sama Mami atau gimana nak.. Mami bakal benci Hana kalau Hana bilang ini gak sakit"

Hana mulai menangis, merasa bersalah karena dirinya yang menyebabkan sang ibu menangis.

"I.. Iya huhuu, sakit mami.. Sakiit.."

"Maafin Mami nak,.. Maafin Mami hikss.. Mami kurang perhatian yah sama kamu.."

Hana menggeleng lalu memeluk Ibunya erat.
"Mami gak salah.. Yang salah Daddy, Hana benci Daddy,.. Hana benci dia Mam"

"Gak boleh ngomong gitu, dia tetap Daddy Hana sayang.."

"Tapi Daddy sering nyakitin Mami hikss,, Hana gak papa kalau Daddy mukul Hana,, tapi tadi Hana liat Daddy bentak mami"

"Udah nak udah, gausah dipikirin. Yang terpenting sekarang putri mami yang cantik ini harus sembuh okeyy".

" Hana bakal usaha demi Mami, tapi gak janji". Ucap Hana pelan.

**

"Noval, tadi Hana kesini nggak? "

"Iya mas.. Tadi Noval yang telfon pake HP mas"

"Tumben cepet pulang, biasanya kalo mas sakit dia nunggu mas sampe sadar".

"Di tungguin mbak di usir, nggak di tungguin nyari.. Mau mas apa sih"

Mark mendengus sebal.
"Bukan urusan lo"

Marksel ke taman blakang sambil mengecek HP nya, dahinya berkerut bingung.

"Ni cewek kok gak hubungin gue.."

Tbc...












Glimpse Of Us (Markhyuck) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang