- 001

29 3 2
                                    

BAB 1: Buku dan Bunga

[2020]

Maureen Latu Celosia, perempuan dengan perawakan mungil yang selalu memperkenalkan diri dengan cara:

"Hai, gue Maureen Latu Celosia, bisa dipanggil Maureen, biasa dipanggil Morin."

Katanya, supaya orang-orang tidak banyak bertanya, jadi dia langsung to the point memberikan pilihan pronunciation nama panggilan yang bisa digunakan untuk menyapanya.

Tahun ini usianya genap 20 tahun, dan sedang menempuh semester yang digadang-gadang sebagai semester terberat selama menempuh dunia perkuliahan. Ya, semester LIMA. Dimana semua mahasiswa diharuskan untuk memulai mempersiapkan proposal yang akan diajukan dan diujikan.

🌼

"Dimana?" Tanya dari seseorang di seberang sambungan telepon. Maureen sedang berjalan di koridor kampus dengan satu tangannya yang menempelkan smartphone ke pipi kirinya, menuju pelataran parkir tempatnya menyinggahkan mobilnya.

"Masih di kampus, ini baru selesai kelas." Jawabnya sambil terus melangkah, sesekali mengangguk ketika disapa, tidak banyak, hanya satu. Tapi, seiring bertambahnya langkah, Maureen dipertemukan lagi dengan temannya yang juga menyapanya. Dia mengangguk, sambil menunjuk menggunakan tangan kanannya ke telepon yang masih menempel di pipi kirinya.

Orang tersebut balas mengangguk dan mengikuti langkah Maureen menuju pelataran parkir, berusaha mengimbangi langkah Maureen yang terkesan buru-buru.

"Oke, By. See you." Panggilan selesai.

"Sibuk banget?" Tanya seseorang yang membuntuti langkahnya.

Maureen menengok tanpa menghentikan langkahnya, dan menjawab "Iya, banget!"

"Mau kemana si? lo lagi kebelet ya? cepet banget jalannya."

"Kepo."

"Idih, judes banget."

Maureen menghentikan langkahnya, dia sudah berada di depan mobilnya sekarang. "Lagian lo ngapain disini deh, kuker banget sampe nyamperin ke fakultas gue?"

"Yeeee, enak aja, gua juga orang sibuk tau."

"Yaudah, buruan. Mau apa?"

"Ini mau ngembaliin buku yang lo pinjemin waktu itu." Jawab Cleon, sambil membuka resleting backpack yang tersampir di bahunya, mengeluarkan sebuah buku dengan sampul berwarna navy.

"Gue sampe lupa kalo minjemin buku ini ke lo, gila lama banget," tangannya menerima uluran buku tersebut dari Cleon. "Pasti udah selesai kan? Review dong!" lanjutnya, mencecar Cleon untuk memberikan ulasan tentang buku yang barusan ia kembalikan.

Sebenarnya Cleon bukanlah seseorang yang gemar membaca, bahkan sangat jarang menemukan Cleon bersimpuh dengan buku. Tapi, karena temannya (Maureen) sangat suka dan update tentang buku, Cleon jadi terbawa dan penasaran juga. Belum sampai di tahap "Membeli buku untuk kepuasan batin dan pikiran" seperti yang Maureen lakukan, Cleon justru menjadi pengantre nomor satu dalam Perpustakaan Maureen alias dia hanya membaca buku bacaan yang Maureen baca, bukunya hasil dari meminjam lagi. Sungguh manusia yang sangat effortless, bukan?

"Udah nanti aja, katanya lo sibuk?" Baru saja Cleon ngeles supaya tidak ditanya-tanyai oleh Maureen.

"Ah iya, gue mau ke Pop's Petals."

"Mau beli bunga buat siapa?"

"Ada deh." Jawab Maureen sambil melangkahkan kakinya menuju sisi samping mobilnya. "Yaudah, gue duluan ya, Lee. Lo balik juga kan?"

DANDELIONSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang