CHAPTER 11 - KELELAWAR

334 45 9
                                    

LINLING POV

"Ini..keterlaluan...aku baru saja belajar selama seminggu.." Gerutu ku tanpa ada satu orang pun yang mendengarkan ku.

Aku melihat keseliling dan sial!! Mereka benar-benar telah meninggalkan ku disini. Apa yang akan aku lakukan? Tentu saja kembali kerumah. Tidak, aku tidak tahu bagaimana caranya aku bisa kembali.

Selama ini kami menggunakan sihir teleportasi Nayan untuk datang kemari. Kami tidak pernah sekalipun datang kemari dengan menggunakan kaki kami sendiri.

Aoru sialan... Awal aku bertemu dengan nya, kukira dia adalah seorang gadis imut yang sederhana tapi setelah melihat kekuatannya serta caranya melatih aku merasa dia bukanlah manusia.

Iblis kurasa lebih cocok baginya?

Tapi tidak ada iblis yang secantik dirinya, jika aku berkata jujur. Aoru benar-benar perwujudan dari Malaikat daripada iblis.

Daripada memikirkan Aoru, lebih baik aku segera menuju tebing itu karena jika aku berlama-lama disini entah monster macam apa yang akan melahap ku.

Aku mulai menapakkan kaki ku ke depan sambil menjalankan Magic Sense ku untuk berjaga-jaga apabila ada monster yang mendekat kesini, lagipula semenjak kepergian Aoru tempat ini menjadi sangat berkabut dan susah sekali melihat apabila tidak menggunakan Magic Sense.

(NOTE: Magic detect ganti jadi Magic Sense, Magic sense berfungsi untuk mendeteksi Mana yang ada disekitar sejauh beberapa puluh Kilometer.
Monster, Hewan, Tumbuhan itu semuanya memiliki Mana )

Aku terus berjalan maju ke arah tebing tersebut, Aku mendeteksi tebing itu sejauh 30 Kilometer lebih sehingga aku membutuhkan waktu sekitar 2 atau 3 jam untuk sampai disana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku terus berjalan maju ke arah tebing tersebut, Aku mendeteksi tebing itu sejauh 30 Kilometer lebih sehingga aku membutuhkan waktu sekitar 2 atau 3 jam untuk sampai disana.

Ngomong-ngomong Aoru belum mengizinkan ku untuk menggunakan senjata karena senjata itu terlalu kuat dan aku belum bisa mengstabilkan nya.

Tapi dia sama sekali tidak menyita Shanziku, dia bilang aku boleh membawanya tapi tidak boleh menggunakan nya.

Seberapa kuat Shanziku ? Apa aku bisa mengalahkan Aoru dengan itu?

Aku jadi tidak sabar untuk bisa menggunakannya, untuk sekarang aku harus menyelesaikan tes ini terlebih dahulu supaya Aoru mengakui ku kurasa?

Selagi aku masih bermain-main dan berkhayal dengan pikiran ku, tanpa sengaja kaki ku menyentuh sesuatu yang dingin dan berair.

Ini.. Sungai !

Hehe keberuntungan berada di pihak ku sekarang, kebetulan aku sedang haus. Aku merapatkan kedua tangan ku, dan mengambil air didepan ku lalu meminumnya.

Air nya segar dan bersih walaupun ditengah-tengah hutan angker seperti ini, aku ingin membawa air ini sebagai bekal perjalanan ku namun aku tidak memiliki wadah untuk membawa nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 08, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OUR STORY STILL CONTINUES - TENSURA FANFICTION 🇮🇩Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang