Pada malam hari. Tepat pada malam Jum'at ada seorang gadis yang tengah duduk di meja riasnya sambil menatap cermin, dan dia tersenyum dan memuji kecantikan dirinya.
"Wahai cermin yang baik, siapa kah gadis tercantik di dunia ini?" ucap gadis itu tersenyum menyeringai di depan cermin—dia adalah Vina. Setelah itu dia tertawa lepas melihat tingkahnya sendiri. "Hahaha apa yang gue lakuin si? Konyol. Semua wanita kan memiliki kecantikannya masing-masing."
Wanita itu mengambil masker organik arang dan memasukannya ke dalam mangkok kecil, lalu dia siram menggunakan air hangat. Kemudian dia mulai mengoleskan masker itu ke wajahnya secara merata, sambil berdehem.
Sedangkan di luar kamarnya ada dua orang laki-laki yang tengah memegang selembar kain putih. "Oke, sudah siap," ucap laki-laki itu dmegan nada suara sangat pelan—dia adalah Vino.
"Vin. Lo yakin mau lakuin ini?" bisik laki-laki di sebelahnya—dia adalah Alvin.
"Iya gue yakin. Gue mau bales perbuatan Mak lampir itu, karna dia sudah nyimpen laba-laba besar di samping bantal gue."
"Itu kan laba-laba mainan."
"Iya sama aja, gue geli, anjir!" omel Vino. Dia mulai memakai kain putih itu. Hingga dia menutupi semua tubuhnya oleh kain putih itu. "Oke, Lo udah siapin hpnya, 'kan?"
"Iya udah. Cerewet Lo."
"Oke, kecengein speaker hpnya. Biar suara tangisan kuntinya kenceng," ledek Vino tersenyum aneh. Alvin yang melihatnya nya merasa merinding.
Dasar Gila._ batin Alvin
Vino mulai melakukan aksinya itu. Dia berniat menjahili Vina dengan menakut-nakutinya menggunakan kain putih dan suara menangis Kunti di hpnya. Vino mulai mengetuk pintu Kamar Vina.
Tok...
"Masuk!" Balas Vina tenang sambil terus mengipas-ngipas wajahnya. Agar maskernya cepat kering.
Setelah itu, suara ketika pintu itu terdengar lagi. "Siapa?" tanya Vina menoleh melihat pintu kamarnya yang masih tertutup.
Suara ketukan itu hilang dan keadaan menjadi hening. Tiba-tiba terdengar suara wanita yang menangis di balik pintu itu.
Tanpa rasa takut Vina melangkah mendekati pintu itu, dan hendak membuka nya. Bukannya dia merasa takut, justru dia sangat penasaran suara tangisan siapa tadi. Apa lagi suara tangisan itu wanita, Vina curiga apa jangan-jangan saudaranya membawa wanita ke rumah.
Vina membuka pintu itu, kebetulan lampu di rumah itu aliran listriknya sedang mati, sehingga Vina hanya menggunakan senter untuk penerangan. Dia mulai membuka pintu utama perlahan.
Hingga sekarang pintu kamarnya terbuka lebar. Vina melihat sekeliling mencari sumber suara itu. Namun entah kenapa keadaan di sana cukup menyeramkan, dengan Hawa dingin yang menusuk kulit, keheningan yang menyelimuti ruangan dan hanya terdengar suara rintikan hujan di luar, apalagi gelap karna mati listrik.
Ketika gadis itu melamun. Tiba-tiba seseorang dengan di tutupi oleh selembar kain putih-dia adalah Vino dan Alvin yang di sebelahnya. Mereka berencana muncul di depan Vina dan mengagetkannya. Namun ketika mereka akan mengagetkan Vina. Tiba-tiba terdengar Sambaran petir yang besar sampai jendela rumah bergetar.
Apa lagi sambaran petir itu menerangkan ruangan dan terlihat wajah Vina yang hitam pekat akibat maker wajahnya. Membuat ketiga orang itu kaget dan berteriak ketika melihat satu sama lain.
"AH! SETAN!" teriak mereka berdua bersamaan ketika melihat wajah Vina. Begitu juga dengan Vina yang kaget dengan suara petir. Saking kagetnya dia langsung kembali ke kamarnya dan dengan kuat dia menutup kembali kamarnya.
❁❀❁
Cerita ini bukan tentang brother ship, kawan. Tetapi Cerita tentang tingkah dan keseharian triplets kembar ini.
Keseruan segera dimulai!
Jangan lupa Komen, sama bintangnya Teman.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Triplets Dan Ceritannya
Teen Fiction{Masukin perpustakaan dan follow akunnya. Biar tidak ketinggalan up ceritannya} ❁❀❁ Judul sebelumnya: The Triplets And Their Other Stories Alvina, Alvin, Alvino. Mereka tiga kembar bersaudara, namun memiliki sifa...