🌻HAPPY READING 🌻
JANGAN LUPA JEJAKNYA, VOTE SAMA KOMEN:'D
.
.
.“Anak-anak, tiga hari lagi Ayah akan keluar kota untuk mengurus proyek yang ada di sana. Mungkin akan memerlukan waktu yang cukup lama di sana, jadi bagaimana kalo kalian ikut pergi dengan Ayah dan tinggal di sana, sekalian pindah sekolah?" tanya sang Ayah pada anak-anaknya. Mereka yang mendengar pertanyaan Ayah hanya diam.
Mereka tidak tahu harus menjawab apa, karna ucapan Ayahnya itu sangat tiba-tiba. Hingga akhirnya Vina memberanikan diri untuk bicara.
“Maaf Ayah, apa boleh aku tidak ikut dengan Ayah?” tanya Vina ragu.
“Kenapa?” balas sang Ayah.
“Maksud Vina.. Vina ingin pindah sekolah SMA di kampung tempat temanku, ah... Ayah tidak perlu khawatir, Ayah kenal dengan Felisha kan?” lanjut Vina, mengingatkan teman masa kecilnya itu.
“Iya, dulu kan dia sering bermain denganmu, dan orang tuannya juga teman baik Ayah.” jelas Ayah."Jadi?"
“Nah, kebetulan orang tuannya Felisha juga mempunyai kos-kosan, putra dan putri. jadi bagaimana jika aku tinggal di kos-kosan itu bareng Felisha.”Vina berusaha bicara dengan hati-hati untuk menyakinkan Ayahnya, agar mengizinkannya pergi.
Sang Ayah hanya diam saja memikirkan ucapan putrinya, hingga itu membuat Vina bimbang, apa dia membuat kesalahan? Apa Ayahnya akan marah?
“Tunggu Ayah!” sela Vino di tengah pembicaraan itu.
Vino melirik ke arah gadis itu,“Vina, kamu ingin berpisah dengan kita?”
“Apa?” Lontar Vina mengerutkan alisnya ketika melihat Vino.
“Ayah, bagaimana jika kami juga ikut. bukannya akan lebih baik kalau kita juga ikut agar bisa menjaga Vina, Ayah?” bujuk Alvin menyakinkan Ayahnya.
Di mata Ayahnya Alvin adalah orang pintar, dia tipe orang yang akan selalu memikirkan dulu apa yang dia ucapkan. sehingga Ayah percaya dan yakin jika Alvin dan Vino ikut, Vina akan baik-baik saja.
“Baiklah, Vina, saudara kembarmu juga akan ikut denganmu. jadi sepertinya Ayah tidak perlu khawatir ya.” Mereka yang mendengar itu tersenyum lebar.
“Hahaha ... iya Ayah.” Tawa Vino puas, dia tersebut smirk melihat Vina yang kebingungan.
“Tapi Ayah-”
“Vina, sudah!” tekan Ayah sudah memutuskan.
Ketiga anaknya itu terdiam kaget, apalagi Vina. Ia diam dan kesal dengan sikap saudaranya.
Dasar rubah, bilang saja kalian ingin mengikutiku dan mengangguk lagi kan_
Tentu saja, jangan harap Lo bisa jauh dari gue_ batin Vino menatap Vina,
Hah... gue ikut aja, sepertinya akan seru_ batin Alvin
❁❀❁
Ya setidaknya kamar gue gak dekat dengan para cucunguk itu, yang selalu berisik dan menganggu gue, karna kosan gue jauh sama mereka hehe_ batin Vina,
Sementara di luar semuannya sudah siap dan tinggal berangkat. Vina yang masih stay di dalam. Vino berteriang memanggil Vina. Untungnya kamar Vina ada di depan, hingga suara dari depan rumah terdenga jelas.
“Vina buruan! sebentar lagi kita akan berangkat!” teriak Vino di luar.
“Iya, tunggu sebentar lagi,” balas Vina.
Vina keluar sambil membawa barang-barangnya yang besar satu persatu ke luar rumahnya.
“Akhirnya Sudah-” ungkapnya lega setelah menurunkan barangnya yang berat.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Triplets Dan Ceritannya
Dla nastolatków{Masukin perpustakaan dan follow akunnya. Biar tidak ketinggalan up ceritannya} ❁❀❁ Judul sebelumnya: The Triplets And Their Other Stories Alvina, Alvin, Alvino. Mereka tiga kembar bersaudara, namun memiliki sifa...