Epilog

748 38 3
                                    

Seonghwa mulai larut dalam kantuknya ketika suara langkah bergema di lorong kamar rumah sakit itu. Matanya terbuka, bersamaan dengan sosok Hongjoong, yang masuk dengan penampilan acak-acakan serta rambut berantakan, dasi dilonggarkan seadanya dan mata yang menatap tajam. Setengah panik.

Dengan menahan geli, Seonghwa menatap Hongjoong yang sedang mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan tempat Seonghwa berbaring. Mata mereka bertatapan, seulas senyum tampak di mata mereka. Senyum yang sama yang selalu mereka bagi ketika mereka bertatapan, bahkan sejak 5 tahun yang lalu di hari pernikahan mereka.

"Kupikir aku terlambat." Hongjoong mengusapkan jemari di rambutnya yang berantakan,

"Mereka menelpon kantor dan mengatakan kau dibawa ke rumah sakit karea sudah kontraksi, aku ke sekolah Minjae dahulu setelah itu kemari"

Seonghwa tersenyum, menatap perutnya yang membuncit.

"Belum Joong, kata dokter aku harus menunggu sebentar lagi."

Hongjoong mendesah melangkah masuk dan duduk di tepi ranjang , digenggamnya tangan Seonghwa penuh kasih.

"Aku panik.." matanya menatap Seonghwa cemas,

"Bagaimana rasanya sayang? Apakah sakit? Apakah kau merasa nyaman?"

Seonghwa mengangguk sambil membalas remasan jemari Hongjoong, kemudian seperti menyadari sesuatu, tatapannya melirik ke belakang punggung Hongjoong,

"Dimana Minjae?"

Dengan senyum dikulum, Hongjoong ikut menoleh ke arah pintu,

"Tertahan di pintu seperti biasanya, suster-suster sibuk mengagumi dan mengerubunginya, dan meskipun masih kecil sepertinya ia menikmati banyaknya perhatian dari perempuan-perempuan itu."

Alis Hongjoong tampak berkerut bersungguh-sungguh ketika mengucapkan kata-kata itu sehingga Seonghwa terkekeh geli.

"Mungkin karena dia putra Kim Hongjoong, seorang playboy sejati." canda Seonghwa sambil menahan tawa.

Seonghwa menatap suaminya dengan penuh perasaan sayang. Selama lima tahun pernikahan mereka, cintanya kepada suaminya semakin dan semakin dalam, oh.. Hongjoong memang tidak berubah, dia masih pria yang sama, yang arogan dan keras kepala dengan mata hitam kelam menyala ketika marah, tetapi lelaki itu sekaligus berubah menjadi lembut dan... Banyak tertawa. Pada awal mulanya Hongjoong masih membatasi diri, tetapi sekarang sudah tidak ada lagi batasan di antara mereka. Hongjoong ternyata bisa menjadi suami yang begitu penyayang dan lembut, membuat Seonghwa merasa menjadi pasangan yang luar biasa bahagia dan dicintai.

Mendengar perkataan Seonghwa, Hongjoong cemberut meskipun ada senyum menari-nari di matanya, dikecupnya jemari Seonghwa lalu matanya menatap nakal.
"Playboy sejati yang akhirnya tunduk di bawah kuasa yang mempesona." godanya setengah berbisik.

Pipi Seonghwa memerah, dalam kondisi hamil sembilan bulan, ia tampak manis dan berisi, apalagi dengan pipi merona yang begitu menggoda.
T
atapan Hongjoong meredup penuh arti,
"Dan sekarang yang manis, mengingat sudah cukup lama aku tidak menyentuhmu, maukah kau setidaknya memberikan kecupan dibibir suamimu yang merana ini?" tambahnya nakal

Pipi Seonghwa makin terasa panas oleh godaan Hongjoong itu, dan rupanya itu membuat Hongjoong gemas, dengan lembut disentuhnya dagu Seonghwa, di dekatkannya bibirnya ke bibir ranum Seonghwa yang sedikit membuka, menanti. Napasnya mulai terengah, ah... Betapa manisnya ciuman ini... Hongjoong amat rindu merasakan bibir mereka berpadu dalam tautan panas yang....

Suara berdehem keras membuat bibir mereka yang hampir bersentuhan menjauh seketika. Hongjoong mengumpat pelan, sedangkan Seonghwa menoleh dengan penuh rasa bersalah ke arah pintu.

A Romantic Story About SeonghwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang