one

7 4 1
                                    

Seorang gadis sekitaran usia sembilan belas tahunan itu perlahan membuka matanya, lantaran sinar cahaya masuk ke-indera penglihatannya. Setelah kedua matanya terbuka ia bingung dengan keadaan di sekitarnya, ia pun duduk sambil melihat sekelilingnya yang ternyata dia sekarang berada di hutan.

Dia memegangi kepalanya yang berdenyut. Ternyata kepalanya terbalut perban.

Gadis itu pun berdiri, perlahan namun pasti, dia melangkahkan kakinya menyusuri hutan tersebut. Dia tak tahu pasti sudah terjebak di hutan ini berapa lama, sepertinya baru semalam. Gadis yang masih berbalutan pakaian pasien rumah sakit itu berjalan ke sana kemari berharap agar ia bisa keluar dari tempat yang sepi ini.

Karena bagaimanapun juga ini adalah hutan, tidak tahu apa yang akan terjadi dengannya jika terus menerus berada di sini.

Saat sedang menyusuri hutan dengan tenang, tiba tiba dia mendengar suara teriakan dari seorang laki laki, "Itu dia! Cepat kejar!". Ujar laki laki itu yang diduga sebagai pimpinan dari beberapa perkumpulan lelaki tersebut.

Gadis itu menoleh lalu mengerjabkan matanya sebelum ia menyadari bahwa kumpulan laki laki itu sedang mengicar dirinya.

Ia pun berlari dengan ketakutan, berusaha menghindar dari kejaran mereka. Tanpa dia sadari, bahwa dengan dia berlari maka para sekumpulan kelompok laki laki itu yakin bahwa dia lah yang mereka cari.

"kenapa mereka mengejarku? Sepertinya aku tak mengenali mereka" batin gadis itu sambil tetap berlari sekuat yang ia bisa. Tak menghiraukan dengan keadaan kaki halusnya yang tanpa dibaluti dengan sendal ataupun sepatu, karena ia tetap berlari, sambil sesekali merapalkan doa kepada Sang Tuhan agar melindunginya.

"HEI, JANGAN LARI KAU!! BERHENTI ATAU KAMI AKAN MELEPASKAN PELURU PADAMU!" teriak salah seorang dari mereka.

Gadis itu pun menegang, ia berhenti berlari, lalu melihat ke belakang di mana terdapat sekelompok laki laki yang sedari tadi mengjarnya kini ikut berhenti.

Karena merasa itu hanya ancaman, gadis itu berlari kembali dengan lebih cepat. Tak mempedulilan kakinya yang sudah berlumuran darah akibat tertusuk potongan dahan pohon runcing yang sudah jatuh ke tanah.

"Astaga, gadis itu benar benar" gumam pimpinan sekelompok laki laki itu.

Mereka juga kembali berlari, mengejar gadis yang sudah hampir seminggu menjadi incaran mereka itu. Karena tidak mau berhenti juga walau sudah lelah berlari dan juga sudah diberi peringatan, akhirnya pimpinan itu pun melepaskan tembakannya ke udara.

DOR

'deg'

Mendengar suara tembakan membuat gadis itu sempat menahan nafasnya sesaat. Dan untuk kesekian kalinya dia memberanikan diri untuk menoleh ke belakang secara perlahan. "Tuan, ku mohon, sepertinya kalian salah orang, a-aku bukan orang yang kalian maksud" ucap gadis itu dengan mata yang sudah berkaca kaca.

Lelaki yang menjadi ketua pimpinan sekelompok laki laki itu berdecih, "cih, lihatlah. Dia mendrama, orang licik sepertinya mana mungkin dapat ku percaya" tegas laki laki itu.

Mereka pun perlahan lahan jalan menuju arah sang gadis tersebut, dengan menodongkan pistol ke arahnya. Gadis itu juga mundur agar jarak diantara mereka tetap berjauhan.

"HUAAAAAAAAA, MAMAAAA. TOLONG ANAK MU INI" histerisnya karena panik. Bahkan air matanya pun sudah bercucuran dimatanya.

Di sisi lain, pada waktu yang bersamaan pula, seorang laki laki yang sedang berburu hewan itu terkejut, lantaran mendegar suara seperti tembakan peluru. Tanpa pikir panjang, ia pun berlari untuk mencari asal suara tembakan tersebut. Bahkan dia sampai melupakan tujuan utamanya pergi ke hutan saat ini.

ASKA & PELUKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang