bab 01

114 16 0
                                    

Happy reading 💐

   Seorang anak remaja laki-laki tengah terduduk dengan kepala menunduk. Seragam sekolah yang berantakan tanpa atribut lengkap, rambut acak-acakan. Wajahnya terlihat kusut, beberapa kali dia menggaruk leher dan mengusap-usap telinga yang terasa panas mendengar omelan dari Bu Nunung guru BK. Seperti menganggap angin lalu dia sama sekali tak menggubris semburan dari wanita berbadan gemuk di depannya ini.

"Sudah berapa kali kamu keluar masuk ruangan ini Abe saya bener-bener bosan melihat wajah kamu. Lihat ini seragam berantakan, atribut juga tidak lengkap. Dimana dasi kamu ?" Iya, anak berwajah kusut dengan tampilan berantakan yang sedari tadi menunduk adalah Abercio sang biang kerok.
"Dasi saya di curi anjing Bu" dengan enteng tanpa dosa dia menjawab pertanyaan Bu Nunung. Mendengar jawaban konyol keluar dari mulut Abe membuat wanita gemuk itu kembang kempis menahan amarah sekaligus frustasi. Bu Nunung mengusap wajah nya dan menatap wajah lempeng Abe yang terlihat menjengkelkan.
"Kamu selalu melontarkan jawaban yang sama pada saya Abe dengan alasan konyol seperti ini, kamu pikir ibu juga tidak tau kalo kamu juga sering membolos. Kamu ini sudah kelas 11 harusnya kamu memberikan contoh yang baik untuk adik kelasmu. Sebentar lagi juga mulai ujian semester satu kalo kamu sering bolos sekolah tidak mengikuti proses pembelajaran kamu gak akan bisa naik kelas. Paham!!?" Abe hanya diam mendengar omelan Bu Nunung tanpa ada niatan membuka suara. Abe menunggu wanita gemuk ini segera memberinya hukuman setidaknya itu lebih baik daripada harus mendengarnya mengomel hingga telinga terasa panas dan berdenging.

"Saya tidak mau tau ya Abe, sekarang kamu bersihkan seluruh toilet siswa di sekolah ini. Kalo nanti saat saya mengecek kondisi toilet masih sama dan tidak bersih ibu gak akan izinin kamu pulang, dan ibu akan menskors kamu" .

Semula wajah yang terlihat kusut dan lempeng kini terganti dengan senyum berbinar seolah merasa bebas. Dengan gesit Abe berdiri tegak dan tersenyum manis ke arah Bu Nunung.
"Asiapp Bu Nunung, saya akan membersihkan toilet sampe kinclong tanpa ada debu dan kotoran. Hehe sudahlah Bu Nunung jangan marah-marah wajah ibu sampe memerah seperti itu, ntar cantiknya jadi ilang loh bu" Bu Nunung hanya bisa memutar bola matanya malas. Anak ini memang benar-benar menyebalkan dan merepotkan saja. Entah kapan anak ini cepat lulus dan dirinya akan terbebas dari siksaan batin, beberapa hari ini tensi darahnya naik lantaran stress mengahadapi tingkah Abe.

"Hmm yasudah cepet sana kamu bersihkan toilet, gak usah banyak bicara, saya pusing" usir Bu Nunung yang ditanggapi senyum kegirangan oleh Abe. Abe berlari keluar BK bergegas menjalankan hukuman yang sudah menjadi asupannya setiap hari.

Melihat kepergian Abe Bu Nunung berjalan cepat menuju kantor kepala sekolah.
"PAKK BROTO!!!" Teriak Bu Nunung setelah sampai di ruang kepala sekolah. Seorang pria paruh baya yang sedang sibuk mencari-cari sesuatu di bawah meja terlonjat kaget hingga kepalanya membentur meja mendengar suara menggelegar dari Bu Nunung.
Dengan memegangi kepala yang terasa cenat cenut pak Broto duduk dan menatap Bu Nunung penuh tanda tanya.

"Ada apa Bu Nung ? Teriak-teriak sampe saya kaget, liat nih kepala saya benjol gara-gara kebentur meja" Bu Nunung meringis melihat benjolan di area ubun-ubun pak Broto.

"Pak BROTO SAYA GAK KUAT PAKK, beneran ini loh pak saya gak boongan saya angkat tangan ngadepin bocah prik menjengkelkan seperti Abe pak" ujar Bu Nunung dengan wajah melas, lelah, dan frustasi. Pak Broto yang melihat Bu Nunung tak tega, sudah berapa guru yang angkat tangan lantaran tidak tahan menghadapi kenakalan bocah tengil bernama Abercio.

"Sabar Bu Nung, pasti ada cara lain agar dapat mendisiplinkan Abe" ucap pak Broto mencoba meyakinkan Bu Nunung walaupun dia sendiri juga merasa bahwa semua itu mustahil. Bu Nunung hanya bisa menghela nafas kasar sembari mengelus dada mencoba sabar.

...........

Di lain tempat Abe tengah sibuk membersihkan toilet mulai dari toilet laki-laki dan setelah itu berlanjut ke toilet perempuan. Dengan cekatan Abe membersihkan toilet menyapu, mengepel lantai. Sesekali dia mengusap peluh di wajah menggunakan punggung tangan nya. Abe begitu menikmati hukuman yang di berikan oleh Bu Nunung bahkan dia juga bersiul dan bernyanyi ria seolah ini sudah menjadi hal biasa baginya. Sudah 1 jam lebih Abe membersihkan toilet dan sekarang semuanya sudah beres. Abe memandangi hasil kerjanya, perfect.  Kini toilet kembali bersih dan kinclong saatnya dia mengistirahatkan diri.

"Wyuhh akhirnya beres juga nih, saatnya nyantai" dia berjalan ke arah utara toilet menuju gazebo. Belum sempat Abe mendaratkan bokong nya tiba-tiba saja Bu Nunung muncul di depan Abe hingga dia mengurungkan diri untuk duduk.

"Gimana Abe sudah selesai bersihin toilet nya" tanya Bu Nunung dengan ekspresi wajah garang.

"Sudah Bu Nunung yang cantik dan bawel, kalo ga percaya coba silahkan di cek" ujar nya dengan cengerin khas yang siapapun ingin sekali membogem wajahnya, menyebalkan. Tanpa berpikir panjang Bu Nunung segera mengecek kondisi toilet apakah sudah dikerjakan dengan benar oleh Abe.
Seperti tak ada masalah semua yang dikerjakan Abe juga bagus, toilet bersih dan kinclong tanpa ada niatan menghampiri Abe, Bu Nunung menyuruh Abe segera pulang melalui kibasan tangan nya berisyarat menyuruhnya pergi. Melihat itu Abe langsung ngacir pergi ke arah parkiran, Bu Nunung hanya bisa menghela nafas lelah.

"Semalam kutahan kutahan semalam
Lama-lama rindu tak mampu kutahan"

Suara nada dering ponsel terdengar dari saku celana Abe. Sungguh anak ini memang aneh selera lagu macam apa itu, bagaimana bisa dia menggunakan lagu dangdut sebagai nada dering ponsel.

"Siapa sih ini nelpon ganggu aja" dengan kesal Abe mengangkat panggilan tersebut.

"WOII ABEEE LO ADA DI MANA" Abe menjauhkan sedikit ponselnya dari telinga mendengar suara cempreng dari sebrang sana.

"Biasa aja lah gak usah teriak-teriak gue gak budeg gue bisa denger suara lo yang sebelas dua belas sama kayak kenalpot bocor"

"Hehe, lo dimana sekarang ? Cepet ke markas sekarang Dion dari geng elixy nantangin lo buat tanding balapan"
Mendengar itu tanpa sepatah katapun Abe memutuskan sambungan telepon, dan langsung bergegas menuju markas epiphany. Epiphany adalah sebuah geng motor yang di dirikan oleh Abe berserta teman-temannya. Geng ini berdiri bertujuan untuk membantu para anak yatim dan orang-orang membutuhkan. Selain dari dana hasil uang tabungan yang mereka sisihkan untuk donasi anak yatim dan korban bencana,mereka juga menggunakan uang hasil dari tanding balap liar. Beberapa warga sekitar cukup terganggu dengan geng yang di ketua oleh Abe ini karena sering melakukan balap liar, mereka juga gesit dalam menghindari polisi ketika lokasi tanding balap mereka dapat dilacak polisi.
Motto geng epiphany adalah solidaritas tanpa batas. Dengan motto ini mereka akan saling bahu membahu menjadikan rumah kedua bagi mereka. Melakukan hal yang menyenangkan saling mendukung, mengembangkan bakat-bakat mereka masing-masing.

Tak terasa sampailah Abe di markas epiphany. Sebuah rumah yang terletak jauh dari pemukiman warga dengan pemandangan danau di samping kanan markas. Tempat ini tak terlihat seperti markas tapi malah lebih terlihat seperti rumah yang berisi keluarga cemara.
Abe membuka pintu memasuki markas epiphany. Dia di sambut oleh Dion yang menantangnya tanding balap liar. Dengan wajah angkuh Dion berdiri di hadapan Abe.

"Akhirnya datang juga lo"

"Lo yakin nih mau nantangin gue duel balap liar?" Jawab Abe santai namun terlihat mengesalkan di mata Dion. Dia seolah sedang di remehkan dan di ragukan oleh makhluk di hadapannya ini. For your information, dion mendongak ketika sedang berbicara dengan Abe karena tubuhnya lebih pendek dari Abe.

"Cih brengsek, liat aja nanti gue bakal kalahin lo di pertandingan. Ingat jam 22.30 malam, gue tunggu lo di tempat biasa arena balap liar" ucap Dion menantang Abe dengan penuh rasa percaya diri.

"Oke"

TBC

Hai terimakasih sudah mampir membaca.
Jangan lupa buat kasih vote+komen ya :)

Silhouette (slow update) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang