Pagi hari jam 7.30.
Drrtt...Drrtt....
Bunyi benda pipih dinakas membuat tidur seorang Jeykey Ardolph terganggu. Siapa yang berani mengganggu tidurnya. Apa dia sudah bosan hidup ?. Ia membuka matanya dan hendak mengambil benda pipih tersebut.
APA...APAAN INI !!!.
"Kenapa kau masih disini, kau ingin mati, hah ?". Marahnya dan langsung mendorong jalang tersebut. Berani sekali dia bangun bersama jeykey.
"Auu.. sakit, tuan kau menyakitiku". Ringisnya kesakitan.
"Apa kau bilang?, Sakit?, Kau ingin aku mencabut nyawamu sekarang, hah? Ujarnya lagi, sedangkan jalang tersebut masih terduduk dilantai sambil memegang pinggulnya yang sakit akibat dorongan jeykey yang terlalu kuat.
"Kau belum membayar ku tuan". Ucap jalang tersebut.
"Fuck, katakan berapa yang kau inginkan". Ujarnya sambil mengusap wajahnya.
"30 juga dollar". Ucapnya sambil menunduk.
"Cukup ?".
"Cukup tuan" jawabnya lagi sambil berusaha untuk bangun.
"Berikan Pin rekeningmu, akan ku transfer sekarang".
Jalang tersebut memberikan Nomor PINnya, dan jeykey pun segera mentransfernya. Kemudian jalang tersebut langsung mengambil pakaiannya dan segera memakainya, ia pun langsung berjalan terbirit-birit sambil mendengus kesakitan di area selangkangannya. Jeykey menggenjotnya dengan membabi buta karena marah pada sahabatnya yang gagal menjalankan tugasnya. Jadi, anggap saja ia melampiaskan pada jalang tersebut.
Kemudian ia memakai celananya dan berjalan kemudian ia berdiri didepan jendela sambil melihat pemandangan kota Roma dipagi hari.
Drrtt...Drrtt...
Benda pipih itu kembali berbunyi.
Vernon kim.
"Hm, ada apa". Dinginnya.
"Kenapa baru mengangkatnya, kemana saja kau?". Ujarnya diseberang sana
"Pertanyaan yang tidak pantas untuk ditanyakan".
"Tuan Jeykey". Suaranya sedikit melembut. "Jam sembilan ada rapat di Gli Hotel Di Losso". Beritahu sang sekretaris sekaligus asisten pribadinya.
"Kau saja yang menghadirinya". Santainya sambil melihat-lihat kota Roma dipagi hari dan bersandar di bahu jendela.
"Tidak bisa begitu tuan, mereka ingin membahas saham, tuan". Bantahnya lagi.
"Siapa bos disini". Dinginnya lagi.
"Tuan Jeykey Ardolph". Ujarnya, sebenarnya ia sangat muak jika sudah seperti ini. Oh jangan tanyakan lagi seberapa geramnya ia sekarang. Ia selalu saja di teror oleh petinggi-petinggi negara dan dikejar-kejar oleh awak media.
"Mereka terobsesi dengan sahamku bukan diriku".
Tut..Tut..
Jeykey mematikan handphonenya sebelah pihak tanpa mendengarkan lagi protes Vernon diseberang sana, yang sudah sangat berambisi ingin melenyapkan dirinya sendiri. Dengan mati ia terbebas dari dunia yang tidak adil baginya.
"Arrggh...bos tidak punya hati". Geramnya sambil memukul stir mobilnya.
Sebenarnya pria ini bukan tidak mau menghadiri rapat tersebut, hanya saja ia malas menghadirinya. Menurutnya, ini tidak terlalu penting. Ia akan menghadiri rapat-rapat yang menurutnya penting dan menghasilkan keuntungan yang luar biasa.
Jeykey itu bukan pria yang bodoh atau pemalas hanya saja ia tidak suka dunia bisnis, ini bukan dunianya. Ia lebih suka dengan balapan mobil dan dunia malam. Menurutnya, itu bisa membuatnya bahagia. Tapi apa boleh buat. Iya memiliki otak yang cerdas dalam bidang apapun dan orang tuanya pun mempercayainya untuk memimpin perusahaan nomor satu di Italia ini.
--***--
Disisi lain.
"Kenapa lama sekali ?". Tanya alea sambil menyerut kopinya.
"Maaf..hehe.. tadi aku menemui Daddyku dulu, ada urusan penting". Jawab Michella Arthur atau kerap disapa dengan chella--Dokter chella.
"Selalu saja begitu". Pasrah Allea Vincent atau kerap disapa Lea sahabat chella yang berprofesi sebagai dokter dirumah sakit yang sama.
"Tinggal maafkan saja apa susahnya". Kemudian ia pun duduk. Tangan chella melambai kearah pegawai restaurant untuk memesan makanan.
"Emm, chella kau tau?". Tanya Lea dengan wajah seriusnya.
"Apa". Jawab chella sambil mengotak Atik benda persegi empat ditangannya.
"Teman kita waktu di SHS". Kali ini ia mencodongkan wajahnya kedepan chella. "Alexia, ternyata dia seorang jalang, aku melihatnya dibawa oleh tuan jeykey keluar dari casino".
Chella kemudian meletakkan handphone nya dan menatap serius ke arah sahabatnya.
"Hei jangan menuduh sembarangan. Belum tentu bersama tuan jeykey dia mau mengangkang". Ujarnya dengan cuek.
" Yah, apalagi kalau bukan mengangkang. Tuan Jeykey itu terkenal playboy. Internasional playboy". Ujarnya lagi. "Dia penjahat kelamin-- tapi dia sangat tampan dan hot". Ujar Lea lagi sambil membayangkan betapa hotnya seorang Jeykey.
"Ish, aku sangat benci laki-laki seperti itu". Ucapnya sambil menggenggam gemas kedua tangannya didepan wajahnya. " Ingin sekali aku memotong lolonya, tapi aku ditak mengenalnya, hanya tau namanya saja".
"Kau tak mengenalnya ?". Kaget Lea. "Kasihan sekali kau, padahal dia sangat tampan dan terkenal didunia perjalangan". Ujarnya santai sambil menyenderkan punggungnya dikursi. "Dan didunia bisnis, hanya saja ia tidak mau wajahnya diliput oleh media, dia sangat anti dengan yang namanya media". Ujarnya lagi.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Don't forget vote and coment
Sorry, if there are many mistakes in writing
🙏🙏🙏
Happy reading everyone
🥰🥰🥰
Salam sejahtera untuk kita 🥰🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
SHE'S MINE
FanfictionWARNING 21+⚠️⚠️⚠️ CERITA INI MENGANDUNG UNSUR DEWASA, KEKERASAN, KATA² VULGAR, HARAP BIJAKLAH DALAM MEMBACA !!. Alexander jeykey ardolph CEO di sebuah perusahaan terbesar di Eropa yang bergerak dibidang properti CEO Real Estate Group (REG) dan juga...