Jalan

21 16 2
                                    

Setelah menerima hasil belajar kemarin, inilah hari yang ditunggu-tunggu oleh Elora. Yaitu libur kenaikan kelas. Siapa yang tidak menunggu saat-saat emas seperti ini? Dapat bebas dari segala tugas untuk tiga minggu kedepan, dan yang paling menyenangkan adalah bisa menunda waktu untuk bangun pagi. Yah.. walaupun ada Mama, yang tetap akan membangunkannya tepat waktu seperti biasa.

Pukul 08.00 wib.

Elora keluar dari kamar, langsung menuju kamar mandi untuk membasuh wajahnya. Selesai membasuh wajahnya, Elora membuka tudung saji. Dan melihat bahwa sarapan sudah tersedia di hadapannya. Elora mengambil piring dan duduk di meja makan untuk sarapan sendirian.

Pasti Mama dan Papa nya sudah sarapan terlebih dahulu. Karena ini sudah termasuk telat waktu untuk sarapan. Mama dan Papa paling tepat waktu jika menyangkut waktu mengisi perut.

Selesai sarapan Elora bergegas merapikan rumah. Dimulai dari kegiatan kecil, seperti menyapu, mengepel, mencuci piring, dan mengelap meja. Selesai mengerjakan pekerjaannya itu, ia pergi menyambar handuk yang berada di gantungan handuk, tepat di depan kamar mandi, dan menyandang handuk itu di bahu nya.

Dengan handuk yang masih melekat di bahunya, Elora pergi kearah ember yang berisi kan pakaian kotor. Membawa ember itu masuk kedalam kamar mandi. Memasukkan semua pakaian Kotor kedalam mesin cuci yang berada di kamar mandi, lalu menekan tombol on pada mesin cuci itu.

Sembari menunggu mesin cuci mengerjakan pekerjaannya, ia memilih untuk mandi supaya tidak menghabiskan banyak waktu.

Selesai dengan ritual mandi nya, Elora keluar dengan pakaian lengkap. Bersamaan dengan itu, pakaian yang tadi berada di dalam mesin cuci pun, akhirnya sudah bersih. Mengangkat pakaian itu keluar rumah dengan ember, lalu mengambil jemuran besi dari dalam rumah. Setelah itu, Elora segera menjemur pakaian itu tepat di teras samping rumah nya.

Setelah semua pekerjaan dirasa selesai, Elora ikut bergabung dengan orangtua nya di toko. Saat satu langkah lagi ia menginjakkan kaki nya ditoko, Elora dapat melihat Mamanya sedang berbicara di telepon dengan seseorang sambil berdecak pinggang. Sedangkan Papa sibuk menata dan merapikan barang-barang di rak.

"Engga kemana-mana kayaknya nak, Elora kalau libur ya biasanya dirumah aja. Keluar sendiri juga paling males dia. Kecuali ada temannya baru dia mau diajak keluar, atau pergi-pergi gitu."

Elora menatap Mama nya yang sedang berbicara sambil memunggungi nya itu, dengan mengerutkan dahi,

'Siapa tuh?!' Elora bertanya dalam hati.

"Ooh yaudah. Nanti, Tante kirim nomor nya ya." Sahut Mama lagi.

"Iya-iya. Oke." Jawaban terakhir dari Mama sebelum telepon itu berakhir.

Saat Mama menghadap kebelakang, Elora langsung bertanya pada Mamanya, "Siapa Ma..?"

"Rico." Jawab Mama.

Mama mencari nomor Elora, dan segera mengirimkan nomor itu kepada sang penelpon tadi.

"Ooh, mau ngapain emang Ma,?" Elora sedikit kepo, karena tadi ia mendengar bahwa Mama menjelaskan bahwa ia tidak kemana-mana hari ini. Memang Mama nya ini benar-benar seperti seorang cenayang, bisa mengetahui bahwa Elora tidak ingin keluar rumah hari ini.

"Dia tanya kamu gak pergi kan hari ini, soalnya dia mau datang kesini. Sebenarnya tadi dia mau tanya kamu langsung. Tapi katanya sampai sekarang, belum punya nomor kamu." Kata Mama sambil menatap Elora.

"Ooh." Jawab Elora.

"Kamu udah mandi?" Tanya Mama.

"Udah dong Ma, kerjaan juga udah beres. Jadi aman." Jawab Elora sambil mengacungkan jempolnya.

Mate from parentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang