1. Gak sengaja dengar

17 9 0
                                    

Menjadi cucu pemilik sekolah memanglah menyenangkan. Dikenal hampir di seluruh penjuru sekolah, memiliki banyak teman, disukai setiap orang, melihat tatapan kagum dari setiap orang yang dilewati. Siapa yang tidak mau?

Mungkin jika cucu pemilik sekolah itu memiliki paras yang rupawan, cerdas dan berkarisma. Gambaran tersebut memang pantas jika disandingkan dengan Detak dan Detik. Tapi tidak dengan Hening.

Kesempurnaan yang dia punya, akan sirna jika orang tau jika salah satu keturunan Lakaprana adalah seorang tuna rungu.

Hening Swaraka Lakaprana namanya, kehidupan nya memang se-hening namanya. Tapi dia masih punya 8 telinga ditambah ditambah alat bantu yang terpasang di telinga nya.

Ayah, Bunda, dan kedua Kaka kembarnya yang akan selalu siap menjadi telinga tambahan special untuk si bungsu, Hening.

"Selamat pagi ayah, bunda!" sapa Hening ketika sampai di ruang makan

"Pagi sayang" balas Lentera Ayunika Lakaprana- sang bunda, tersenyum sambil melihat si bungsu yang menduduki kursi tepat disebelah nya.

"Morning dad, mom and Dede Nini" Detik Voltaraka Lakaprana, si anak kedua yang langsung menempati kursinya diruang makan tepat berhadapan dengan sang adik- hening

Hening yang melihat Kaka nya turun, langsung menyambut nya dengan senyum cantiknya "Morning too, mas Titi"

Detik yang mendengar balasan sang adik, lantas membuat nya memutar mata jengah. "Ga ada panggilan lain buat mas? Masa Titi? Kalau lidahnya kebablasan kan bahaya"

"Aduhh sayangnya ga ada panggilan yang cocok buat mas Titi, selain Titi hehehe. Mas aja manggil aku Nini, dikira aku nenek nenek apa" ucap Hening sambil mengoleskan selai coklat pada rotinya

"Terserah kamu deh, mas 5L sama kamu dek"

Hening yang tak paham, langsung mengerutkan keningnya tanda berfikir "5L?"

"Mas Lelah, Lemas, Letih, Lesu, Love you kamu dek"

"Najis" bukan Hening, tapi itu Detak Cordiska Lakaprana si sulung, yang berjalan menuruni tangga sambil memasang dasi di lehernya.

"Tolong, adek sendiri ga usah dikasih gombalan lu yang basi itu" lanjut Detak

Hening yang mendengar itu hanya terkekeh ringan lalu berkata "Mas Titi udah ngomong begitu ke berapa cewe?"

Detak yang juga mendengar pertanyaan sang adik langsung menatap keatas dan mengerutkan keningnya seakan berfikir, tak ketinggalan jarinya yang terlihat seperti menghitung " satu.. lima.. tujuh.. kalau sama kamu, jadi sembilan. Udah sembilan orang yang Titi gombalin pake kata kata itu"

"Lu ngitungin? Handicraft lu" Tanya Detik

Terlihat Hening yang bingung dengan ucapan sang Kaka yang kelewat waw itu "Ha? Handicraft?"

"Kerajinan"

Laksamana Putra Lakaprana- sang ayah hanya bisa menggelengkan kepala saat melihat dan mendengar tingkah ketiga anaknya "kalian mau terus ngobrol?" Pertanyaan nya hanya mendapat gelengan dari ketiga anaknya.

"Kalau gitu, cepat sarapan dan berangkat sekolah"

"Ayah ga kerja?" Tanya Detik kepada sang ayah, karena dia baru sadar jika sang ayah tidak memakai setelan kerjanya.

"Sullrrp... ahh... Ayah berangkat siang" jawab Laksa ketika selesai menyeruput kopinya.

"Tumben siang"

"Mau cuddle dulu sama bunda" balas Laksa sambil mengedipkan sebelah matanya kearah Tera dan dibalas gidikan geli oleh sang istri.

Mendengar ucapan sang ayah membuat Hening bertepuk tangan riang sambil melihat ayah dan bundanya secara bergantian "Wihh aku mau punya adikk"

HENINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang