Hingga detik ini aku masih berharap dia kembali menemuiku, menatap kedua mataku, menarik kembali apa yang telah dia katakan sebelumnya dan memelukku. Mengatakan bahwa dia menyesal telah melukaiku. Agar kami bisa kembali bersama seperti dahulu.
Tangisanku sudah berhenti sejak 20 menit lalu. Mataku yang sembab perlahan melirik ke arah meja disampingku, menatap penuh harap ke arah foto yang terbingkai dengan apik berdiri diatas meja. Meskipun aku tidak bisa menjangkau raganya, namun sosok itu masih berada disini. Sedang tersenyum lebar bersamaku.
Senja telah menghilang dan kini tergantikan oleh malam yang sunyi tanpa kehadiran bintang dilangit. Jendela kamarku masih terbuka, membiarkan angin malam yang dingin memasuki kamarku yang gelap. Dari tempatku duduk, aku bisa melihat bulan yang sama menyedihkannya sepertiku. Sendirian tanpa bintang disampingnya. Namun, meskipun bintang tidak berada disampingnya, bulan tetap menampakkan sinarnya, menyinari bumi yang gelap gulita.
Kedua mataku perlahan terpejam ditengah remangnya cahaya bulan yang menyelinap masuk ke kamar. Aku terpejam untuk beberapa saat, cukup lama, hingga terdengar sebuah notifikasi masuk dari ponselku. Aku mendengarnya, namun tubuhku serasa tidak ingin bergerak untuk mengambil ponsel yang berada diatas ranjang.
Aku tidak tahu sudah berapa lama aku terlelap sambil duduk bersandar ke dinding. Namun satu hal yang pasti aku merasakan kenyamanan yang luar biasa pada tubuhku. Terlebih lagi, aku merasakan wangi parfum yang sangat kukenal menyeruak masuk ke indera penciumanku. Aku ingin segera terbangun, namun sekali lagi, aku terlalu takut pada kenyataan yang harus kuhadapi nanti jika memutuskan untuk membuka mata. Sehingga yang dapat kulakukan saat ini hanyalah membiarkan air mataku kembali mengalir keluar dan berharap pada bulan apa yang kurasakan saat ini adalah nyata.
Seseorang memeluk tubuhku.
-0-
Tepat pukul tujuh pagi aku terbangun. Aku benar-benar tidak ingat bagaimana aku bisa berada diatas ranjang sekarang. Tanganku bergerak menyentuh kepalaku yang terasa sangat pening. Dengan mata terpejam aku berusaha mengingat bagaimana aku berakhir diatas ranjang. Namun yang benar-benar aku pikirkan saat ini bukanlah itu, tetapi tentang bagaimana aku bisa terlelap sangat nyenyak disaat kondisi hatiku sedang tidak baik-baik saja.
Tubuhku terbangun dan kedua mataku langsung menatap kondisi kamarku. Kamar yang sebelumnya seperti kapal pecah karena barang-barang berserakan dilantai kini telah berubah menjadi sangat bersih dan rapi. Aku melihat empat kardus besar itu masih berada dikamarku.
Aku memutuskan untuk berjalan keluar setelah berdiam diri didalam kamar sejak kemarin sore. Tepat saat aku membuka pintu kamar, aroma masakan menyapa indera penciumanku. Hal itu membuatku membuka pintu kamar makin lebar dan kakiku yang segera melangkah ke arah dapur.
Aku kembali dipatahkan oleh harapanku sendiri. Tidak ada siapapun disana. Tubuhku sedikit goyah, namun aku segera berpegangan pada ujung meja. Mengatur napas sejenak sebelum kembali ke dalam kamar. Namun saat aku berbalik, aku melihat sosoknya.
Ya, dia, sosok yang selalu aku harapkan untuk kembali.
Sosok yang amat sangat aku rindukan itu sedang berdiri didepanku. Dengan tatapan penuh penyesalan.
Dia mulai berjalan ke arahku, tanpa memberiku penjelasan terlebih dahulu dan kesempatan untuk menamparnya, dia sudah memelukku terlebih dahulu, sangat erat.
Tubuhku bergetar saat telingaku mendengar kalimat maaf terucap dari bibirnya. Lidahku terasa kelu untuk mengatakan sesuatu hingga akhirnya aku hanya bisa terdiam dan membiarkan tubuhku dipeluk olehnya dengan begitu erat.
Pelukan itu terlepas setelah beberapa saat. Lee Taeyong, laki-laki itu menatapku. Jemarinya yang panjang bergerak mengusap air mataku. Mengusap rambutku yang berantakan lalu kembali memelukku. Kedua tanganku yang sejak tadi terdiam, kini melingkar dipinggangnya. Tangisanku kembali terdengar. Kali ini aku menangis sangat keras dipelukannya. Menyembunyikan wajahku didadanya.
"Maafkan aku, Jira-ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Pendek | Short Story | TAEYONG NCT
FanfictionShort story yang di tulis sesuai mood authornya