Paris

5 1 1
                                    

"Paris gimana?"

"Paris?" Aku mengulang pertanyaan dengan raut wajah datar, sebelum akhirnya aku membulat sempurna dan terkejut. "Oh! Kenapa aku tidak memikirkan Paris??"

Kulihat Taeyong tersenyum lalu memperlihatkan sebuah gambar diponselnya. Sebuah tempat di Paris yang sangat ingin aku kunjungi disana. Namun, tiba-tiba saja aku tertawa karena tidak tahan dengan kebodohanku yang tidak memikirkan Paris saat aku sendiri sangat ingin pergi kesana.

"Tapi, bagaimana kau tahu aku ingin pergi ke Paris?"

"Hmm..." Aku tidak bisa menahan senyumanku ketika melihatnya sedang berpikir sambil menatap langit-langit kamarku. "..aku tahu dari memperhatikan hal-hal kecil yang selalu kau lakukan. Dari kau suka membaca novel dengan latar belakang eropa, menyimpan foto bangunan-bangunan eropa, melihatmu menelusuri google, membaca sejarah bangunan dan tempat-tempat bersejarah lainnya. Aku pikir itu hanya hobi, namun setelah membaca jurnalmu, aku tahu apa keinginanmu."

Kedua mataku membulat dan mulutku menganga lebar mendengar penjelasan dari laki-laki yang kini duduk dihadapanku sambil menyematkan senyum tipisnya itu. Satu hal yang sangat aku sukai dari Taeyong adalah dia selalu menyematkan senyum tipisnya saat dia sedang menjelaskan suatu hal atau saat dia sedang mendengarkanku bercerita tentang hari-hariku seperti biasa. Selama berpacaran dengannya, Taeyong tidak pernah menuntut apapun dariku, dia tidak pernah marah atau berteriak kasar kepadaku, malah sebaliknya, dia selalu sabar membantuku saat aku mengalami hari berat dan selalu mendukungku untuk tetap semangat menjalani hari-hari yang sulit.

Namun hari ini, aku tidak pernah menyangka dia akan memperhatikanku sedalam itu, mulai dari hal-hal kecil hingga keinginanku yang ingin pergi ke kota romantis itu.

"Aku pikir kau akan senang jika kita berlibur kesana."

"Kau.. mau ke Paris bersamaku?" tanyaku dengan nada suara yang terdengar serak dan pelan.

"Tentu. Dengan siapa lagi?" Laki-laki itu langsung menjawab tanpa berpikir dua kali. Mendengar hal itu aku tidak bisa menahan diriku untuk melompat ke arahnya dan memeluk tubuhnya dengan erat.

Aku dapat mendengar tawanya saat aku memeluk tubuhnya dan mulai bergelayut manja kepadanya. Kedua tangan Taeyong seketika membalas pelukanku, melingkari tubuhku.

"Kau sebahagia itu?" Taeyong mengusap kepalaku lembut sambil tertawa pelan.

"Aku bahagia bukan karena mau ke Paris. Tapi, bagaimana caramu memperhatikanku." Aku berbicara sambil mengeratkan pelukanku. Aku tidak mau melepas pelukan ini, dan aku juga tidak akan pernah melepaskan laki-laki ini.

"Aku juga pernah memperhatikanmu diam-diam melihat instagram Jisoo."

Namun, sepertinya laki-laki ini akan berbuat sebaliknya, dia akan melakukan apa saja agar terlepas dariku dan membuat jantungku berhenti berdetak.

Pelukan itu terlepas karena aku menarik diriku menjauh dari Taeyong. Menatap wajahnya yang terlihat tenang, sangat berbeda denganku yang kini menjadi panik.

"A-apa? Kau melihatku? Kapan?"

"Hmm, setiap mau tidur."

Aku terperangah, aku kalah.

"Ti-tidak! Kapan aku melakukan itu? Oppa, kau pasti teler waktu itu, iya kan? Kau tidak akan ingat, karena kau teler waktu itu."

Tanpa aku sadari mulutku bergerak sangat cepat membuat alasan dan kalimat ngawur itu tiba-tiba saja keluar dari mulutku dengan sangat lancar. Kepalaku mendongak, kedua mataku sedikit melebar dengan bibir terbuka menatap Taeyong. Sadar dengan apa yang telah aku lakukan.

"Tidak, maksudku, kau pasti salah lihat karena mengantuk." Aku menelan ludah dengan susah payah, takut jika Taeyong tiba-tiba saja kesal.

Aku tidak berbicara setelah itu, hingga akhirnya aku meminta maaf dengan suara sangat pelan.

"Kenapa minta maaf? Kau masih menyukainya?"

"Tidak." jawabku cepat dan tegas.

"Baiklah. Itu sudah cukup." Dia tersenyum sambil mengusap kepalaku dengan lembut. "Bertemu, melihat instagram mantan dengan sengaja ataupun tidak, itu tidak masalah. Yang terpenting adalah bagaimana perasaanmu. Dan aku sudah mendengar jawabanmu dan tahu bagaimana perasaanmu, itu sudah cukup bagiku."

Sambil kembali mengusap kepalaku, Taeyong mengukir senyum manis didepanku. Tangannya kemudian bergerak turun mengusap sisi wajahku sebelum akhirnya mencubit pipiku dengan gemas.

"Jadi, kapan kita ke Paris?"

Suasana didalam kamar yang tadinya sedikit suram kini kembali berwarna. Aku tersenyum lebar sambil menjawab dengan semangat, "Malam ini juga!!!"

.
.
.
.

***
.


.

.
.
.
.
.
.
.

Hong Jisoo (mantan)

Hong Jisoo (mantan)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 04, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cerita Pendek | Short Story | TAEYONG NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang