5|| I am jealous, you know!★

2 2 0
                                    


•••••••|||•••••••|||•••••••|||•••••••|||•••••••|||•••••••|||•••••••|||•••••••

  Jangan lupa follow (☞゚∀゚)☞

•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•✓•

Pukul sudah menunjukkan 06.45, alarm terus berbunyi sedari tadi namun tak ayal membuat gadis yang masih dengan nyaman dalam gulungan selimut itu bangun.

Tubuhnya tak terlihat, hanya menyisakan kepala yang menyembul keluar dari selimut tebal yang di pakainya. Tasha sudah seperti seekor kepompong.

Ia mulai menggeliat  karena merasa terusik dan mencoba melepaskan diri dari gulungan selimut yang membungkus tubuh mungilnya, gadis itu segera bangkit dan mematikan jam alarm yang ia letakkan di atas meja belajar.

"Hoammm... Jam nya berisik banget sih, ga tau apa orang masih ngantuk." Tasha menggerutu dengan mata yang masih terpejam, rambutnya yang acak-acakan dan muka bantal menyambut pagi yang cerah ini. Mengapa pagi ini sudah sepi sekali?. Ia membuka matanya guna melihat jam yang tertera.

"What!!..., bisa bisa nya aku telat bangun. Mana hari ini Senin lagi,  arghhhhhhhh." Teriakan menggema.

Tubuhnya berlari secepat kilat ke kamar mandi guna membersihkan diri dan sesegera mungkin memakai seragam putih abu-abu. Terpaksa hari ini ia tak sarapan karena memang waktu tak memungkinkan. Kenapa tak ada seorang pun  yang membangun kan dirinya. Kemana  keberadaan abang nya? Ia mengambil handphone yang ada di kasur dan langsung memakai sepatunya secara terburu-buru, bahkan tali sepatu nya tak ia ikat dengan rapi dan hanya di masukkan ke dalam.

"Apa Al sudah pergi ya?." Tanyaku ntah pada siapa. Tasha bergegas datang ke kediaman Al yang tepat berada di samping rumah nya.

"Bunda, Al sudah berangkat sekolah?."

Bunda Angela yang masih menyiram tanaman lantas berbalik ke arah ku dan menampilkan senyum indahnya.

"Sudah Sa...  Lohhh, tadi Al datang ke rumah tapi ia bilang kamu sepertinya sudah berangkat ke sekolah, karena di panggilin tak bersuara."

"Yah.... Gimana dong, udah gak bakal tekejar kalau gini, pasti  yang ada sampai sekolah udah bel."

"Ehh, mau bunda antar aja enggak?, Naik mobil, biar bunda keluarin dulu dari bagasi." Bunda mencoba membantu.

"Ga usah Bun, Tasha biar lari aja. Udahlah, terlambat ya terlambat." Menarik nafas dan menggenggam tali tas yang ada di pundaknya dengan erat. "Tasha pamit bun, see you..."

"Iya Sa... Hati hati loh yaaa." Bunda menggeleng dan tertawa pelan melihat Tasha berlari seperti di kejar setan, kepalanya Tuing tuing seiring dengan langkah nya. Ada ada saja.

*********************************

Benar saja, begitu dirinya sampai sekolah, gerbang masuk nya sudah terkunci rapat. Demi Neptunus yang sedang berenang di Atlantis, bisakah kau berikan ilmu sihir padaku, buat lah aku dapat menembus susunan besi panjang ini yang dapat langsung menuju ke ruang kelasnya?. Seperti portal contoh nya.

Jangan konyol, itu semua tak mungkin. Nyatanya sampai saat ini tubuh nya masih berdiri menanti kebaikan dari seseorang agar dapat membuka gerbang ini.

Sekarang ini Tasha masih saja sibuk mengatur nafasnya. Gadis itu terengah-engah, ditambah lagi dirinya lupa untuk membawa minum, jarak rumah ke sekolah nya tak bisa di bilang dekat juga.

Aldianofa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang