°°°°°°°|||°°°°°°°|||°°°°°°°|||°°°°°°°|||°°°°°
"Nanti pergi sekolah ku jemput."
Ujar seorang pria tampan yang tak lain dan tak bukan adalah sahabat kecil nya."Huh...tapi aku mau naik motor sendiri Al."memelas sembari menatap pemuda itu dengan tampang memohon.
"Gak." Ujar Aldianofa yang biasa di panggil Alfa dengan singkat dan to the point
"Ta—." Belum sempat dirinya menyelesaikan ucapannya langsung di potong dengan Alfa
"Kamu baru belajar naik motor Tasha, nanti kalau kamu jatuh gimana?,Siapa yang repot?, Aku yang repot."
"Wisss aku bisa Al... Percaya deh." Ujarnya kembali meyakinkan sang sahabat, menggoyang kan tangan Alfa yang di sambut dengan tatapan datar dari lawan bicara nya.
"Gak."
Menjawab singkat kemudian menegakkan tubuhnya dan berjalan menuju keluar gerbang sekolah. Tak lupa Alfa memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana abu abunya. Memutar mainan yang ada di kunci motor nya dengan telunjuk.
"Is nyebelin!."
Teriaknya mengundang berbagai tatapan dari para siswa yang lain. Sungguh sahabat nya yang satu itu sangat sangat menyebalkan. Mungkin kalau Alfa bukan sahabat yang sangat dia butuhkan, Dia akan melelang nya dengan harga murah dan terjangkau atau menjual nya dengan bebas secara online.
Oke pikiran nya sudah mulai ngelantur, tapi dia geram, sungguh. Tasha lantas segera bangkit dan mulai sedikit berlari mengejar Alfa dan menatap dengan tajam segerombolan orang yang berbisik menatap dirinya dengan tatapan aneh. Tasha berusaha untuk menyusul pemuda tersebut.
Karena jika dirinya tertinggal tentu saja dia harus naik angkot untuk sampai ke rumah nya, karena jarak antara sekolah ke rumah nya cukup jauh.
Sayang uang angkot nya bisa ia belikan telur gulung, makanya dia selalu menebeng Alfa saat pigi dan pulang sekolah. Untung saja Alfa tidak pernah merasa keberatan dengan nya tapi ntah dengan hati nya, hati siapa yang tahu?.
"A-Alfa tunggu ih..."
Akhirnya Tasha dapat menyeimbangkan langkah nya dengan sosok satu ini. Nafas nya tersengal keringat mulai membasahi wajah putih ke-pucatan milik nya.
Alfa menghentikan langkahnya dan menatap orang yang di sebelahnya. Reflek Alfa mengeluarkan botol minum yang ada di dalam tas nya. Yang selalu dirinya bawa kemanapun karena di suruh sang bunda. Bundanya khawatir bahwa sang putra tunggalnya mengalami dehidrasi. Ya walaupun di kantin di sediakan air mineral kemasan, Tapi tetap saja.
Menyodorkan tepat di depan wajah sang sahabat yang menurut nya paling mengganggu sedunia.
"Hehehe tau aja kalau aku haus." Tasha langsung menenggak air putih itu sampai habis tak tersisa. Segar sekali menikmati bagaimana air mineral itu melewati tenggorokan nya yang kering.
Alfa hanya diam mengamati wajah Tasha mengulurkan tangannya guna mengambil sapu tangan berwarna biru muda dari saku celananya. Dan mengelap dengan lembut wajah wanita yang selalu di lihat nya hampir tiap hari, tapi ia tak pernah bosan.
"Yahh habis air nya... Kurang Al."
"Gatau diri."
"Makanya bawa botol minum sendiri ke sekolah udah tau badannya pucat gitu malah jarang minum, kamu pikir dehidrasi itu enak?, Enggak Sa." Timpal nya lagi Sembari menatap geram Tasha, dirinya lelah jika harus mengingat kan sahabat satu nya ini agar membawa minum ke sekolah. Tapi tetap tak di indahkan oleh Tasha.
Ucapannya hanya masuk kuping kanan keluar kuping kiri, atau masuk kuping kanan keluar kuping kanan.Hadehh.
"Ih kamu kok malah ngomel sih!." Mendongak menatap sengit lelaki yang lebih tinggi darinya. Udah tau dirinya capek mana cuaca panas lagi di tambah dapat Omelan secara mendadak dari Alfa. Rasanya ia ingin menangis saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aldianofa
Roman pour Adolescentshumor, romantis, fiksi remaja. Tak tersedia deskripsi, penasaran? Langsung baca saja