Tomboy

0 0 0
                                    

Saya dan Nara berkuliah di salah-satu Polteknik Kesehatan di Indonesia. Kami mengambil jurusan yang sama yaitu analis kesehatan (Teknologi Laboratorium Medik)

Saat ini kelas sedang berlangsung dan sebentar lagi akan selesai.

Hari yang menyenangkan. Kelas terakhir ditutup dengan kuis. Puji Tuhan kuis dapat berjalan dengan lancar.

Saat ini kami sedang berjalan keluar kampus dan menuju ke parkiran.

Pacar Nara dan temannya sudah menunggu di depan pagar. Nara yang memberitahukan kepadaku. Aku belum mengenal mereka sebelumnya. Kami bisa melihat tatapan cemburu dimuka pacar Nara. Hal itu bukan tanpa sebab. Disebabkan karena penampilanku yang tomboy ditambah rambutku seperti model laki-laki sehingga menambah kesan maskulin yang terlihat dari jauh.

Saya hanya cuek melihat hal tersebut, karena saat berjalan dengan teman cewekku pasti mengira saya pacar mereka. Tapi tenang saja saya masih normal kok✌.

Naro melihat Nara semakin mendekat.

"Hai, sudah lama menunggu?" Dengan wajah kusam Naro menjawab

"Tidak juga" sambil matanya melirik ke saya.

Nara yang mengertipun,

"Hah, ini temanku namanya Elza. Dia cewek kok. Liat tuh dia pakai rok."

"Hmm, cepatlah naik."

"Iya-iya, ayo lah Elza." Ajak Nara.

Rencananya kami akan kerja kelompok di rumah Nara. Oleh sebab itu dia mengajakku.

Saat berbalik untuk mengambil motor, tidak sengaja mataku bersitatap dengan salah satu teman Naro. Saya melepaskan terlebih dahulu kontak mata tersebut. Tidak ada yang spesial, hanya ketidaksengajaan.

Kami telah tiba di rumah Nara. Orang tua Nara saat ini sedang ada tugas di luar kota. Sehingga Nara memintaku untuk menemaninya malam ini.

Pacar Nara serta beberapa temannya ikut bermalam juga.

Hingga malam pun tiba, kami semua bersiap untuk makan malam bersama.

Posisi duduk saat ini,

          Nara  Juan   Raka 
          ___________________
Naro |___________________| Regar
          Elza  Rayno  Willy

Mereka berbincang banyak hal. Juan, Nara dan Willy membuat makan malan ini menjadi hangat.

Tetapi saya meresakan ada yang menatapku.

"Kenapa diam saja?" Tanya Reyno.

Setelah saya tersenyun kecil menanggapinya.

Kemudian Ia memulai pembicaraan dengaku. Mulai dari nama, pertemanan dan keadaan keluarganya yang broken home. Saya hanya mendengarnya bicara hingga selesai.

"Makanlah yang banyak, umur umur seperti ini memang sedang menghadapi puncaknya komedi kehidupan." Seraya memberikan ayam dan telur ke piringnya.

Dan Ia menggenggam tanganku serta tersenyum lebar kepadaku. Senang rasanya bisa membantu walau hanya jadi pendengar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 08, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Random StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang