#3 Project Kak Amanda

3.3K 59 2
                                    

*POV DION*
Gua baru aja ngambil motor dari bengkel. Kebetulan tadi sekalian dianterin Bang Bian karena dia mau ngampus. Sedangkan gua ada kelas nanti siang. Jadi gua balik lagi ke rumah. Masih jam 7an gitu, masih ngantuk gila.

Pas lagi lewat area bengkel yang gua bilang kemarin itu, dari kejauhan mas-mas yang gua incer lagi ngebuka gerbangnya. Mana shirtless lagi. Duh! Kesempatan gak sih? Gua bergumam dalam hati. Btw jadi emang bentukannya kayak kios kecil gitu itu bengkel. Pekerjanya aja cuma ada tiga orang paling, salah satunya dia.

Muter otak dengan cepat. Gua turun motor, terus gua kempesin sedikit tuh ban belakang gua. Biar bisa isi angin disana. Pas selesai gua langsung gas ke sana pelan-pelan sambil terus merhatiin tuh mas-mas bengkelnya.

Pas gua sampe depannya, gerbangnya baru digeser setengah, sedangkan dia sibuk ngeluarin peralatan ini itu gak tau apaan ke depannya.

"Mas, isi angin donk..", kata gua sambil turun dari motor.

"Eh iya, Mas, bentar ya..", balas dia.

Gua hanya mengangguk pelan dan nungguin dia lagi ngangkat ban motor terus digantungin di depan. Mungkin buat display kali. Bodo amat. Yang penting pemandangan bagus. Dia cuma pake celana pendek lumayan ngepas dan daleman bagian karetnya keliatan gitu karena celananya gak pake gesper. Gua mulai tegang. Untungnya lagi pake celana dalem.

"Depan belakang, Mas?", tanya dia.

"Belakang aja, Mas..", jawab gua. "Yang kurang dimasukin yang belakang..", timpal gua menggodanya.

Gua liat dia tersenyum walopun tipis. Dia berjongkok samping motor gua dan mulai melepas tutup pentil dan mengisi angin motor gua. Sedangkan gua ikutan jongkok di seberangnya memperhatikan. Jendolan selangkangannya kok pas jongkok jadi makin gede ya.

"Lagi ngaceng, Mas?", celetuk gua.

Dia terkekeh pelan. "Iya, Mas.. Biasa pagi-pagi..", kata dia. "Keliatan banget ya?", lanjutnya.

"Gede gitu abisnya..", balas gua. "Mau dibantuin lemesin, Mas?", tanya gua tanpa mikir.

Sebenernya gua deg-degan hebat. Malu juga. Tapi udah kepalang sange liatnya. Gua harus dapetin pokoknya.

Dia kembali terkekeh. "Udah nih, Mas..", kata dia menutup pentilnya dan beranjak bangun.

Gua memberikan uang 5000an dan dengan sengaja mengelus telapak tangannya. Dia tersenyum doank.

"Bentar saya cari kembalian dulu..", kata dia.

"Gak usah, Mas.. Gua numpang toilet aja.. Anggep aja uang toilet..", kata gua.

Dia terlihat agak bingung dan ragu tapi tetep memperbolehkan gua masuk ke dalam dan menunjuk toilet yang ada di dalam. Gua pun masuk ke dalam. Gua gak liat dia ngikutin gua dan kembali keluar masuk mindahin barang. Tapi sengaja pintu toilet gak gua tutup. Kebetulan closet jongkoknya ada pas depan pintu.

Gua berdiri doank disana dengan menurunkan celana gua sedengkul. Jadi pantat gua keliatan dari arah dia pas dia masuk ke dalam. Gua gak pengen kencing jadi gua lama-lamain aja. Emang tujuan gua kan cuma mau godain dia. Bahkan terkadang gua meremas pantat mulus gua sambil mendesah pelan. Udah bodo amat lah ya.

"Mau sampe kapan godain gua terus..", kata dia tiba-tiba.

Gua menoleh dan dia udah berdiri depan kamar mandi. Gua langsung menaikkan celana gua dan beranjak ke arah dia.

"Tapi kegoda kan?", kata gua sambil meremas pelan kontolnya dari luar celana.

Kontolnya lumayan gede dan udah keras.

"Gua normal anjing..", balasnya.

"Kalo gak normal gak akan gua godain..", timpal gua.

"Isepin aja buruan..", seru dia sambil menyuruh gua berlutut. "Gak bisa lama-lama.. Yang lain keburu dateng..", lanjutnya yang langsung ngeluarin kontolnya dari dalam celananya.

Gua langsung meraih kontolnya. Lumayan gede. Cokelat dan berurat. Jembutnya dicukur rapi. Untuk ukuran tukang bengkel dia ini sangat ngejaga penampilannya. Tangannya meraih kepala gua dan memaksakan agar cepat diservis.

Kontolnya masuk ke mulut gua. Dia langsung memajumundurkan kontolnya sendiri. Dia gak ngebiarin gua berlama-lama bermain dengan kontolnya.

"Homo anjingg..", seru dia. "Aaaahh.. Pagi-pagi udah nyari kontol aja lu lonte..", lanjutnya.

"Mmmhh.. Mmhh..", gumam gua dengan mulut penuh kontolnya.

"Fuckk.. Enak banget mulut lu anjing..", rancau dia.

Dia terus menggenjot mulut gua tanpa amput. Bener-bener ganas dan tanpa henti sampe ludah gua sesekali bercucuran di sela mulut gua.

"Dasar homo bangsaatt.. Anjingg.. Enakk banget..", kata dia.

Tangan gua naik ke atas meraba perutnya dan beranjak ke kedua putingnya dan memainkannya.

"Anjinggg.. Pinter bangett emang homo ngerangsang cowo ya..", kata dia. "Mau dientot hah? Mau?", ledeknya.

Gua hanya mengangguk sambil terus menerima sodokan kontolnya.

"Jawab anjingg..", sentak dia sambil menjambak rambut gua dan mengeluarkan kontolnya.

"Entot gua pliss.. Gua mau dientot lu..", rengek gua.

Masih dengan rambut gua yang dijambak, sekarang kontolnya dia pegang dan ditampar-tamparin ke mulut gua. Dengan reflek gua menjulurkan lidah gua. Kontolnya terus ditepukkan ke mulut dan pipi gua.

"Anjinggg.. Homo lonte gak ada lawan binalnya..", kata dia.

Dia memegang kepala gua dengan kedua tangannya dan langsung memasukkan kembali kontolnya ke mulut gua. Memompanya dengan ritme cepat dan kencang sampai-sampai gua terus tersedak dan mengeluarkan ludah.

"Anjinggggg.. Enak bangett..", kata dia.

Dia kembali menjambak rambut gua dan menundukkan dirinya ke arah gua.

"Buka mulut lu homo..", seru dia.

Gua ikutin. Dia langsung meludah ke dalam mulut gua dan kembali memasukkan kontolnya. Sodokannya kembali berlanjut dengan ritme makin cepat.

"Bangsaaatt.. Gua mau keluar.. Telen peju guaaa.. Aaaahhhh..", desahnya. "Anjinggggg.. Homo sialaaann.. Kontol gua.. Ffuuuccckkk.. Teleeeeenn...", rancaunya panjang.

..read more on Telegram or KaryaKarsa.


#AuthorNote
Subscribe for the full story.
Untuk caranya bisa cek part SUBSCRIBE.

Satu Mana Cukup - Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang