Aku berdiri di depan lobby kantorku menunggu seorang pria yang akan menjemputku. Sebetulnya dia bukan pria yang terlalu ku kenal, ia adalah putra sahabat ayahku di kantor, jadi aku hanya sekedar mengetahui namanya. Bahkan aku sendiri sudah lupa wajahnya yang terakhir ku lihat mungkin barang 1 atau 2 tahun lalu.
Sesekali aku mengecek jam dan ponselku untuk memastikan kami tidak terlambat atau apakah ada pesan masuk di ponselku. Hingga akhirnya setelah menunggu sekitar 10 menit, sebuah mobil hitam keluaran baru yang tampak cukup mewah berhenti di hadapanku.
"Selamat sore, maafkan aku membuatmu menunggu lama." Seorang pria tampan dengan potongan jas bodyfit keluar dari mobil itu dan membukakan pintu untukku.
"Selamat sore. Ah, tidak apa-apa Shownu-ssi, terima kasih sudah mau menjemputku." Ucapku sambil masuk ke dalam mobilnya.
"Sudah lama sekali kita tidak bertemu. Bagaimana kabarmu? Aku dengar kau sudah bekerja di One International? Selamat." Ia berusaha ramah padaku.
"Terima kasih. Aku baru saja masuk ke perusahaan itu tahun kemarin. Kau sendiri apa kabar?" Tanyaku mencoba terus memutar pembicaraan.
"Uhm. Aku baik-baik saja. Ngomong-ngomong minggu depan aku akan dipindahkan ke kantor pusat."
"Oh, berarti kita mungkin akan lebih sering bertemu? Kantor pusatmu ada di gedung sebelah kantorku, kan?" Aku merasa cukup excited.
"Uhm, betul. Kau harus sering mengajakku makan siang setelah aku pindah." Kekehnya pelan.
"Tenang saja. Kau meminta langsung pada ahlinya makan siang di distrik Jung." Pamerku.
Setelah beberapa menit perjalanan, kami berdua sampai di salah satu hotel bintang lima untuk menghadiri acara purnabakti ayah kami. Sebetulnya aku bisa saja datang bersama ayah, ibu, dan Changkyun yang berangkat dari rumah. Namun karena aku masih harus bertemu beberapa agen shipping di kantor, aku terpaksa menumpang pada Shownu yang juga bekerja hari ini.
"Oh, kalian sudah datang?" Ibu Shownu menyapa kami.
"Selamat malam bibi." Aku menyapa beliau sopan.
"Maaf ya nak Shownu, kami jadi merepotkanmu." Ibuku menatap pria tinggi besar itu tak enak.
"Tidak apa-apa, bi. Kebetulan kantor kami kan memang searah." Shownu membungkuk sopan.
Setelah mengikuti serangkaian acara yang di adakan, kami pun akhirnya bisa kembali ke rumah masing-masing. Namun sepanjang perjalanan, entah kenapa aku jadi terus saja membayangkan Shownu. Ku akui, senyumannya terlihat begitu manis tadi, dan wajahnya juga tidak kalah tampan dibandingkan para idol terkenal.
Kira-kira, pria itu punya pacar atau tidak, ya? Seperti apaya tipe wanita idamannya?
"Ah, sekarang aku sudah pensiun, tapi aku masih belum juga memiliki cucu. Bagaimana ini?" Ucapan ayah yang tiba-tiba hanya membuatku tersenyum kecil.
"Ah, betul. Bukankah ini sudah waktunya putri kita untuk membawa pacarnya ke rumah, suamiku?" Timpal ibu.
"Ya, tentu saja aku akan bawa satu ke rumah kalau aku punya." Kekehku sambil fokus menyetir.
"Mau ku kenalkan satu?" Changkyun, bocah sialan ini malah ikut memanas-manasi orangtuaku.
"Ya! Urus saja kuliahmu bocah. Kau pikir aku mau dengan teman-temanmu yang masih bau kencur itu?"
"Ah, bagaimana dengan putranya Jisub? Siapa namanya?" Tanya Ayah.
"Ah, Shownu?! Itu ide bagus! Dia juga anak yang sopan dan tampan!" Ibu nampak sangat bersemangat mendengar ide ayah.
"Bagaimana kalau ayah aturkan kencan untuk kalian?" Dalam hati aku tentu saja menjawab setuju pertanyaan ayah satu ini.
"Apa hyung itu mau dengan gadis aneh yang minum whisky ditemani jokbal?"
*Takkk...
Ayah memukul kepala belakang Changkyun dengan saputangannya."Akhhhh! Ayah! Ini sakitl" Protesnya sambil memegangi kepala.
"Kau pikir noonamu itu siapa yang mengajari? Lagipula apa salahnya makan jokbal sambil minum whisky?"
Sekitar 30 menit perjalanan dari hotel tersebut, kami sampai di apartemen yang sudah kami tinggali sejak aku SD itu. Memang tak terlalu mewah, tapi bagi kami sekeluarga, apartemen ini sangat cukup dan juga hangat untuk kami tinggali. Apalagi ibu pernah bilang, ayah sudah menabung lama sekali untuk membeli unit apartemen ini.
Setelah aku selesai membersihkan diri, mataku menangkap sebuah notifikasi pesan masuk dari nomor tak dikenal di layar ponselku. Setelah ku periksa, pemilik nomor itu sepertinya juga sempat melakukan panggilan ke ponselku beberapa kali saat aku sedang mandi.
Oh?! Ini nomor Shownu? Apa aku lebih baik meneleponnya kembali atau membalas pesannya?
Akhirnya setelah cukup lama berpikir, aku memutuskan untuk membalas saja pesan dari pria itu daripada harus meneleponnya. Lagipula ini sudah hampir jam 12 malam, akan sangat tidak sopan kalau aku meneleponnya di jam saat ini.
● Shownu
Selamat malam, maaf mengganggumu.
Aku Shownu...○ Me
Oh, selamat malam.
Tidak masalah Shownu-ssi🙂● Shownu
Sepertinya kau meninggalkan barangmu di mobilku.○ Me
Ya Tuhann! Maafkan aku!
Akan ku ambil ke rumahmu besok.● Shownu
Ah, tidak masalah.
Atau mau ku antarkan sekarang?○ Me
Tak apa Shownu-ssi!
Biar aku saja yang ke sana...
Maaf merepotkanmu●Shownu
Tak masalah,
Datanglah kalau kau sempat...Aku memukul-mukul kesal bantal kesayanganku di atas ranjang meratapi keteledoranku meninggalkan belanjaanku di mobilnya. Dan yang membuatku semakin bingung, di dalamnya ada sepasang bra dan celana dalam serta satu set lingerie keluaran terbaru. Aku benar-benar khawatir kalau Shownu akan membuka tas belanjaanku itu.
Ya Tuhan! Ku mohon selamatkan aku. Jangan sampai Shownu membukanya!
.
.
.
This story is available on Trakteer.id.
Go to this website https://trakteer.id/yuphrodite or click link on Bio.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adult Only, Please!
Fanfiction[Cerita Lama Dihapus Pihak WP] • DIMOHON DENGAN SANGAT UNTUK MEMBACA⭕⭕Author's Love Letters ⭕⭕ SEBELUM MEMBUKA CERITA INI. • Penulis menyajikan tulisan untuk pembaca berusia 21 tahun ke atas, ya! • Cerita ini hanya untuk hiburan semata. • Diharapkan...