selalu salah

33 10 2
                                    

"hey bodoh, lu knp sih deket deket sama idola gue terus? Mau cari muka? Lu jauh jauh deh dari mereka berdua. Mau bagaimana pun lo sama mereka itu beda jauhh, ibaratanya lo itu di dalam tanah dan mereka berdua di langit. J.A.U.H. jauh" ucap Vani yg terus terusan menghina Ronal

"udh jangan begitu. Kita ga boleh jahat sama Ronal, Iya kan Ronal?" ucap Natalia

"Ronall. Kita butuh bantuan lo nih" ucap Vina

"ngapain sih lu minta bantuan sama nih manusia setengah babi. Kalian berdua juga knp jadi baik ke nih manusia satu!?" ucap Vani yg sambil ngegas

"udh lah. Lu diem, gue lagi butuh bantuan dia" ucap Vina yg tersenyum jahat

"bantuan apa?" ucap Ronal

"ikut aja ayo" ucap Vina

Karena di bawah tekanan merrka bertiga akhirnya Ronal pun mengikuti mereka. Dan mereka pun sampai di gudang belakang sekolah

"kita ngapain di sini?" tanya Ronal yg sejujurnya dia sudah tau jika mereka berdua sebenarnya bukan meminta tolong tapi ingin mengerjai dirinya. Namun dia tetep berpikir positif

"gue minjem hp lu dong" ucap Natalia

Saat Ronal mengeluarkan hp di saku celananya, hp itu langsung di rebut oleh Vani dengan sangat kasar

"lamaaaa, dasar siputttt. Udh gendut lelet lagi. Mati aja lu, ga guna" ucap Vani

"udh Van, jangan kasar begitu. Sekarang lu ronal, lu masuk ke dalem gudang" ucap Natalia dengan lembut

"ngapain?"

"masuk aja lah gblk" teriak Vani yg dari tadi kesal dan langsung menendang Ronal hingga masuk ke dalam gudang dan pintu pun langsung di tutup oleh Vina

"kunci kunci" ucap Vina yg langsung mengunci pintu nya

"gilaaa benci bat gue sama tuh babi" ucap vani yg langsung pergi dan di susul oleh kedua temannya

"eh nih hp mau di kemanain?" ucap vina

"buang lah"

"okeh" ucap vina yg langsung membanting hp ronal dan mereka pun langsung pergi meninggalkan tempat itu

"knp sih banyak banget yg ga suka sama gue? Salah gue di mana? Knp orng yg jelek selalubdi kucil kan sedangkan yg cantik atau ganteng selalu di bela, seolah olah fisik itu jauh lebih unggul dari Apa pun" ucap ronal dengan perasaan sedih

"ya udh lah gue di sini dulu, lagian mau teriak juga percuma kan tempat ini jarang di lewatin orng"

"pingin nyerah" ucap ronal pelan sambil bersender di belakang pintu

"hanya orng bodoh yg berkata begitu. Berkata seolah olah kehidupannya tidak akan pernah bahagia, jika masalah kecil bisa membuat mu menyrah lalu bagaimana dengan masalah besar yg akan kau terima di kemudian hari? Adrienna pernah berkata kepada ku 'semua orng tidak luput dari masalah, besar atau kecil semua pasti bisa di lalui tergantung diri sendiri ingin melanjutkan perjalanan hidup yg berakhir bahagia atau ingin berhenti di pertengahan masalah yg tidak ada akhirnya'. Kau boleh lelah namun tidak dengan menyerah. Ayo bangkit, ada mulut seseorang yg harus kau bungkam" ucap Zelina

"zelina? Itu lu?" ucap ronal yg kaget bahwa ada zelina di sini

"ya, ini aku. Sekarang minggirlah aku akan membuka kan mu pintu"

------------------------------

"zelinaa.... Bagaimana kau bisa ada di sini?"

"Tentu saja karena aku mengikuti mu"

"Knp kau menggikuti ku? Bukannya kau bilang kalo kau ingin pulang ke rumah mu?"

"Aku akan cerita nanti, sekarsng kau kembali lah ke kelas. Kelas sudah di mulai"

"Ya, aku akan membali ke kelas"

---------------------------

"Ada apa dengan hari ini? Knp rasanya setiap gue mau nyerah selalu aja ada orng yg ngasih gue semangat buat bangkit dan rasanya gue pingin terus bangkit ketimbang menyerah, dan itu semua karena mereka berdua" ucap Ronal dalam hati yg melamun sambil jalan menurut kelasnya

"Hahhahaha pasti si gendut itu dah nangis nangis karena ketakutan" (Vani)

"Iya lah pastiii, udh ga ikut pelajaran terus diam di sanah selamanyaaaaaaa. Kalo bisa sih sampe mati" (Vina)

"Ya semoga sampe mati, lagian tuh orng hidup ga guna juga, hidup dia itu menyedihkannnn, udh miskin, item, ga punya temen, jelek lagiii. Ga pantes banget hidup, iya ga?" ucap Natalia sambil menyemil keripik yg bru dia beli

"Satu lagiii dia gendut, satu satunya orng yg paling gendut di sekolah. Lagian gue heran deh knp coba pihak sekolah ga ngeluarin manusia sialan itu. Dia itu ga guna bangettt malah nambah beban sekolahhh" (Vina)

"Nah setuju, pas kerja kelompok juga kan ga ada yg mau satu kelompok sama dia. Miris banget hahhahaha" (Natalia)

Saat mereka sedang asik mengobrol datang lah Ronal dengan tatapan kecewa pada diri nya sendiri karena tidak pernah bisa di terima oleh lingkungan sekitar

"Lah tuh si gendut ko bisa keluar sih?" bisik Vani

"Maklum aja lah dia kan gendut kaya gorila, sekali dobrak aja pintu udh pecah berkeping keping" (Vina)

"Awww ngeri. Tapi ko gue blm kapok ya, boleh ga sih tuh si gendut gue bunuh aja" bisik Natalia

"Jangan bego tar lu masuk penjara, Tapi sejujurnya gue juga pingin banget bunuh tuh anak tapi ya gmn, gue ga mau nerima resiko nya" (Vani)

"Heh gendut. Pintu nya lu dobrak ya? Aduhhh pasti tuh pintu ancur deh sekarang" (Vina)

"Gmn tadi di gudang? Ketemu sama kembaran lu ga? Serangga sama hantu hantu. Lu kan mirip sama mereka" (Natalia)

"Dut. Jangan pernah berharap kalo kita bakal berhenti ganggu lu. Lu itu jlk, dekil, ga pantes buat hidup tenang, lu itu hidup cuman buat jadi bahan bully, ga bakal pernah bahagia sampai kapan pun. Inget yaz SAMPAI KAPAN PUN" (Vina)

Di saat mereka mengolok ngolok Ronal, dia hanya diam sambil menahan dendam kepada mereka. Rasanya Ronal ingin sekali meluapkan emosi nya, namun dia lebih milih untuk diam dan menutup telingga nya walau pun sulit

"Riklas, terimakasih sudah menemani ku menghadari meating tadi" ucap Adrienna yg sedang berada di depan pintu dan sedikit berterimakasih kepada asisten nya itu

"Adrienna, dia udh selesai meating? Akhirnya dia kembali. Entah knp gue ngerasa nyaman sama dia, rasanya ingin terus sama dia walau pun itu sesuatu yg mustahil" ucap Ronal dalam hati sambil tersenyum

"Ga usah senyum begitu, najis gue liat nya bawaannya pingin muntah kalo liat lu senyum" ucap Natalia yg sedikit pelan karena takut di dengar oleh Adrienna

Seketika senyum Ronal langsung hilang dan tatapannya berubah dengan tatapan sedih dan sadar diri karena dia merasa Adrienna tidak akan betah menjadi teman nya

penyemangat kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang