Bagian 01-Putus

61 17 2
                                    

Play On Music Fabio Asher-Rumah Singgah

"Kita putus!," ucap seorang laki laki berwajah karismatik, dingin dan dengan betuk rahang yang tegas, tatapan cinta yang dulu selalu laki-laki itu berikan kini tidak ada sama sekali, bahkan wajah penuh cinta yang selalu gadis perempuan itu lihat kini sudah tidak ada lagi, hari ini laki-laki itu tampak sangat berbeda, bahkan wajahnya menyiratkan sebuah kebencian.

Sontak perempuan yang saat ini sedang berada di hadapan Janu pun seperti di sambar petir dipagi hari, kenyataannya baru semalam laki laki itu mengucapkan selamat ulang tahun padanya, baru semalam laki laki itu mengatakan akan memberikan sebuah hadiah, baru semalam laki laki itu bilang tidak akan meninggalkannya "Kamu kenapa? aku ada salah sama kamu?" Tanya Vania dengan suara bergetar, dengan kaki yang setengah melemas, Vania kira ia akan mendapat hadiah yang istimewa tapi nyatanya yang ia dapat justru sebuah kalimat yang tidak pernah ia fikirkan sama sekali

Definisi jangan terlalu berekspektasi terlalu tinggi kepada manusia memang bener nyatanya karena ketika satu hal itu tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan maka ujungnya kita akan merasa sakit, tapi apakah salah untuk vania berekspektasi tinggi pada kekasihnya, karena selama ini di balik sifat dinginnya Janu selalu memberikan banyak kejutan untuknya, sehingga Vania sering menyebut kalau Janu adalah laki laki penuh kejutan.

Vania adalah kekasih Janu semenjak kelas sepuluh, di sekolah keduanya begitu terkenal, menjadi pasanga yang di dambakan banyak orang, Hanya Vania satu satunya manusia yang berhasil menaklukkan hati Janu, dulu disaat semua orang tidak ingin berkenalan dengan Janu karena tatapan dinginnya Vania lah satu satunya orang yang mau mendekati Janu dan mengajak nya berbicara, pasalnya di sekolah Janu di juluki manusia kulkas, Janu memutar bola mata matanya, "Gue pengin putus!," ucap Janu dengan penuh penekanan "Gue pacana sama lo karena gue kasian sama lo,"

Vania menggapai tangan Janu tapi Janu langsung mengibaskannya, sontak pemadangan tersebut di lihat oleh warga sekolah karena pasalnya Janu mengatakan putus itu berada di tengah lapangan dengan gedung sekolah yang mengitarinya sontak hal itu dapat di lihat warga sekolah dengan begitu gamblang kemudian mereka saling berbisik "Ja kamu kenapa sih? pasti ini bercanda kan? pasti karena kamu mau ngerjain aku? iya kan?!," Tanya Vania yang masih mencoba berpositif thingking "Nggak lucu tau sayang, nggak lucu,"

"Nggak!," ucap Janu datar "Gue nggak suka sama lo, dasar anak pelacur!, dasar anak pembawa sial, gue nyesel pacaran sama lo, waktu gue habis sia sia karena pacaran sama lo" ucap Janu tegas, seketika dunia Vania hancur, rumahnya hancur, harunya ini menjadi hari bahagianya tapi nyatanya ini hari kehancurannya, padahal hanya Janu yang vania punya, hanya Janu satu satunya alasan Vania masih ada di bumi.

Karena dari segala hal yang bumi ciptakan untuknya hanya Janu yang selalu ada untuknya, hanya Janu yang mau mendengarkanya, Hanya Janu yang menganggapnya berharga tapi kini semua sama saja Janu meninggalkannya karena bagi Vania Janu adalah pusat semestanya "Sayang kamu kenapa? ada masalah? sini cerita sama aku? aku nggak bisa putus sama kamu, aku sayang kamu!," Bahkan sekarang Janu tidak menggunakan kata aku kamu

"VAN, LO TUH NYUSAHIN TAU NGGAK? GUE BENCI SAMA LO, LO NGGAK BISA MENGGANTUNGKAN HIDUP LO SAMA GUE, GUE BUKAN BABU LO!," Teriak Janu yang otomatis didengar oleh seluruh warga sekolah "GUE YAKIN SIKAP LO NGGAK BEDA JAUH SAMA MAMA LO YANG SUKA GODAIN OM OM," Ucap Janu kepada Vania "GUE BOSEN PACARAN SAMA LO!,"

"Ja," Vania menatap Janu dengan tatapan memohon "ini hari ulang tahun aku, kamu boleh kok putusin aku tapi jangan sekarang, jangan gini juga," hanya Hari ulang tahunnya lah dia bisa menjadi bahagia yang seada adanya tapi hari ini juga hari dimana harunya ia bahagia malah di renggut paksa, orang yang berpotensi membuat dirinya bahagia hari ini justru malah menghancurkanya.

JANUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang