5

1.6K 173 20
                                        

EKHEMM !!

Berdehem sekali, Yuta semakin menajamkan tatapannya. Jaemin yang ditatap jadi semakin tegang. Menghadapi calon papa mertua memang menyusahkan sekali.

"Ngapain kamu kayak gitu didepan anak bungsu saya?" Yuta bicara sambil mendelik tajam.

Jaemin tak boleh gugup, Jaemin tak boleh takut. Niatnya kan baik, berawal dari ciuman nanti bisa ke jenjang yang lebih mantap ehh menghasilkan buntelan lemak lucu juga buat papa mertua.

"Sa-saya lagi cosplay jadi bebek, papa." Ucap Jaemin gugup.

"PAPA? SEJAK KAPAN KAMU JADI ANAK SAYA, HAH?" Yuta berteriak murka, anak jaman sekarang memang suka bikin emosi.

Yuta mengarahkan pandangannya kearah Renjun, putra pertamanya.

"Sayang, bawa adikmu ke mobil papa. Kalian disana saja bersama mama." Ucapnya penuh kelembutan.

Renjun menarik Jisung untuk berdiri dan hendak meninggalkan taman kampus itu.

"Renjun sayang, hati-hati ya." Ucap Jeno mengundang delikan tajam dari Yuta.

Yuta sudah syok setengah mati saat mendengar informasi tentang kedua putra manisnya yang sedang gencar-gencarnya didekati oleh dua ekor ikan layur yang sedang asik mengibaskan ekor mereka.

Dan lebih parahnya lagi kedua ekor ikan layur ini dengan seenak jidatnya menandai kedua putra manisnya sebagai 'mommy nya anak-anak' mereka kelak. Putus sudah urat kesabaran dari seorang Nakamoto Yuta ini, dia paling anti kalau ada yang mendekati putra-putra manisnya.

Putra-putra manisnya itu masih sangat kecil dimata sang papa, polos dan manis. Tidak boleh pacar-pacaran dulu, apalagi dipanggil pendamping hidup. Terlebih si bungsu yang masih polos butuh bimbingan. Belum rela Yuta tuh ada yang mengklaim anaknya seenak jidat.

Yuta memandangi Jaemin dan Jeno bergantian dengan tatapan tajamnya.

"Anak laki-laki bermental tempe seperti ini yang cuma modal tampan dan sudah pasti playboy seperti kalian berdua mau mendekati anak-anak saya? Bakalan saya tembak mati." Yuta berucap sambil mendelik tajam kearah Jeno dan Jaemin, membuat kedua lelaki tampan itu menundukkan wajah mereka.

"Tapi paman, kami berdua beneran jatuh cinta kepada anak-anak paman." Jeno dan Jaemin berusaha kuat untuk menatap Yuta dengan tatapan penuh keyakinan.

"Cinta? Playboy seperti kalian yang suka sekali bercumbu dengan siapa saja jatuh cinta kepada anak-anak saya? Kalian pikir saya tidak tahu tentang tindak-tanduk kalian diluaran sana sebelum pindah ke negara ini? Klub malam, hambur-hamburkan uang orang tua, mencium siapa saja yang kalian suka, merokok dan mabuk-mabukan. Jangan mimpi untuk menjadi pendamping hidup anak-anak saya, pecundang!" Yuta tersenyum miring dan melangkah hendak meninggalkan kedua lelaki tampan itu.

"Paman tahu darimana tentang kami?" Jeno bertanya.

"Kalian anaknya Jaehyun kan?"

"Wah, benar sekali paman. Selamat, paman mendapatkan hadiah dua calon menantu kaya agar bisa membahagiakan paman dan bibi di hari tua" ucap Jaemin.

Yuta semakin menatap tajam Jeno dan Jaemin. Kedua anak muda di depannya itu membuat darah tingginya naik.

"Pantas saja kelakuan kalian begitu, tidak anak tidak bapak sama saja kelakuan! Jauhi kedua anak manis saya!" Yuta berbalik ingin pergi.

"Kami akan berubah paman, kami akan menjadi pendamping hidup yang baik untuk anak-anak paman nantinya." Ucapan Jaemin menghentikan langkah kaki Yuta.

Yuta kembali berbalik, menghadap Jeno dan Jaemin dengan kekehan kecil dari bibirnya.

"Lelaki seperti kalian berdua ingin berubah menjadi lebih baik?" Yuta tertawa. "Sudahlah, jangan bermimpi untuk menjadi menantu saya, kedua anak kesayangan saya itu terlalu berharga untuk berjodoh dengan laki-laki seperti kalian. Dan karena saya yang akan memutuskan dengan siapa anak-anak saya akan berjodoh, maka akan saya pastikan mereka bukan playboy seperti kalian." Yuta berbalik dan kembali melangkah.

"Karena putra-putra paman berharga, maka kami pun akan berusaha sebaik mungkin memantaskan diri menjadi pendamping hidup mereka. Tolong berikan kami kesempatan untuk membuktikannya paman" Ucap Jeno dan Jaemin bersamaan.

Yuta menatap lama Jeno dan Jaemin lalu kemudian berbalik dan berjalan cepat menuju mobilnya. Setelah masuk ke mobil, Yuta pun menjalankan mobilnya meninggalkan area kampus.

_________________

"Dihhh! Gila! Papa mertua kita serem banget! Gimana bisa ngewe sama bebeb Jwii kalau gini mah" Jaemin mengacak rambutnya frustasi.

"Lo tuh pikirannya anjrittt, ngewe mulu! Emang lo ngapain sih kesini? Kenapa gak nganterin Jisung langsung pulang tadi?"

"Tadi Jisung ngajak gue beli es krim ya sebagai calon suami yang baik sekaligus sugar daddy nya baby Jwii ya gue turutin lah yakali Jung Jaemin yang kaya raya 7 turunan gak bisa menuhi keinginan sugar baby nya. Dan lagi nih ya Jenong sebenarnya gue tuh mau aja ngasih es krim punya gue yang di bawah ini cuma ini kan rasa vanilla sedangkan dedek Jwii emes tercinta gue maunya rasa coklat ntar kalau gak diturutin gimana nasib anak gue yang ada di perutnya dedek Jwii" jelas Jaemin panjang×lebar.

"Lo tuh gobloknya alami ya. Lo belum skidipapap anjing sama Jisung udah ngehalu aja punya anak!"

"Lo tuh yang anjing! Gue alligator, bego!"

"Ngaku juga lo"

"Gapapa alligator yang penting bisa mamam dedek Jwii rawrrr, daripada lo anjing bisanya jilat doang"

"Jilat bukan sembarang jilat kalau gue mah, sekali dijilat anak orang bisa desah sampai pagi" Jeno menyugar rambutnya kebelakang sembari tersenyum mesum. "Dan lagi ya Jaem, jangan mentang-mentang anak orang polos mau seenaknya lo polosin"

"Justru itu my brother, jangan pernah lewatkan kesempatan yang ada. Kalau ada hidangan nikmat harus segera di santap biar ena" Jaemin menaikturunkan alisnya sembari menyeringai kecil. "Lebih baik Lo urusin maung lo itu. Urusan jodoh gue biar gue yang urus dan lo urus jodoh lo sendiri ntar keburu di embat lilin nangis 7 hari 7 malam lo"

"Jadi sekarang gimana? Papa mertua pasti jagain ketat dua anak manisnya" Jeno pusing.

"Gak ada cara lain, kita pelet aja papa Yuta nya" ucap Jaemin sebelum akhirnya mendapatkan geplakan sayang dari Jeno.

TBC.

simijwii_ & Zia.

Cari Jodoh (Jaemsung & Noren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang