VIII. Emosi Sesaat

693 101 14
                                    

Ini pendek sih, tapi kalo gak up sekarang, gatau kapan lagi bisa up T___T

Happy reading~

Happy reading~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




~
~
~




Suara bola yang didribble oleh Center Tim Basket SMA Garuda itu menggema di lorong sayap kiri Sekolah. Memantul dengan begitu keras, seolah memberitahu pada orang-orang bahwa Sang pemilik bola tidak sedang berada dalam suasana hati yang baik.

Setelah break pertama, permainan Naresh lebih agresif dan tanpa kontrol. Ia kehilangan teamwork dengan teman, cukup kacau karena membuat Si Tuan Rumah kalah telak di arena sendiri. Pelatih sudah meneriakan namanya dan menegurnya beberapa kali. Pada awalnya Naresh akan tenang, namun setelah bersingungan tatap dengan Jake, cowok itu kembali kehilangan kontrol.

"Minggir, monyet!" Teriak Naresh pada siswa yang menghalangi laju bolanya di koridor. Tak terima dibentak, Sang Siswa itu dengan sengaja menghalau jalan Naresh dan membusungkan dadanya.

"Lo yang minggir. Ini koridor bukan Lapangan Basket. Ngapain lo mantulin Bola di sini?"

Naresh menggertakan giginya, membuang Bolanya sembarangan dan meraih kerah siswa tersebut. "Lo berani sama gua?"

"Kenapa gua harus gak berani?" Tantangnya balik.

"WOY WOY WOY! Jangan berantem!"

Chandika adalah orang pertama yang datang, kemudian mencoba memisahkan kedua orang tersebut. Meski agak sulit di awal, namun kedatangan anggota Basket lain mampu membantunya memisahkan Naresh dan Siswa tingkat dua bernama Sultan.

"Udah. Tenang Resh, tenang." Kata Chandika sambil menahan kedua tangan Naresh ke belakang tubuhnya.

Dikira keadaan sudah mulai membaik, Naresh segera diseret menuju ruang ganti khusus Tim Basket yang disediakan oleh Sekolah. Cowok itu duduk dengan nafas yang masih memburu. Tentu karena kelelahan mendribble Bola dari Lapangan sampai ke ruang ganti, juga meredakan emosi yang tiba-tiba naik tadi.

Mood nya benar-benar kacau. Sebelum bubar, ia tadi dimarahi habis-habisan oleh Sang Pelatih dan dihukum untuk melakukan push up 50 kali.

Sial. Kenapa emosinya tiba-tiba tak bisa dikontrol setelah melihat si brengsek Jake itu dengan kurang ajarnya merangkul Winda begitu saja? Hanya sebuah rangkulan seorang kenalan pacarnya, tapi Naresh bereaksi seperti memergoki pacarnya tengah berselingkuh saja. Berlebihan.

"Tarik nafas, Resh. Kemudian hembuskan..."

Naresh tidak menanggapi kalimat dari teman-temannya. Cowok itu dengan hati yang dongkol mencoba meraih beberapa barang di loker dan memasukannya ke dalam Tas. Tanpa mengganti pakaiannya, Naresh hendak pergi lagi dari ruang ganti sebelum Jendra menghadang pintu keluar.

Dreams Come True (Jaemin X Winter) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang