Part 1

10 1 0
                                    

Hai.. selamat membaca!
I hope you enjoy this my story:)
❤️❤️

•••

"Gas, selamat ya!"

"Iya Gas! Lo keren banget di olimpiade Matematika kemaren, Gue salut sama lo!!"

Pagi ini, saat seorang remaja baru saja memasuki kelas. Ia sudah di sambut dengan kata kata pujian oleh kedua orang teman dekatnya.

"Iya. Makasih ya" remaja itu hanya tersenyum pada kedua temannya Brian dan Iqbal sembari duduk di bangkunya. Bagas Ranendra, nama dari anak remaja itu. Sebuah nama yang diberikan oleh ayahnya. Saat 15 tahun yang lalu, ketika ia mengalami koma dan amnesia.

Sekarang bocah itu tumbuh menjadi remaja yang pintar, mudah tersenyum dan baik terhadap sesama. Tingginya yang ideal, berkulit putih dan memiliki rambut ikal yang lebat menjadi idola bagi para siswi di sekolahnya.

Walaupun begitu ia tetap rendah hati pada teman temannya. Sikap inilah yang membuat para guru disekolah begitu kagum pada Bagas.

Diam diam seorang gadis memandang Bagas dari kursi paling belakang. Kemudian salah satu temannya memergoki gadis itu.

"Bal!" ucap Brian pada Iqbal. Ia memberikan isyarat dengan memainkan matanya menunjuk ke arah sang gadis, Iqbal pun mengerti.

"Kenapa Al? Masih sakit ya? Kok ngeliatin kita begitu?" tanya Iqbal yang membuat sang gadis segera memalingkan wajahnya dari mereka bertiga. Brian tertawa kecil melihat tingkah gadis itu yang sedang kepergok oleh Iqbal. Kemudian Bagas menolehkan kepalanya melihat gadis itu.

Merasa sedikit tidak nyaman dengan situasi saat ini. Sang gadis segera memasukkan bukunya kedalam laci meja dan beranjak dari kursinya. Dia melengos pergi begitu saja.

Damia Alea, seorang siswi pendiam
yang selalu mendapat peringkat ke dua setelah Bagas. Seharusnya dia juga ikut dalam olimpiade, tetapi kesehatannya menghalangi dia untuk mengikuti olimpiade itu.

"Mau kemana Al?" tanya Bagas pada Alea yang tidak di jawab, "kalian ini jail banget sih! gak ada kerjaan lain, apa?" lanjutnya memarahi kedua temannya.

"yah, lagian.. dia diem banget sih" jawab Iqbal.

"Iya, Gas. lagian matanya itu loh tadi, ngeliatin kita kayak punya dendam kesumat aja deh" sahut Brian.

"Hussss! Ngomong apaan sih. Gak boleh su'udzon. Kita kan gak tau dia lagi mikirin apa" ucap Bagas menasehati Teman temannya, "Lagian, kalian udah pada siap tugas Fisika?" tanyanya.

"Hehe" ucap Brian sembari menggaruk Faruk kepalanya yang tidak terasa gatal.

"Belum!!" ucap Iqbal dan Brian kompak.

mendengar jawaban teman temannya ia hanya menggeleng gelengkan kepalanya sembari menyodorkan buku tulis bertuliskan Fisika.

...

"Lo mau ngajak gue ke mana sih Cell?harus ya, narik tangan gue kayak gini?" tanya seorang siswi yang sedang ditarik tangannya oleh seorang siswa berambut gondrong.

"udah Lo diem aja!" ucapnya dingin. remaja itu tidak menggubris pertanyaan yang di lontarkan sang siswi. Kemudian setelah mereka berdua berada di belakang sekolah, siswa itu melepaskan cengkeramannya pada seorang siswi.

SomedayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang