9

759 105 44
                                    

*sehari sebelum pesta perayaan

"Marry."

kepala pelayan itu membungkukkan badannya ketika Sakura memanggilnya, ia begitu siap siaga dengan apapun yang akan sang Permaisuri katakan.

"anda sudah menemukan peramal yang saya maksud?" tanyanya yang di jawab oleh sang wanita dengan anggukkan.

"sudah Yang Mulia. tapi kami masih bingung menentukan tempat untuk bertemu sebab anda adalah sosok yang begitu mencolok. agaknya akan sulit untuk keluar tanpa di ketahui oleh siapapun." terangnya yang memang disetujui oleh Sakura.

bagaimana caranya menyelinap tanpa di curigai? Naruto mungkin tidak mengawasi Sakura 24 jam, ia juga pasti sibuk dengan berbagai tugas nya tapi tidak mungkin begitu mudah mengelabui para prajurit atau Ksatria. minimalnya ia harus menyelinap dengan menyamar.

"begini saja. kita keluar secara diam-diam kemudian saya akan melanjutkan perjalanan sendirian untuk mendatangi kediaman peramal itu. katakan saja dimana tempatnya."

mendengar itu, Marry tentu saja terkejut.

"anda akan pergi seorang diri Yang Mulia? bukankah itu berbahaya?"

Sakura menganggukkan kepalanya setuju dengan opini Marry, memang berbahaya tapi ia harus melakukannya bukan?

"saya akan membawa anda dengan Vian. sebab postur tubuh saya dengan Vian tidak lah berbeda jauh. saat di tengah kota nanti saya akan memerintahkan dia untuk membeli beberapa gulung kain. sebelumnya saya dengan Vian akan bertukar pakaian dan Vian harus berpura-pura menjadi saya sampai saya kembali."

"apakah anda berpikir bahwa ini akan berhasil Yang Mulia?"

"tentu saja."

"baik Yang Mulia." wanita paruh baya itu menganggukkan kepala nya mengerti, tidak perlu untuk berdebat lagi jika Sakura sudah se-percaya diri ini.

"omong-omong Marry. saya minta tolong, tolong sampaikan pada koki dapur istana untuk membuat makanan manis dalam jumlah banyak untuk acara perayaan ulang tahun saya. setidaknya setengah lebih banyak dari resep awal karena saya sangat menyukai nya."

"baik Yang Mulia, saya mengerti." lagi-lagi wanita itu mengangguk.

"satu lagi Marry. carilah seseorang yang dapat anda percaya dan perintahkan dia untuk ke perguruan tinggi kedokteran. mintalah dia untuk memberikan jurnal ini pada seorang pemuda bernama Itachi tanpa melibatkan nama saya sama sekali."

tanpa bertanya apapun lagi, Marry segera menanggapi setumpuk buku yang Sakura sodorkan pada nya dan pamit untuk undur diri.

Sakura menyenderkan pundak kirinya pada jendela kamar nya yang begitu besar, dipikirannya terdapat berbagai macam hal yang mengganggu kewarasannya.

beberapa hal cukup membuatnya merasa tidak pantas untuk menjadi seorang permaisuri, bagaimana pun juga ia hanya lah seorang pekerja kantoran yang berasal dari dunia modern. keinginannya untuk bertahan hidup sudah melenceng jauh dari niatan awal nya untuk hanya kabur dari istana dan serangan tak terduga dari pihak rival nya cukup membuatnya goyah.

bagaimana pun juga Hinata adalah sosok yang sudah dibuat sedemikian rupa, menyakiti segelintir rakyat biasa bukanlah masalah bagi nya, tapi bagi Sakura, rasanya itu merupakan suatu tindakan yang sangat kejam. ditambah lagi ia mengetahui dengan jelas bahwa Permaisuri Sakura sangat mencintai dan menghormati rakyatnya.

ia tidak bisa begitu saja mengorbankan beberapa rakyat demi menjatuhkan Hinata yang belum tentu dapat dijatuhkan dengan begitu mudahnya.

maka dari itu, demi memberi gertakan yang setimpal bagi Hinata, Sakura memerintahkan Marry untuk memberikan jurnal kesehatan terkait perawatan simptomatik pada seorang pemuda cerdas di perguruan tinggi.

OUR DESTINY (Narusaku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang