Putri Kaya Yang Mahakuasa sangat keren [3]

Bab 508 - Mungkinkah Dia Palsu?

Dai Yixin dengan cepat mengencangkan cengkeramannya pada pistol dan berkata dengan suara rendah, "Sedikit. Tapi tidak apa-apa."

Qi Yeli tidak bisa tidak menghormati Dai Yixin lagi.

Dia melihat betapa tipisnya pakaiannya, jadi dia melepas jaketnya dan melemparkannya ke arahnya, "Pakai. Malam ini, kami semua mengandalkanmu."

Dai Yixin, "..."

Dai Yixin mengenakan jaketnya dan kemudian mendengar tawanya.

Tawa itu terdengar serak dan kasar. Itu tidak menyenangkan di telinga.

"Pahlawan nasional apa ini... Jadi sekelompok orang bodoh yang dipimpin oleh seorang idiot hari ini. Tidak heran saya harus menunggu begitu lama di sini. "

Mata Qi Yeli menajam dan dia dengan cepat mendapatkan banyak energi, "Ini Di Rong!"

Qi Yeli bergegas maju seperti anak panah yang meninggalkan busurnya.

Di Rong mengangkat senjatanya dan menembaknya. Qi Yeli dengan cepat berguling di tanah.

Polisi lain bergegas masuk setelah mereka menyaksikan ini.

Sekarang Dai Yixin tidak memiliki perlindungan lagi, dia kehilangan semua ketenangannya.

Kakinya bereaksi seperti disuntik timah. Dia tidak bisa bergerak sedikit pun.

Ketika pemirsa TV melihat ini, mereka dengan cepat mulai berkomentar.

"Ada apa dengan pahlawan nasional itu? Semua polisi lain bergegas masuk, tetapi mengapa dia tetap diam?"

"Bahkan sebelumnya, dia bertingkah seperti dia takut. Saya pikir itu karena dia kedinginan dan menggigil. Tapi sepertinya tidak demikian. Aku begitu bingung."

"+1. Aku tahu dia gemetar melalui layar. Lihat, kameranya tidak bergetar. Ini berarti bahkan jurnalis itu tidak takut seperti dia sekarang!"

"Aku bisa tahu dalam cahaya redup bahwa wajahnya hijau karena ketakutan. Apakah dia benar-benar pahlawan nasional yang memimpin kepolisian sukses tiga tahun lalu? Apa dia sedang bermain dengan kita?" Seseorang akhirnya mengungkapkan kecurigaan semua orang.

"Mungkinkah dia palsu?"

"..."

Pemirsa di depan TV bukan satu-satunya yang bereaksi seperti ini. Ketika semua polisi di tempat kejadian menembak Di Rong dan melewatkan setiap tembakan, mereka berbalik untuk melihat pahlawan nasional.

Dai Yixin tidak dapat membaca komentar dan tidak ingin bereaksi terhadap polisi yang mengaguminya.

Ketika dia melihat wajah ganas Di Rong, seluruh pikirannya menjadi kosong.

Sejak kecil, dia diajari sopan santun dan bersikap anggun. Dia bekerja keras dan menggunakan kemampuannya sendiri untuk berenang ke atas di masyarakat.

Yang dia pelajari hanyalah bagaimana menjadi wanita yang pantas. Dia selalu berpikir bahwa berkelahi di jalanan adalah untuk kekerasan dan tidak berpendidikan.

Menangkap penjahat? Dia bahkan tidak tahu pertahanan diri yang paling dasar. Bagaimana mungkin dia tidak takut dengan apa yang terjadi sekarang?

Saat dia ketakutan setengah mati, salah satu polisi yang berusaha meraih Di Rong tertembak di dada.

Situasi menjadi intens. Akhirnya, seseorang menoleh ke Dai Yixin.

"Pahlawan nasional? Seseorang terluka. Kenapa kamu tidak melakukan apa-apa?! Apa yang Anda pikirkan?!"

Dai Yixin tersentak kembali ke dunia nyata berkat tembakan itu. Dia mengertakkan gigi dan mengarahkan senjatanya ke Di Rong.

Peluru pergi dengan "ledakan". Qi Yeli, yang baru saja akan berhasil mendekati Di Rong, mengelak untuk menghindari tembakan.

Qi Yeli terpaksa mundur. Tidak lagi bisa menahan diri, dia mengutuk, "Apa-apaan ini! Di mana Anda menembak?! Kamu di pihak siapa ?! "

Tangan Dai Yixin bergetar dan tembakan kedua yang dia ambil mengenai lengan Mo Ran.

Mo Ran, "..."

Qi Yeli, "..."

Yang lain, "..."

Bahkan Di Rong membeku kaget sesaat sebelum tertawa terbahak-bahak, "Ini pahlawan nasionalmu? Apakah kamu mencoba membunuhku dengan humor ?! "

Pada saat itu, para penonton di depan TV mereka menjadi gila.