2

33 3 0
                                    



Hogwarts, sekolah sihir yang berada di antara pegunungan dan hutan belantara di Skotlandia. Bangunan sekolah itu berupa kastil besar dengan para penghuni kastil yang unik-unik. Mulai dari para siswa, hantu-hantu, hewan-hewan aneh, lukisan yang hidup, dan masih banyak lagi

Rose benar-benar terkesima pada sekolah yang satu ini. Tak terpikirkan olehnya bahwa ia terlahir sebagai seorang penyihir. Rose berdiri ditengah-tengah kerumunan siswa-siswi baru tahun pertama yang akan bersekolah di Hogwarts, rasanya sangat aneh karena hanya dia yang tertua di antara anak-anak manis yang ditakdirkan menjadi seorang penyihir

Seorang wanita tua dengan topi kerucut besarnya berdiri dihadapan mereka "sebentar lagi kalian akan masuk ke dalam aula utama kemudian kepala sekolah akan memberi beberapa arahan setelah itu ketika namamu disebut maka majulah kedepan" jelasnya singkat

Lalu tak berselang lama pintu aula utama yang sangat besar itu perlahan terbuka, menampilkan ruangan besar yang dihuni oleh banyak sekali orang dan para pengajar di Hogwarts. Rose kembali berdecak kagum menatap langit-langit yang nampak indah dengan ribuan lilin yang melayang di atas sana

"ekhem.. aku sebagai kepala sekolah Hogwarts hanya ingin mengucapkan selamat datang di Hogwarts untuk para siswa-siswi baru"

Lalu suara riuh tepuk tangan menggelegar memenuhi seisi ruangan. Wanita tua tadi berdiri didepan dengan sebuah topi kerucut yang dipegangnya dan segulung kertas panjang ditangan satunya

"Rosalie Laurant"

Rose terkejap kaget ketika namanya yang pertama disebut, mungkin karena hanya dia satu-satunya siswi tertua diantara para siswa tahun pertama

"ayo maju nona Laurant"

Rose menghela nafas, dengan berani ia mengambil langkah maju dan duduk di kursi yang disediakan. Wanita tua disampingnya kemudian meletakan topi kerucut tersebut pada kepalanya, dan topi tersebut mulai bergerak serta bersuara

"hmm... sangat unik, hatinya selembut kapas namun egonya sekeras batu. Baiklah... Hufflepuff!"

Suara tepuk tangan kembali memenuhi seisi ruangan, Rose tersenyum ketika jubah yang dikenakannya mulai berubah menjadi warna kuning, dengan segera ia melangkah mendekat ke arah meja Hufflepuff

Rose sangat senang karena bersyukur tak disortir ke asrama Slytherin. Namun ia sedikit malu karena dikatai egonya sekeras batu oleh topi kerucut tadi

"Hai, namaku Amy" ujar seorang gadis disamping Rose sembari mengulurkan tangannya

Rose menerima uluran tangan gadis bernama Amy tersebut "panggil saja aku Rose.."

"Selamat datang di keluarga Hufflepuff"

Rose tersenyum menanggapi senyuman hangat yang diberi beberapa orang dari asramanya, mereka semua sangat ramah

Setelah selesai menyortir semua siswa tahun pertama, makan malam pun dimulai. Beragam macam hidangan tiba-tiba saja tersedia diatas meja, entah dari mana semua makanan itu berasal, tapi yang pasti hanyalah perut Rose yang sudah berbunyi sedari tadi karena kelaparan

Amy mengambil sepotong kue strawberry dan meletakkannya di piring kemudian memberi piring tersebut pada Rose. Rose sungguh tersentuh dengan sikap teman-teman seasramanya, benar yang dikatakan oleh Ginny bahwa asrama Hufflepuff sangat mengutamakan kemurahan hati

Red Rose Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang