5~ Suatu Hari bersama Kak Arsen 🚲

7 0 0
                                    

Waktu terasa begitu cepat karena weekend telah tiba. Biasanya dihari libur shiera membantu ibunya membuat dan mengantar pesanan kue. Selain bekerja dikeluarga Widiandra Ibunya juga biasa membuat kue sebagai pekerjaan sampingan dan itu bisa dilakukan ketika weekend. Udara pagi yang masih segar membuat shiera memilih mengawali hari dengan olahraga. Kali ini ia memilih untuk bersepeda karena sudah lama sekali ia tidak melakukannya.

Saat hendak melewati pagar rumah ia melihat ada Arsen yang sepertinya hendak olahraga juga terlihat dari pakaian yang dikenakannya.

"Kak Arsen mau olahraga juga?" Shiera menghampiri Arsen dengan menuntun sepeda yang belum sempat ia naikin.

"Kamu mau sepedahan?" Arsen menunjuk sepeda yang dibawa Shiera dan ia menjawab dengan anggukan.

"Kayaknya seru juga. Kalau aku ikut sepedahan boleh nggak?"

"Boleh." Tanpa ragu shiera langsung menyetujui keinginan Arsen.

"Tunggu disini dulu ya aku mau ambil sepedanya." Arsen buru-buru kembali kerumah untuk mengambil sepeda miliknya. Tidak perlu waktu lama ia sudah kembali bersama sepedanya.

Shiera merasa kini dirinya jadi dua kali lebih semangat dari sebelumnya. Jangan bilang karena ia akan olahraga bersama dengan Arsen.

Mereka mengayuh sepeda perlahan menjauhi pekarangan rumah. Rumah mereka terletak dikawasan yang jauh dari rumah warga lainnya. Disepanjang jalan ditumbuhi pohon-pohon yang membuat suasana jalanan menjadi lebih menyenangkan ditambah jalanan yang tidak begitu ramai membuat siapa saja yang melewatinya merasakan ketenangan.


Sudah lebih dari satu jam mereka mengayuh sepeda menikmati jalan dan udara pagi. Sekarang mereka memutuskan untuk istirahat didekat taman. Mereka memilih duduk dikursi bawah pohon yang disuguhi pemandangan danau.

Disekitar taman juga ada beberapa orang yang melakukan olahraga seperti yoga atau sekedar jalan santai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disekitar taman juga ada beberapa orang yang melakukan olahraga seperti yoga atau sekedar jalan santai.

"Ini minum dulu." Arsen kembali dangan membawa sebotol air mineral  dan memberikannya kepada Shiera.

"Makasih kak."

Keduanya sama-sama mulai meneguk air mineral itu karena kelihatan mereka sudah kelelahan.

"Rasanya udah lama banget nggak naik sepeda, terkahir kayaknya waktu masih Sd deh" Arsen mulai membuka pembicaraan.

"Serius kak selama itu? Emang di Bali nggak ada sepeda ya?" Dengan nada polosnya Shiera bertanya.

"Banyak. Cuma waktunya yang nggak ada. Disana aku selalu sibuk bantuin Kakek dan Nenek ngurusin resort nya. Terutama dihari weekend pasti bakalan ramai banget."

"Aku juga cuma sesekali bisa naik sepeda kayak gini, karena biasanya kalau weekend sibuk bantuin Ibu bikin pesanan kue."  Shiera gantian bercerita tanpa disuruh. Tapi Arsen tampak mendengarkan dengan serius.

"Bu Mida buat kue juga?" Tampak Arsen terkejut mendengar penjelasan Shiera.

"Iya kak. Kenapa?"

"Pasti kue-kue buatan Bu Mida enak soalnya masakannya juga enak-enak."

"Makanan apa aja yang dibuat sama Ibu rasanya pasti enak dan nggak pernah mengecewakan."

Bu Mida memang paling jago kalau urusan masak memasak. Siapa saja yang memakannya pasti akan ketagihan.

"Kapan-kapan kakak harus cobain kue buatan ibu." Arsen mengangguk menyetujui.

"Eh udah jam berapa sekarang kak?" Shiera tidak membawa jam dan juga hp nya jadi ia bertanya pada Arsen karena ia terlihat memakai jam tangan.

"Udah jam sembilan lewat." Arsen mengecek jam ditangannya.

"Kalau kita balik sekarang gimana kak?"

"Boleh."

Mereka beranjak dari duduknya dan kembali menghampiri sepeda masing-masing untuk segera pulang.

Saat melewati jalan panjang menuju rumah tiba-tiba rantai sepeda milik shiera copot. Arsen yang menyadari hal tersebut ikut berhenti.

"Kak kayaknya rantai sepeda aku copot deh. Aku benerin dulu." Ucap shiera sedikit berteriak karena Arsen yang sudah lebih dulu berada didepan.

Memang sepedanya itu sudah sering kali copot rantainya tapi ia belum sempat untuk memperbaikinya.

Shiera mencoba memasang kembali rantai sepeda miliknya namun belum juga berhasil padahal itu adalah hal yang sudah biasa dilakukan olehnya dan kini tangannya juga sudah hitam akibat memegang rantai sepeda.

Arsen yang masih berada diatas sepedanya memperhatikan Shiera yang tampak kesusahan. Ia memutar sepedanya dan menghampiri shiera.

"Sini biar aku coba benerin." Arsen menstandarkan sepedanya dan mengambil alih pekerjaan shiera.

Tangan Arsen berkutik memegangi rantai yang hitam itu dan berusaha memasangnya kembali. Setelah beberapa lama akhirnya rantai sepeda itu kembali terpasang.

"Akhirnya bisa juga."  Shiera bernafas lega.

"Ya udah ayok lanjut lagi! Kamu didepan aja nanti takutnya rantai sepedanya copot lagi." Shiera mengangguk.

"Tunggu dulu!." Shiera baru saja hendak menaiki sepedanya namun Arsen menghentikan nya.

"Kenapa kak?"

"Itu dipipi kamu hitam-hitam." Shiera reflek memegang pipinya namun ternyata itu adalah kesalahan karena tangannya masih kotor akibat memegang rantai tadi. Dan kini noda di pipinya semakin bertambah.

"HA HA HAA..." Suara tawa yang cukup kencang tiba-tiba terdengar dijalanan yang kebetulan lengang tidak ada kendaraan berlalu-lalang.

Melihat Arsen yang menertawakannya membuat pipi shiera terasa panas dan salah tingkah sekaligus malu.

"Ih kak Arsen kok malah ketawa sih?"

"Aduh maaf-maaf." Akhirnya Arsen berhenti tertawa. Ia tampak mengeluarkan sesuatu dari tas kecil yang dibawanya.

Setelahnya Arsen mengulurkan tangan untuk membersihkan pipi shiera menggunakan handuk kecil yang dibawanya. Perlakuan Arsen yang tiba-tiba itu membuat shiera diam mematung. Detak jantungnya juga menjadi tidak karuan ditambah pipinya yang rasanya sudah merah merona tapi untungnya bisa tertutupi dengan noda hitam.

"Nah sekarang udah lebih mendingan nanti tinggal lanjut cuci muka kalau udah sampai rumah." Arsen begitu santai tanpa memperdulikan bagaimana perasaan gugup shiera sekarang.

"Makasih ya kak." Tidak ingin berlama-lama dalam situasi seperti ini shiera buru-buru menaiki sepedanya. Arsen pun akhirnya ikut menaiki sepeda miliknya juga. Dan mereka melanjutkan perjalanan pulang kerumah.

🌼🌼🌼

Saat berjalan melewati halaman mereka bertemu dengan Ibram yang tengah bersantai disebuah ayunan sambil memainkan hp nya. Ibram menyadari kedatangan Arsen dan Shiera yang langsung ditatapnya sinis.

Rasanya Shiera ingin mencongkel mata Ibram saat ia menatapnya tadi. Memang bertemu manusia seperti Ibram membuat dirinya akhir-akhir ini menjadi lebih emosian. Padahal hanya karena kejadian malam itu tapi mampu membuat shiera jadi sangat membencinya. Tapi kenapa diluar sana banyak cewek-cewek yang begitu mengaguminya.

Karena ia ingin hidup tenang dan tidak mau berurusan dengan Ibram, shiera memilih diam. Ia juga tidak berniat sama sekali memberitahu kepada siapapun kalau sebenarnya Ia kenal dengan Ibram bahkan tinggal ditempat yang sama. Jika saja shiera jahat bisa saja ia melakukannya dan akan ada banyak cewek-cewek diluaran sana yang iri kepadanya.

Shiera melanjutkan jalannya sambil menuntun sepeda menuju rumah sementara Arsen menghampiri Ibram.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 11, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PRINCESS UPIK ABUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang